maaf lama up. akhir-akhir ini saya kena sindrom malas. tapi menahan diri untuk tidak unpud cerita ini ternyata lebih sulit ya, kawan. :)
you are someone who can make me happy.
[ Mafia Romance ]
Rapat yang tidak dihadiri Jingga itu akhirnya selesai di jam 9 malam. Banyak yang dibahas, banyak yang direncanakan. Dan biarkan itu berjalan semestinya.
Yusra merenggangkan badannya yang pegal. "Gue langsung pulang deh. Takut kemalaman."
"Gue anter, kak." Ujar Doni sigap dan Yusra hanya meliriknya.
Lantas ia menoleh kearah Juna saat lelaki itu berbicara, melarang Doni pergi. "Jangan, Don. Nggak ada yang jamin jam segini aman atau enggak." Larangnya.
Lalu melanjutkan sambil menatap Yesha dan Yusra bergantian. "Kalian juga, mending nginep aja. Bahaya. Gue nggak mau nerima resiko kalau ada apa-apa."
Cherly ikut mendukung kembarannya. "Bener, mending nginep aja. Kamar gue luas, muat buat kita bertiga."
Wajah Yesha cenderung keruh sejak tadi, ia juga membalas ucapan saudara kembar itu agak sedikit ketus. "Yaudah lah, ayo ke kamar lo, Cher."
"Lo mau nginep, Sha?" Tanya Yusra.
"Hm." Balasnya malas.
"Yaudah, gue juga deh."
Cherly menuntun mereka ke kamarnya untuk membersihkan diri. Juna begitupula Doni hanya memandangi. Juna tidak salah lihat, sebelum pergi, Yesha sempat memberikannya tatapan kecewa.
Sedangkan Yesha pergi dengan rentan hati, merasa tidak pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya oleh siapapun. Jujur saja, saat diskusi tadi. Ketika Yesha menyarankan dan atau berbicara sesuatu, Juna selalu mengabaikan. Maksudnya apa?
Ia tidak tahu mengapa hubungan mereka menjadi membingungkan begini.
"Lo ada kontakan nggak sama Jingga, Cher?" Tanya Yusra begitu masuk kamar.
"Eum, iya. Kenapa gitu?"
"Enggak, penasaran aja kenapa tuh cowok nggak kesini."
"Katanya di rumah lagi ada masalah, jadi nggak bisa kesini."
"Masalah a—"
"Cher, gue pinjem baju lo dong. Mau mandi, gerah." Kata Yesha memotong ucapan Yusra.
"Ambil aja dilemari, Sha. Mau yang mana aja terserah."
"Oke, thanks."
Yusra menyimak, saat melihat Yesha langsung masuk kamar mandi dengan sedikit membanting pintu, ia buru-buru mengajak Cherly ngobrol.
"Tuh anak kenapa sih? Dari tadi hawanya nggak enak banget."
Cherly mengedikan bahunya, duduk di kasur dengan satu kaki terangkat. "Mungkin karena Juna nggak ladenin dia waktu rapat tadi."
"Emang iya? Gue kok nggak sadar, ya?" Heran Yusra.
"Ya mau sadar gimana orang fokus lirik Doni mulu lo mah."
Yusra langsung mendelik, tidak membantah karena itu memang benar. "Gue minjem piyama lo juga, ya." Katanya mengalihkan percakapan.
Cheryl mendengus, bergumam sendiri. "Nggak temen, nggak saudara, semuanya aja pada tinggi gengsi."
[ Mafia Romance ]
02.17
Itulah yang jam ponselnya tunjukkan dan Yesha tidak berniat masuk rumah kembali, entah kenapa sulit tidur. Dalam keadaan pikiran yang berkecamuk, ia memang tidak bisa memaksa diri untuk terlelap hingga memilih mencari udara segar di taman rumah temannya ini.
Angin yang menerpa dan membelai halus kulitnya seakan tidak terasa. Duduk di rerumputan sambil memeluk lutut, melihat langit berbintang yang begitu indah saat malam hari.
"Ngapain, Sha?"
Kepalanya tergerak pada sumber suara, menghadap depan kembali ketika wajah bantal Yusra yang ia temui.
"Nyari angin."
"Masuk angin yang ada." Balas Yusra duduk di samping Yesha sambil bergidik oleh angin malam.
"Lo sendiri ngapain?" Tanya balik Yesha.
"Kebangun, mimpi buruk." Singkatnya tidak menjelaskan memimpikan apa.
Tidak enak sekali rasanya di tengah-tengah tidur nyenyak Yusra malah melihat Doni dalam mimpi yang berlumuran darah sambil memegang kucing mati. Itu kenapa, ia tidak bisa tidur kembali karena terbayang-bayang.
"Yus. Bukan keinginan gue untuk terlibat dalam masalah keluarga ini. Bukan keinginan gue buat jatuh hati sama Juna. Setelah ini, gue tahu gue juga nggak bisa mundur dari semua ini." Ujar Yesha menatap kosong rumput di bawahnya.
Yusra menatap samping, merangkul Yesha. "Kita jalani aja dulu, Sha. Gue yakin, kalau lo berpikiran begitu, pasti Juna, Cherly dan Doni juga berpikiran yang sama. Semua diri kita nggak mungkin mau terjebak dalam situasi ini."
"Tapi, Yus. Gue nggak mungkin ngeluh kalau Juna nggak bersikap begitu. Gue nggak mungkin bilang berat kalau Juna nggak bersikap begitu. Lo ngerti, kan?" Lirih Yesha.
"Iya, gue ngerti. Udahlah, nanti dia juga balik lagi kayak semula. Juna mungkin lagi capek sama masalah ini."
Yesha tidak membalasnya, memilih berlalu dan kembali ke kamar. Meninggalkan Yusra sendirian.
"Elah, bocah. Ribet banget kalau lagi galau. Overthinking terus." Gumamnya lelah.
Ia kemudian melamun, memikirkan masalahnya sendiri.
Srukkk, srukkk.
Mata Yusra menajam, menatap semak-semak waspada. Ia bangkit, memasang kuda-kuda. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, meneguk ludah takut namun mencoba berani. Semenjak masalah itu, ia menjadi parno terhadap hal apapun.
Suara sruk terdengar semakin jelas diikuti langkah kaki yang terdengar pelan dan pasti. Tangan Yusra yang mengepal siap meninju siapapun itu terlihat bergetar.
Di sana, Yusra menahan nafas begitu sosok lelaki jangkung dengan cipratan darah di baju serta di wajah berkulit putih pucatnya menjadi objek pandangnya. Lidahnya terlihat menjilati sisi bibirnya yang terkena darah.
Ia mematung, menelaah situasi yang ada. Kini seluruh badannya yang bergetar begitu melihat sosok itu mendekat dengan kucing berdarah-darah di tangannya.
Yusra bertatapan langsung dengan mata itu yang sedang menatapnya pula, bedanya dengan tatapan terkejut yang seperti tidak menyangka kehadirannya di sini.
Sebelum itu, Yusra yang berusaha tetap sadar kini ambruk. Pingsan akibat terlalu terkejut dan shock, begitu tahu jika mimpi buruknya menjadi kenyataan.
Yaitu Doni datang berlumuran darah dengan kucing mati di tangannya.
[ Mafia Romance ]
A/N:
ada yang masih inget scene
dimana juna ngerokok sambil
liatin doni yang lagi lakuin
hobinya?kini, yusra juga lihat doni
dalam keadaan yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Romance [Hiatus]
Teen FictionKisah cinta antara anak-anak dari mafia dan orang yang dicintainya. ••• › Characters: Kim Junkyu, Choi Yena, Park Jihoon, Kim Chaewon, Kim Doyoung & Jo Yuri. › Genre/Warning: Romance, Crime, Hurt/Comfort & Friendship. © 2021, duckieyen.