26: Orang Terkait

217 47 8
                                    

Jingga, punggung doang aja lo kenapa ganteng sih?

Jingga, punggung doang aja lo kenapa ganteng sih?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

karakter favorit sejauh ini?

[ Mafia Romance ]

"Cemberut bae lo, kutu badak." Sindir Yusra seraya mengambil suapan pada mie ayamnya. Sedikit menggerutu dalam hati ketika angin malam mengelus kulit putihnya untuk menghantarkan rasa dingin.

Jika saja bukan keinginan Yesha di jam menuju tengah malam ini, Yusra mana mau mengorbankan diri hanya demi dingin-dinginan seperti ini. Ya meski hoki karena dapet gratisan.

Bibir yang sudah monyong itu nampak tambah mengerucut. Mengaduk makanannya tak minat, Yesha beberapa kali menghela nafasnya secara berat.

Habis sudah kesabaran Yusra ketika perkataannya tadi tak kunjung dibalas oleh Yesha. Kaki Yesha yang berada di bawah meja sengaja Yusra tendang agar gadis itu tersadar.

Yesha mengerjap sadar, ia menatap Yusra bingung. "Eh? Apa?"

"Malah nanya lagi lo. Udahlah anjing, gue pulang aja kalo dipanggil gini malah didiemin." Sentak Yusra jengah, namun segera Yesha tahan disertai wajah melas.

"Ih iya goblok gue cerita nih! Jangan pergi anjir, gue nggak mau galau sendirian."

Yusra mengeluarkan ekspresi mau muntah. "Jijik, anjir. Gue nggak lagi galau."

"Halah, tai! Gue tahu ya, kalo lo tuh lagi bad mood gara-gara si Doni udah punya cemceman baru." Ucapan Yesha tepat sasaran, maka dengan itu Yusra duduk kembali dengan ekspresi wajah menahan emosi. Tiba-tiba diingatkan begitu, Yusra merasa marah bukannya sedih.

Kepalanya mendidih, Yusra tidak bisa menahan mulutnya untuk tidak berbicara kasar. "Dasar anjing lo! Padahal gue lagi mau lupain tuh cowok buaya yang habis gombalin malah gantungin dan deket sama yang lain. Berengsek, bajingan, anak setan!"

Yesha mendengarkan dengan dagu yang bertumpu pada tangan, menyimak sambil pura-pura mengangguk menyetujui segala umpatan Yusra tentang Doni. Walaupun nyatanya gadis itu sedang memikirkan permasalahannya sendiri.

Sebenarnya Yusra tidak salah bila marah-marah seperti ini ketika dirinya secara terang-terangan serasa diberi harapan oleh Doni beberapa waktu lalu, akan tetapi si cowoknya malah dekat dengan cewek lain. Rasanya seperti dipermainkan dan Yusra benci itu.

"... lo kalo jadi gue pasti kesel kan, Sha?" Akhir Yusra meminta Yesha untuk memihaknya.

"Hah?" Yesha meluruskan punggungnya, dan menatap Yusra linglung. "Oh, iya."

Yusra mengernyit. "Kok iya doang? Gue udah cerita panjang lebar tapi lo malah respon gitu aja."

Sekarang tidak bisa yang Yesha lakukan selain menyengir. "Sorry."

Mafia Romance [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang