4 - Banana Milk

780 109 6
                                    

Haivan menuruni anak tangga dari kamarnya untuk menuju ke bawah. Ia sudah mengenakan seragam putih abu-abu lengkap dengan dasi. Sekarang adalah hari Senin, wajar jika Haivan menggunakan seragam dan semua atributnya tanpa terkecuali. Alasan utamanya tentu karena Upacara Bendera. Jika cowok itu melupakan satu atribut saja, Haivan bisa dijemur habis-habisan sambil melakukan hormat bendera.

Begitu tiba di bawah, Haivan disambut oleh suasana yang sepi. Setiap pagi biasanya Mama selalu membuatkan menu sarapan, namun kali ini Haivan sama sekali tidak mendengar suara aktivitas yang berasal dari dapur. Cowok itu lantas berjalan menuju ruang makan. Pandangannya langsung tertuju dengan dua slice sandwich di atas meja. Di sebelahnya, ada susu kotak dengan varian rasa pisang yang sudah ditempeli sticky notes berwarna hijau.

Jangan lupa sarapan. Ingat, kamu masih dalam masa hukuman. Jadi susu pisang ini harus abis.

Sudut bibir Haivan tertarik hingga menciptakan senyuman lebar. Hukuman yang dimaksud yaitu peringatan soal Haivan yang tidak boleh minum minuman berperisa, terutama cola. Alasannya karena sebelumnya Haivan tidak minum air putih selama seminggu penuh dan hanya mengonsumsi soft drink. Mama jelas marah, mengingat kandungan minuman kalengan tersebut dapat merusak kesehatan apabila terlalu sering dikonsumsi. Haivan diberi peringatan keras dan hukuman. Mama hanya mengizinkan Haivan minum air putih dan susu untuk sementara waktu. Makanya saat ini kulkas di rumahnya tidak ada cola, hanya berisikan susu kotak dengan berbagai varian rasa.

Cowok itu lalu menarik salah satu bangku, bersiap untuk duduk dan menyantap menu sarapan. Ketika Ia hendak meraih sandwich di atas piring, ponsel yang berada di saku bajunya bergetar. Haivan lantas segera mengeluarkannya dan melihat kontak Mama tertera di layar ponselnya.

"Halo, Ma." Haivan mengawali.

"Kamu udah berangkat sekolah?"

"Belum. Ini aku baru mau sarapan."

"Bagus kalo gitu." Ucap wanita itu. "Mama sengaja buat sandwich dengan ukuran yang besar. Nanti kamu mau Upacara Bendera, jadi butuh energi tambahan."

"Iya, Ma. Nanti aku makan dua-duanya."

Wanita itu menghela nafas pelan. "Mama minta maaf, ya."

"Untuk?"

"Karena gak bisa nemenin kamu sarapan." Mama menjawab. "Hari ini Mama harus berangkat ke rumah sakit lebih pagi."

"Bukan masalah, Ma." Haivan membalas tenang. "Lagipula aku gak apa-apa sarapan sendirian."

"Serius?"

"Iya, lah. Aku kan udah gede."

"Udah gede tapi tiap malam selalu minta Mama temenin sebelum tidur."

Wajah Haivan kontan memerah. "Aku baru minta temenin Mama tiga kali, gak setiap hari!"

"Sama aja." Mama tertawa. "Susunya jangan lupa diminum. Kamu harus ingat sama peringatan Mama."

"Iya, Ma. Santuy."

"Yaudah kalo gitu."

"Hmm."

Haivan baru ingin memutus panggilan, tetapi suara Mama kembali terdengar.

"Haivan,"

"Iya?"

"Jangan lupa semangat."

Cowok itu tersenyum. "Pasti, Ma."

Lalu panggilan tersudahi.

The Dandelion'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang