Mafia Romance [Hiatus]

18: Pasar Malam Depok (3)

cantik banget kamu, Cher! seriusan.

beda berapa tahun
sama bias?

spam Cherly! 👉

[ Mafia Romance ]

"Naik itu mau nggak, Ji?"

Tunjuk Cherly kearah wahana kora-kora yang ramai antrian. Jingga menatap Cherly ragu setelah melihat objek yang ditunjuk Cherly tadi.

"Nggak takut apa? Itu lumayan serem loh kalo lo mau tau." Tanya Jingga memastikan.

"Ya takut sih. Cuman gue pengen nyoba yang menantang aja. Mumpung nggak ada Juna jadi nggak bakal dilarang ini itu." Jawabnya disertai anggukan pelan.

Jingga akhirnya setuju. "Yaudah yuk ikut antri."

Setelah sekitar 5 menit mereka berdua baru bisa naik dan Jingga memilih tempat didepan. Sebab Jingga merasa parno kalo milih tempat dibelakang, takutnya nanti Cherly terbang karena tubuh mungil gadis itu.

Awal-awal Cherly fine aja dan beneran seru, tapi lama kelamaan temponya menjadi cepat. Sampai ketika kora-koranya naik Cherly merasa tegang namun ketika kora-koranya turun Cherly merasa jantungnya copot ditempat.

Jingga mengabaikan rambutnya yang diterbangkan oleh angin, ia memilih berbisik kepada Cherly diantara teriak-teriakan orang-orang.

"Kalo takut pegang tangan gue, Cher." Gitu katanya dan Cherly menurut.

Jingga menautkan tangan mereka dan menarik kepala Cherly menuju bahunya, membiarkan kepala Cherly tenggelam disana selama kora-koranya belum berhenti.

Butuh sekitar 10 menit untuk Cherly menahan rasa takutnya itu. Sampai ketika mereka turun, Jingga tetap berada disisi Cherly dan merangkul gadis itu khawatir.

"Udah nggak papa, kan?"

Cherly mengangguk lemas dan tersenyum menenangkan. "Eum, udah nggak papa kok."

Jingga akhirnya bisa bernafas lega, namun tidak lama ia mengomel. "Lo sih udah diingetin masih aja mau naik, jadi gini kan."

Cherly menatapnya tidak terima. "Kok jadi ngomel?"

Jingga membalas panik. "Ah, sorry. Gue khawatir banget soalnya. Lo udah kecil gini jadi makin ringkih kelihatannya."

"Maksud lo gue kerempeng gitu?!"

"Enggak! Ya ampun! Siapa yang bilang gitu sih?!" Jingga jadi frustasi ketika apa yang diucapkannya malah menuai keributan antara dirinya dan Cherly.

Cherly cemberut dan menghempaskan tangan Juna yang bertengger di bahunya, lalu berlalu begitu saja meninggalkan Jingga sendirian. Ia ingin kembali ke tempat awal mereka, meski waktu belum menunjukkan pukul 9 malam.