28: Kemunculan Sultan

198 46 11
                                    

terakhir ulangan! seneng banget,
jadi mari update.

Jum'at! nggak sabar nunggu episodeselanjutnya, huhu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jum'at! nggak sabar nunggu episode
selanjutnya, huhu.

[ Mafia Romance ]

Jingga mengacak rambutnya asal ketika sudah melepas helmnya. Wajah herannya tidak bisa ia sembunyikan saat mendapati tiga mobil hitam terparkir rapi di depan panti asuhan sekaligus rumahnya ini.

Kaki panjang yang terbalut celana seragam itu segera bergerak mengambil langkah masuk ke dalam rumah. Detik demi detik yang terlewati semakin menambah kekhawatirannya sejak tadi.

"Ma?" Panggil Jingga mendorong pintu pelan dan menggulirkan tatapannya ke segala penjuru dalam panti.

Semua kepala yang berada di ruang tunggu tertoleh serentak menatapnya, terutama Jella yang refleks berdiri dan menghampiri Jingga dengan mata bengkaknya. Bahkan isak tangis itu masih dapat terdengar dan semakin keras ketika ia berhasil memeluk tubuh anaknya.

"J-jingga..." Lirih Jella susah payah akibat suaranya tidak mau keluar karena banyak menangis.

Grep!

Jingga membalasnya tak kalah erat. Lelaki itu mengusap punggung Jella untuk menenangkan. "Ma? Mama kenapa, ma?" Tanya Jingga sedikit kelimpungan saat Jella histeris.

Orang-orang yang berada di sana hanya menyaksikan, sampai salah satu pria paruh baya dengan setelan jas mewah tiba-tiba mengambil langkah dan menghadap ke arah Jingga dengan raut datar.

Jingga melihat wajah itu, seperti mirip seseorang namun Jingga tak tahu siapa. Ia mengesampingkan hal itu terlebih dahulu, dan mencoba fokus untuk mengetahui akar permasalahan yang membuat Jella begini.

Pria itu menggerakkan bibirnya dan mengeluarkan suaranya, "Halo, Jingga. Kamu sudah besar, ya. Masih ingat om kan?"

Jingga merasa pelukan mamanya semakin mengerat ketika pria itu berbicara. Ia dapat mendengar gumaman Jella padanya.

"Jangan, Ji..."

Lantas Jingga kembali mendongak ketika mendengar pria itu terkekeh sendiri dan bersuara lagi, "Haha, maafin om ya karena bertanya seperti tadi, karena pastinya kamu sudah lupa, sebab terakhir kali kita bertemu adalah waktu kamu masih umur 3 tahun."

"Kalo begitu, biar om memperkenalkan diri. Nama om, Sultan. Ayah dari Juna, Cherly dan juga Doni." Sederet kalimat selanjutnya dari pria itu membuat Jingga mulai mencerna semuanya.

Di saat itu pula, Jingga sadar, hatinya tidak bisa ia tangguhkan lagi.

[ Mafia Romance ]

Kedua sejoli itu saling bertukar pandang, mereka sudah berada di depan rumah Juna. Seperti kata Jingga di sekolah tadi, Juna meminta mereka kumpul di sini sepulang sekolah. Namun agak heran juga, karena sebelum kesini Jingga menyuruh mereka berangkat duluan.

Yusra mendorong badan Yesha maju untuk jalan lebih dulu. Cewek yang ingin menghindari tiga saudara pemilik rumah itu terpaksa datang  karena sudah terlanjur terlibat dalam masalah mereka, meski nyatanya ia enggan.

"Nggak usah dorong-dorong!" Pelotot Yesha pada Yusra. Ia juga tidak sedang dalam mood bagus untuk bertemu Juna sebab chat semalam.

"Ayo masuk, kak. Kenapa diem di sini?" Doni datang dari arah belakang, mengajak keduanya masuk.

Tak dipungkiri bahwa Yusra terus mengabaikan tatapan mata itu yang tidak berhenti meliriknya terus-menerus.

"Ayo. Lo duluan, biar gue sama Yusra ngikut di belakang." Ujar Yesha.

Doni menurutinya dan berjalan masuk ke rumah terlebih dahulu, setelah sempat menatap Yusra yang enggan melihatnya. Di dalam, sudah ada Juna yang duduk di ruang tamu dengan badan menyender pada sandaran sofa serta mata memejam.

Namun, Yesha yakin jika lelaki itu tak tidur karena segera duduk tegak ketika sadar mereka sudah sampai.

Harusnya Yesha tidak merasa merindukan lelaki itu, ia tidak boleh menurunkan rasa gengsinya dihadapan Juna saat ini juga. Meski demikian, mereka tetap saling memandangi wajah masing-masing, bergumam rindu dalam hati tanpa bisa mengucapkannya lewat lisan.

"Jingga mana?" Tanya Juna setelah memutuskan pandangannya dari wajah Yesha, jujur, sebenarnya ia ingin terus memandangi wajah manis itu.

"Katanya ada urusan. Kita mulai aja, takutnya kalo dinanti-nanti malah kemalaman." Jawab Doni sembari mendudukkan bokongnya di sofa yang berhadapan dengan Juna, diikuti Yesha yang memilih sofa single dan Yusra yang terpaksa duduk di samping Doni dengan jarak aman.

Karena jika memilih duduk di samping Juna, pasti setiap ia melihat depan, Doni lah yang akan terlihat pertama kali.

Saat akan memulai, kegiatan mereka terinterupsi oleh Cherly yang datang dengan wajah pucatnya.

"Gue ikut, ya? Gimanapun juga ini masalah gue juga." Katanya serak.

[ Mafia Romance ]

cerita baru dengan cast
chaewon, junkyu sedang dalam
tahap penulisan.

coba sebutin idol cewek yang
pantes jadi adiknya chaewon
selain yuri.

makasi yang sudah menjawab!

see when i see you.

Mafia Romance [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang