Dinner

18 4 0
                                    

Sesampainya di depan pintu apartemen Jungkook, laki-laki bergigi kelinci itu melirik gadis disebelahnya sekilas lantas menekan kombinasi angka sandi kunci rumahnya. Tak sampai 3 detik, pintu kayu besar itu terbuka dan aroma masakan yang amat sedap dan menggoda menyeruak seperti merangsek ingin keluar.

Hana mengekori Jungkook yang sudah melesat masuk tanpa mengatakan apapun. Saat mulai memasuki ruang tamu apartemen Jungkook, Hana dibuat terpukau. Bagaimana tidak, ruangan dengan warna kombinasi hitam, putih dan abu-abu di beberapa sisi itu tidak terlalu lebar namun terdapat sebuah etalase kaca berisi banyak karakter ironman, sebuah sofa hitam bludru dengan meja kaca yang terlihat mewah dan lampu kecil di pojok ruangan membuat ruangan itu benar-benar terlihat luar biasa, ditambah sebuah lukisan dan lampu gantung di atap membuat ruangan itu tampak lengkap.

Belum selesai dengan ruang tamu, Hana kembali di buat terpukau dengan tempat menonton tv, dengan nuansa warna hitam, putih dan abu-abu yang masih menjadi pilihan, sebuah televisi layar datar ukuran besar yang diletakkan diatas nakas berwarna putih, DVD player, X-box, joy stick, nintendo switch dan beberapa pajangan juga sebuah sofa berbahan kulit membuat ruangan itu benar-benar tampak nyaman.

Melirik ke arah meja makan, sebuah meja besar berlapis kaca dengan empat buah kursi kayu di sekelilingnya juga tampak senada dengan perabotan lain.

"Oh rupanya yang ditunggu sudah datang." Ucap papa Jungkook yang sepertinya baru keluar dari kamar mandi dekat kamar tamu.

Hana membungkuk memberi hormat, "Halo paman, bagaimana kabarnya? Perkenalkan saya Hana." Ucapnya sambil mengulurkan tangan.

Papa Jungkook segera menyambut tangan Hana, "Kabar baik nak, bagaimana denganmu?"

"Hana juga baik paman." Jawab Hana tetap dengan senyumnya yang dibuat senatural mungkin.

"Jangan mengobrol disana, ayo sini, makanannya sudah siap." Ucap mama Jungkook dari sebelah meja makan.

Ketiga orang itu lantas menuju meja makan, mereka saling mempersilahkan satu sama lain untuk duduk, sementara mama Jungkook duduk paling akhir karena ia harus mengembalikan celemek yang ia gunakan ke dapur.

"Halo bibi, bagaimana kabarnya? Perkenalkan saya Hana." Kata Hana pada mama Jungkook juga sembari mengulurkan tangannya.

"Halo nak, kabar baik, bagaimana denganmu?" Jawab mama Jungkook dengan ramah.

"Baik juga bi." Balas Hana.

Setelah saling memperkenalkan diri satu sama lain mereka mulai menyantap hidangan, sesekali papa dan mama Jungkook menanyakan berbagai macam hal kepada Hana untungnya semua pertanyaan klasik itu dijawab oleh Hana dengan yakin dan nampaknya berhasil membuat orangtua Jungkook terkesan, sampai tibalah pada pertanyaan mengenai orangtua dan keluarga Hana.

"Nak, jadi kapan kami bisa bertemu keluargamu? Mereka akan datangkan nanti? Sebenarnya tidak banyak hal yang ingin kami bicarakan dengan mereka sih, hanya saja akan lebih baik jika kami bisa bertemu keluarga besarmu sebelum kalian menikah nak, supaya lebih akrab." Tutur mama Jungkook.

Hana terdiam, kali ini kepercayaan dirinya yang semula penuh dan tak mengkhawatirkan apapun mendadak surut bahkan hilang, alasan apa yang harus ia katakan pada orangtua Jungkook? Mengatakan yang sejujurnya kalau papanya sakit jadi keluarga besarnya tidak bisa menghadiri pernikahannya dengan Jungkook nanti? Tapi apakah itu akan membuat mereka percaya dan tetap meneruskan semuanya? Tapi kalau nanti mereka jadi mengundur pernikahannya sampai keadaan ayahnya membaik agar keluarga besarnya bisa datang? Tidak tidak, segalanya akan rumit kalau begitu.

"Nak? Kau tidak apa-apa?" Tanya mama Jungkook ketika melihat Hana melamun.

"Ah iya bi? Sampai mana tadi?" Jawab Hana gugup.

Pepromeno [BTS JUNGKOOK] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang