Kedatangan Orang Tua

6 0 0
                                    

Mendengar pertanyaan Jungkook, Taehyung seketika menatapnya iba, "Masih belum ada perkembangan yang signifikan, Hana masih belum sadar Kook, but don't worry, everything will be okay." Jawab Taehyung sambil mengusap pelan punggung Jungkook.

Sementara Jungkook yang mendapat jawaban demikian hanya bisa mendengus pelan, penyesalan dan pikiran-pikiran penghakiman darinya untuk dirinya sendiri masih terus menghantui seperti tak memberi celah untuk Jungkook agar sekadar bernafas lega.

Malam semakin larut, pekatnya telah menyelimuti seluruh bagian dari Korea, hanya temaram lampu yang bisa diandalkan sebagai pengganti sinar matahari, itupun sebagian sudah padam. Sementara Taehyung masih tampak sibuk dengan laptopnya, pria bersurai coklat itu tampak fokus menatap layar persegi yang berjarak tak jauh dari wajahnya. Meski gurat lelah telah terpatri jelas di wajah rupawannya, namun nampaknya ia sama sekali belum berpikir untuk mengistirahatkan dirinya.

Sesekali pandangan pria tampan itu terangkat untuk mengamati Jungkook yang sudah terlelap di atas ranjangnya, tak bisa dipungkiri, iba masih membelenggu hatinya ketika melihat banyaknya perban yang melekat pada tubuh sosok yang sudah dianggapnya sebagai adik itu.

"Han…" Terdengar suara lirih dari Jungkook namun Taehyung hanya melirik lantas melanjutkan pekerjaanya tanpa bertindak apapun.

"Han… Jangan tinggalin gue…" Kali ini gumaman Jungkook terdengar jelas namun lagi-lagi Taehyung bergeming.

"Gue tau ini salah gue Han! Tolong bertahan, gue gak bisa hidup tanpa lo Hana!" Taehyung yang semula acuh akhirnya memilih meletakkan laptopnya dan segera berlari mendekati ranjang tempat pria bergigi kelinci itu terbaring, ia menepuk pelan pipi pemuda itu sambil memanggil namanya, berharap dengan itu ia bisa membangunkan Jungkook dari mimpi kelam yang kini tengah menjebaknya.

"Jungkook please bangun! Buka mata lu Kook!" Ucap Taehyung, kepanikan kini seolah menyelimuti seluruh ruangan.

Taehyung masih terus berusaha membangunkan Jungkook sampai akhirnya pria muda itu berhasil membuka matanya, raut wajahnya masih jelas menampakkan ketakutan, bulir keringat juga tampak mengucur dari dahinya, sepertinya Taehyung tau mimpi seperti apa yang baru saja hadir menghampiri Jungkook.

Masih dirundung ketakutan, Jungkook langsung menggenggam erat lengan Taehyung, ia mencari apapun di dekatnya yang bisa ia jadikan pegangan, nampaknya mimpi yang baru saja datang menghampirinya bukanlah sekadar mimpi buruk biasa.

"It's okay Kook, cuma mimpi, gapapa, atur nafas lu." Ujar Taehyung yang berusaha menenangkan Jungkook.

Setengah jam berlalu, Jungkook sudah jauh lebih tenang, namun kini justru tatapannya kosong mengarah pada jendela yang tirainya terbuka sedikit, ada celah untuk melihat pekatnya malam di luar sana.

Jam menunjukkan pukul 2 pagi, Taehyung sudah membereskan laptopnya dan kini pria itu tengah berbaring di sofa sembari memainkan ponselnya, nampaknya pria itu juga tak dapat memejamkan matanya walau tubuh telah berteriak memohon agar diistirahatkan.

Pukul 3 pagi, baik Taehyung maupun Jungkook telah terlelap dan berlayar ke alam mimpi masing-masing, wajah keduanya tampak tenang, sepertinya peri mimpi membuai mereka dalam dunia yang tak dapat digapai.

~

Keesokan harinya ketika sang surya pelan-pelan mulai menunjukkan eksistensinya, Taehyung tampak mengulat, ia merasakan kehadiran seseorang di dekatnya, aroma parfum khas wanita yang manis dan amat familiar mulai menyapa penciumannya, membuat pria bersurai coklat itu pelan-pelan mulai membuka matanya.

Ditangkapnya sosok sang kakak ipar tengah duduk di sofa, tatapannya lurus memandang sosok pria gagah yang mengenakan kemeja dan celana bahan, pria itu berdiri di dekat jendela, sepertinya tengah mengamati sesuatu.

Pepromeno [BTS JUNGKOOK] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang