01: Masalah Mereka

569 85 44
                                    

mari mulai dengan yang bening sekalian jum'at berkah.

mari mulai dengan yang bening sekalian jum'at berkah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

spam nama doni disini!

[ Mafia Romance ]

"Anjing! Masa nilai fisika gue delapan puluh sih?! Pantes tadi pas mamah ngambil rapotnya kelihatan marah."

Umpatan itu meluncur begitu saja dari mulut Yusra ketika ia memeriksa rapotnya. Yesha sedikit mengernyit heran lalu mengedikan bahu tidak peduli dan melanjutkan bermain game kart rider, toh bukan nilainya juga kan?

Yusra menutup rapot miliknya keras hingga menimbulkan suara 'buk' yang nyaring, sepertinya ia sangat kesal.

"Bersyukur ajalah anjir dikasih delapan puluh juga. Bukan nilai kecil segitu tuh." Dengan tangan dan pandangan terfokus pada ponselnya, Yesha meladeni Yusra yang hawanya nggak enak.

Gadis berkacamata itu mendelik. "Lo nggak paham apa begimana sih, Sha? Nilai sempurna itu wajib bagi mamah gue."

Yesha mendengus jengah lalu membanting ponselnya dan menatap Yusra serius.

"Yusra. Lo itu terlalu maksain diri untuk menuruti semua kemauan mamah lo disaat lo tahu hal itu sebenarnya malah nyakitin diri lo. Malah gue yang capek lihat lo begini, Yus. Gue."

"Ya, tapi—"

"Jangan pernah bilang lagi kalo mamah lo lakuin ini demi kebaikan lo padahal jelas mamah lo itu lakuin ini cuman untuk terlihat berhasil mendidik lo dihadapan papah lo."

Jeda.

"Lo nggak perlu kayak begini, Yus. Karena yang papah lo mau, lo itu bahagia bukan kesiksa seperti ini hanya karena ulah mamah lo."

Yusra terbungkam.

Setelah perceraian orangtuanya, Yusra memang ikut dengan mamahnya. Dan sebenarnya papahnya itu sangat ingin mendapat hak asuhnya karena berpikir mamahnya tidak akan mengurusnya dengan baik. Dan ya, itu benar.

Karena pemikiran papahnya itu pula, mamahnya merasa marah dan selalu memaksa ia untuk terus belajar dan belajar agar mendapatkan nilai sempurna; agar mamahnya dapat membuktikan pada papahnya jika beliau dapat mengurus ia dengan baik.

Akan tetapi dengan cara pemaksaan tersebut, Yusra malah tertekan dan menjadi takut bila melakukan kesalahan. Seperti contohnya mendapatkan nilai kecil tadi ia akan diberi tambahan les dan lebih parahnya tidak diizinkan tidur sama sekali agar terus belajar.

Lalu diberi obat-obatan penguat atau apapun itu yang intinya membuat Yusra tersiksa selama tinggal bersama mamahnya.

Sebuah jari menggenggam tangannya dan ketika ia mendongak, tatapan Yesha lah yang ia temui.

Senyum Yesha terukir, membuat Yusra ikut tersenyum meski pedih.

"Gue sedih lihat lo begini, Yus. Kali ini, tolong jangan larang gue untuk bantu lo. Karena demi apapun, gue benci lihat sahabat gue menderita kayak gini."

Mafia Romance [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang