chapter:33

279 7 0
                                    

Bak di sambar petir di siang bolong,kaki Aira mendadak lemas seketika bahkan ia tak bisa lagi menopang tubuh nya.

"Maksud kamu!?"

"Kethlyn adalah adik ku pah!momy ku masih hidup!"

Sudah ia duga pasti Kethlyn adalah salah satu keturunan Albert wajah Kethlyn dan Zalfa tidak jauh berbeda.

Aira berusaha menahan tangisnya.
"Mamah lelah kamu bicara dengan papah saja ya"Aira tidak mengerti ia harus bagaimana lagi

"Mamah,jangan tinggalkan Zalfa" Zalfa beralih memeluk Aira

"Zalfa...inikan yang kamu mau..kamu ingin bertemu orang tua kandung mu" ujar Aira menangis

"Tidak mah aku tidak mau.aku mau dengan papah dan mamah"ujar Zalfa memeluk Aira

Sandiego terlihat sangat marah dengan keluarga Albert yang muncul tiba-tiba dan ingin merebut Zalfa dari keluarganya.

"Sudah ini biar papah yang urus.sekarang kamu tidur sama mamah"

"Aku tidak mau,aku ingin tidur dengan mamah dan papah"ujar Zalfa manja

Sandiego tersenyum.
"Baiklah ayo masuk"

Skip«

Leo memandang wajah gadisnya yang tengah tertidur lelap. Ya setelah Leo bercerita kepada Livia gadisnya langsung tertidur dengan tangan Leo yang menjadi bantalan nya.

"Aku mencintaimu sangat mencintai mu,aku harap kau tak akan pernah pergi dari hidupku"ujar Leo mencium kening livia

Keesokan harinya 🌻

Livia sudah berada di meja makan bersama keluarga Wijaya.dengan canggung ia memakan sandwich buatan Laila.

"Bagaimana Vi apakah enak?"tanya laila

"Emm..enak Tante via suka"balas Livia tersenyum

"Makan yang banyak.agar semangat mengerjakan soal ujian nya" nasihat Frans

"Iya om"

"Morning sweetie" ujar Leo mencium pipi Livia

Livia yang tau di depannya sudah ada orang tua Leo pun langsung melirik Leo.

"Kak...malu"

Leo tersenyum mengangkat dagu Livia agar menghadap nya.

"Aku hanya mencium swetheart"

Benar benar Leo memang tak tau aturan dimana saja ia anggap tidak ada orang selain dirinya dengan Livia.

"Hem sudah sudah kamu mau selai coklat atau kacang?"tanya laila yang hendak mengoleskan selai

"Biar aku saja Tante" ujar Livia bangkit

"Baiklah biarkan calon nona muda Wijaya ini belajar"ujar Laila tersenyum

Livia tersipu malu mendengar perkataan Laila, nona muda katanya.
Menjadi nona muda Wijaya Kusuma adalah impian semua wanita.

Mereka melanjutkan sarapan pagi dengan khidmat tanpa ada sedikit masalah.

Hingga kepala pelayan pun akhirnya menghampiri mereka.

"Maaf tuan,ada telfon dari tuan sepuh"ujar kepala pelayan

Frans menyerengit ada apa ayah nya menelfon pagi pagi tidak seperti biasanya.

"Coba pah angkat siapa tau penting"ujar Laila

Frans mengangguk mengambil ponsel dari tangan kepala pelayan.

"Halo pah ada apa?"tanya Frans datar

"Frans...Zalfa sudah menemukan keluarga kandungnya dan saat ini mereka meminta sandiego untuk menyerahkan Zalfa" ujar kakek Anwar serius

"Siapa mereka?"

"Keluarga Albert"

"Lalu apakah papah akan menemui keluarganya?"tanya Frans

"Ya hari ini aku akan menyuruh pilot untuk menyiapkan jet pribadi" mantap kakek Anwar, pasalnya ini adalah masalah serius antara keluarga Wijaya dan Albert

"Baiklah aku akan bertemu ego dan Zalfa" Frans mengakhiri panggilan nya

Laila dan Leo tampak memperhatikan wajah serius Frans.

"Pah"

"Orang tua kandung Zalfa kembali dan ia ingin ego dan Aira menyerahkan Zalfa kepada mereka" datar Frans

Laila dan Zalfa pun terlonjak kaget tapi tidak dengan Leo ia hanya tersenyum sinis mendengar itu.

"Enak saja ingin mengambil Zalfa memang mereka kira Zalfa mainan yang dapat mereka gunakan seenaknya" ujar Laila kesal

"Terus Zalfa gimana dong?"tanya Livia yang menghawatirkan kondisi sahabat nya itu

"Zalfa sudah menyandang nama Wijaya dan itu artinya mereka tidak bisa mengambil Zalfa seenaknya"ujar Leo datar

Frans mengangguk.
"Zalfa akan menjadi pewaris kedua tahta Wijaya setelah dirimu"

Posesive Tuan Tampan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang