Bertemu

19 6 0
                                    

Jam tangan hitam yang melingkar di tangan kanan Jungkook menunjukkan pukul tujuh lebih lima menit, sebuah masker hitam menutup sebagian wajahnya, entah ada angin apa kali ini laki-laki tampan itu ingin mengenakan masker. Begitu ia masuk, pelayan menyambutnya dengan ramah, nampaknya meski ia menutup wajahnya dengan masker orang-orang tetap bisa mengenali siapa pemilik wajah tampan itu.

"Restoran ini punya ruang VIP? Aku harus membahas sesuatu yang penting dengan seseorang." Tanya Jungkook pada salah seorang pelayan.

"Punya tuan, tapi apakah anda sudah melakukan pemesanan? Ruang VIP kami terbatas dan anda harus melakukan pemesanan terlebih dahulu." Jawab sang pelayan.

Jungkook berdecak jengkel, "Aku ingin berbicara dengan manager kalian!" Ucapnya.

Pelayan itu lantas memanggil seorang laki-laki berjas yang sedari tadi tampak berbicara dengan pelayan lain, laki-laki itu lantas mendekat, "Ada yang bisa kami bantu tuan?" Ucapnya dengan sopan.

"Aku butuh ruang VIP sekarang tapi waitress mengatakan aku harus melakukan pemesanan terlebih dahulu, aku tidak punya banyak waktu, aku bersedia membayar lebih jika ada ruang VIP yang tersedia saat ini." Kata Jungkook tanpa basa basi.

Manager itu tampak berbisik pelan dengan pelayan yang tadi menyambutnya, keduanya lantas mengangguk. "Mari saya antar tuan." Kata manager.

Jungkook mengekori manager itu berjalan melewati meja para tamu dan pengunjung restoran malam itu. Netranya menyipit ketika menangkap sosok yang akan ia temui, tak mau jadi pusat perhatian, Jungkook memilih menelepon gadis itu.

📱1
'Lu lama banget sih anjir?!' Maki Hana segera setelah telepon tersambung.
"Ruang VIP deket kasir, gue tunggu disitu." Kata Jungkook.
'Eh lu seenaknya...' Jungkook segera memutus sambungan telepon karena ia tau gadis itu akan segera memaki-makinya.

Ceklek...

Suara gagang pintu tak membuat Jungkook mengalihkan perhatiannya dari ponselnya, bahkan sampai Hana duduk di kursi yang berhadapan dengan Jungkookpun tak membuat laki-laki itu memalingkan pandangan walau cuma sekilas dari ponselnya.

"Ekhem, tuan Jeon Jungkook!" Kata Hana mengintrupsi.

Jungkook mengangkat kepalanya menatap Hana, ia mengangkat satu alisnya namun tak mengatakan apapun.

"Jadi bahas ini ngga sih? Gue balik nih kalau ngga jadi, gue sibuk!" Gertak Hana.

Jungkook mendengus kesal, ia lantas memasukkan ponselnya ke saku jaket baseball yang ia kenakan saat itu.

"Harus banget ya kita ngobrol disini?! Diluar ajalah, disini cuma berdua udah kayak mau ngapain aja!" Omel Hana.

"Lu berisik ya! Lu lupa siapa gue? Lu seenaknya aja ngajakin duduk di luar bareng orang-orang, terus nanti kalau ada wartawan yang nguntit atau nguping bisa jadi boom! Berita pernikahan settingan ini ramai lalu gue kehilangan kerjaan gue, gitu maksud lu?!" Balas Jungkook.

Hana tertegun sejenak, perkataan Jungkook ada benarnya, walau rasanya aneh saja kalau harus satu ruangan dengan laki-laki yang tak begitu dikenalnya tapi kalau urgent begini ya mau bagaimana lagi.

"Ya ngga gitu juga maksud gue, cuma kan gue ngerasa aneh aja kalau berdua doang sama lu disini." Gumam Hana.

"Apa? Ngomong yang jelas deh sayang, lu ngomong kayak orang kumur-kumur!" Maki Jungkook.

Hana menatap Jungkook tajam segera setelah Jungkook mengatakan kalimatnya. Namun itupun tak berlangsung lama, obsidian Jungkook yang memang luar biasa mempesona itu membuat Hana memilih melempar pandangan ke arah lain daripada ia nanti menemukan yang tidak-tidak dari tatapan Jungkook.

Pepromeno [BTS JUNGKOOK] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang