Awalnya...

33 8 0
                                    

Malam ini sebenarnya suasana hati Jungkook sedang tak begitu baik, sore tadi setelah pulang dari kafe ia segera kembali ke apartemennya untuk 'sekali lagi' mengistirahatkan dirinya dari segala hal yang akhir-akhir ini membuatnya pusing. Namun tak berselang lama setelah ia sampai apartemennya, nyonya Kim, begitulah Jungkook memanggil wanita yang menjadi istri dari bos pemilik agensinya -wanita yang ia temui tadi siang di ruangan bosnya- tiba-tiba mengirimkan sebuah pesan berisi alamat restoran, wanita itu tak mengatakan apapun selain meminta Jungkook untuk datang ke restoran itu pukul tujuh malam ini.

Dengan malas Jungkook bangkit dari tidurnya, laki-laki itu lantas merapikan dirinya dan bersiap untuk menemui sang bos beserta istri. Pakaian serba hitam selalu menjadi pilihan style paling 'selamat' dan nyaman bagi model terkenal itu. Setelah menyemprotkan parfum ke beberapa bagian tubuhnya, Jungkook lantas pergi ke basement, sebelum keluar unitnya tadi tangannya sempat menyambar jaket denimnya beserta dompet, ponsel dan kunci mobil.

'One Cuisins Restaurant' tulisan besar bercahaya ungu terang itu menyambutnya ketika laki-laki bergigi kelinci itu selesai memarkirkan mobilnya. Jungkook lantas masuk segera setelah mengatakan pada pelayan bahwa temannya sudah di dalam. Obisidian indah itu menyapu hampir seisi ruangan sebelum seorang laki-laki yang tidak asing melambaikan tangan dari ambang pintu sebuah ruangan, Jungkook segera menghampiri orang itu yang ternyata telah menyiapkan sebuah ruang VIP dengan sebuah meja besar di tengah ruanganya. Laki-laki yang tadi memanggilnya itu kini duduk satu meja dengan istrinya dan seorang gadis yang sepertinya tidak asing.

"Welcome Jungkook." Sambut nyonya Kim.

Jungkook tersenyum, mengangguk sekilas lalu duduk di sebelah Mr. Kim.

"Perkenalkan, dia Hana seorang designer." Kata nyonya Kim memerkenalkan gadis di sebelahnya.

"Hana, dia Jungkook, kau pasti tau dia, model ternama yang kini sedang ramai dibicarakan." Sambung nyonya Kim, Jungkook dan Hana lantas berjabat tangan.

"Ntar deh, bukannya lu yang tadi sore di cafe D'love?" Tanya Hana.

Jungkook tak langsung menjawab, ia menatap Hana kebingungan sambil berusaha mengingat-ingat siapa saja yang ia lihat di kafe sore tadi.

"Ah ternyata lu, lu tau ngga cara lu natap gue ngeselin banget! Lu bisa gasih nggak lihat gue dengan tatapan kayak gitu?" Maki Jungkook.

"Dih cara gue natap orang emang kayak gini, selama ini ngga ada yang protes, kenapa lu nyolot sih!" Bantah Hana tak mau kalah.

Keduanya saling melempar tatapan tajam sebelum akhirnya saling menunduk setelah sadar Mr. Kim dan istrinya melihat mereka dengan tatapan kebingungan. Tak ingin memperkeruh suasana dan memperparah pertengkaran mereka, Mr. Kim dan istrinya segera mengambil alih pembicaraan, panjang lebar kedua orang itu menjelaskan dari A sampai Z perihal rencana pernikahan settingan guna membersihkan nama Jungkook, lalu apa yang Hana dapat dari segala drama ini? Oh tentu sesuatu yang amat menggiurkan, selain biaya untuk mengembangkan butiknya, ia juga tidak perlu ribut mencari alasan kenapa sampai saat ini dia masih belum menikah, setidaknya dengan menggandeng seorang model papan atas bernama Jeon Jungkook, keluarganya yang julid tidak akan menganggunya dengan pertanyaan klise, 'Kapan menikah?'. Cukup menguntungkan.

Pukul delapan malam, kedua orang yang tadinya berseteru itu telah berjabat tangan tanda mereka telah sepakat dengan segala hal yang mereka bicarakan sebelumnya, untuk perihal perjanjian tertulisnya, Mr. Kim akan membuat print outnya besok lengkap dengan materai untuk mereka tanda tangani.

Acara perundingan selesai, makanan telah habis, nomor ponsel bahkan mereka sudah saling bertukar, hanya berjaga-jaga bila ada satu atau lain hal yang mengharuskan mereka saling menghubungi. Keempat orang itu lantas beranjak dan meninggalkan restoran itu setelah Mr. Kim memutuskan untuk membayar seluruh makanannya.

Pepromeno [BTS JUNGKOOK] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang