Mafia Romance [Hiatus]

19: Tragedi Pagi

terus aja YG, teruss.
selanjutnya siapa yang mau hajatan?

lagi kobam sama
shiper mana nie?!

spam Yusra! 👉

[ Mafia Romance ]

Pagi ini Yesha dibangunkan oleh suara ribut-ribut yang terjadi diluar kamar. Membuatnya mau tak mau harus bangkit dari posisi tidurnya dengan muka bantal.

Dengan wajah lelah ia melihat sekeliling. Mencari keberadaan Cherly dan Yusra yang tidak ada dimanapun. Namun ketika telinganya menangkap suara isak tangis diluar, Yesha akhirnya memilih beranjak dari kasur dan memilih berjalan keluar kamar.

Diruang TV, ada Yusra yang sedang duduk dengan penampilan mengenaskan. Rambut yang acak-acakan, piyama yang belum sempat diganti dan juga wajahnya yang kelewat bengkak akibat menangis.

Yesha berjalan cepat dan menghampiri dengan panik. Setelah sampai segera duduk di samping Yusra dan memegang bahu Yusra.

"Hei, hei! Lo kenapa nangis? Ada yang nyakitin?!" Tanyanya penuh kekhawatiran.

Bukannya menjawab, Yusra malah memeluk Yesha erat melampiaskan segalanya lewat tangisan yang semakin pecah. Yesha hanya bisa menerka-nerka dan mengusap punggung Yusra berusaha menenangkan.

"Doni, Sha... Doni..." Lirihnya pelan diiringi tangisan.

"Iya, Doni kenapa, Yus?" Tanggap Yesha sabar karena belum mengetahui apapun.

"Doni... keracunan, Sha..."

Yesha sukses menegang dan ia tidak bisa berucap apa-apa. Menarik nafas sedalam-dalamnya karena tiba-tiba merasa oksigen menipis, Yesha menggapai bahu Yusra untuk mendorongnya lepas dari pelukan.

"Maksud lo apa, Yus?" Tanya Yesha berusaha mengkonfirmasi bahwa dirinya tidak salah dengar.

Yusra membalas tatapan Yesha sayu. "Tadi pas lo lagi tidur... kita berlima ngumpul mau sarapan. Tapi Doni... Doni malah keracunan pas baru makan satu suap, Sha..." Jelasnya lanjut menangis.

Yesha ingat, ketika ia dibangunkan oleh Cherly jam 7 untuk sarapan, ia meminta skip dan lanjut tidur. Jadinya Yesha tidak tahu apa yang terjadi.

Yesha menghembuskan nafasnya pelan dan mengelus bahu Yusra. "Terus sekarang semuanya kemana?"

"Doni udah dibawa ke rumah sakit, dianter sama Jingga dan Cherly."

"Terus kenapa lo nggak ikut?"

"Gue disuruh Jingga buat nenangin Juna yang sekarang lagi ngamuk-ngamuk di depan teras ke bodyguardnya. Tapi gue nggak bisa, gue juga lemes banget dan nggak ada tenaga buat tenangin Juna yang udah kayak setan disana."

Yesha menggigit pipi dalamnya sekejap. "Yaudah kalo gitu lo cuci muka, sikat gigi terus ganti baju aja nggak usah mandi. Nanti biar gue yang urus Juna. Kita bertiga nyusul ke rumah sakit."