hello from kak ji!
zodiak kalian apa?
me: aries[ Mafia Romance ]
"Siapa?"
"Selin."
Yusra tersedak ludahnya sendiri akibat terkejut. Doni yang berada di sampingnya dengan sigap menyambar tumbler yang biasa dibawanya dalam tas, dan menyerahkannya kepada Yusra.
Gadis itu menerimanya dan bernafas lega sesudah meminumnya. Ia mengembalikan tumblernya kepada Doni dan memilih tidak ikut percakapan dengan izin pergi ke taman belakang.
Mungkin disana hanya Cherly yang bertanya-tanya akan situasi tak dimengertinya tadi. Namun, sekarang itu bukanlah hal yang penting. Amarah yang sempat tertunda kembali datang.
"Selin?! Cewek yang lagi deket sama lo itu?!"
Doni terkekeh. "Iya. Gue deketin dia duluan karena curiga. Yah, ternyata bener dia orang yang neror lo waktu lo nggak masuk sekolah, dan juga yang ngeracunin gue waktu di Depok."
"Bisa-bisanya lo ketawa, Don." Gumam Yesha yang sebenarnya ikut terkejut begitu Doni mengatakan jika Selin pelakunya.
"Sialan tuh, cewek." Umpat Cherly tak habis pikir.
Juna menyimak karena ia sudah tahu duluan. Bahkan, ketika Doni bercerita bahwa waktu di Depok dulu, lelaki itu sempat mengabari Selin jika ia akan jalan-jalan bersama kakak-kakaknya dan sahabat kakaknya.
Menyelidiki Selin pun atas perintah Juna namun oleh kecurigaan Doni pula, dan benar saja dugaan lelaki itu, jika Selin pelakunya. Akan tetapi yang masih menjanggal adalah, kepercayaan Juna bahwa Selin bukanlah pelaku sebenarnya, yang artinya masih ada orang di atas Selin atau bahasa gampangnya, bos Selin.
Setelahnya cerita dilanjut oleh Juna lebih ringkas dan jelas. Sampai menuju pembahasan teror kedua yaitu kotak berisi foto mereka dan bangkai tikus. Juna berkata, saat diselidiki, Selin tidak terlibat dalam teror itu.
Namun satu yang Juna pastikan, bahwa teror tersebut dikirim langsung oleh orang yang memerintahkan Selin selama ini.
Yesha tersenyum miring saat mendengarnya, tidak tahu jika pelaku aslinya sebodoh ini. Orang itu sama saja menyerahkan diri dengan memilih repot-repot turun ke lapangan langsung.
[ Mafia Romance ]
Perlahan ketiga mobil hitam itu pergi saat hari mulai menggelap. Jingga mengawasinya diteras rumah, seragamnya masih melekat pada tubuh sejak pulang sekolah tadi.
Kedatangan Sultan yang sama sekali tidak terpikirkan olehnya masih membuat Jingga tercengang. Lelaki itu mengusap wajahnya gusar ketika ketiga mobil tersebut sudah hilang dalam pandangan.
Perbincangannya dengan Sultan masih terngiang-ngiang di kepala. Dimana Sultan menyuruh seluruh penghuni rumah yaitu Mama dan anak panti untuk pindah dari kota ini, yang mana hal tersebut tidak pernah sedikitpun terlintas dalam benak Jingga selama ini.
Dengan alasan demi keselamatan Mama serta anak panti, Sultan berharap Jingga menimbang perkataannya itu. Ditambah lagi, Sultan menegaskan bahwa keputusan Jingga mencintai Cherly adalah sebuah kesalahan.
Sebab Sultan tidak ingin Jingga ikut dalam situasi berbahaya gara-gara dekat dengan Cherly. Setidaknya hal itu satu-satunya yang bisa Sultan lakukan untuk menebus kematian Birawa dan membuat keluarga sahabatnya aman.
Disaat dirinya masih memikirkan obrolannya dengan Sultan, seseorang menepuk bahunya dari belakang. Ia berbalik, melihat sosok Jella sang Mama dengan mata bengkaknya.
Terlarut dalam keheningan, Jella akhirnya buka suara.
"Tahu nggak Ji, sebenarnya Mama kaget waktu denger kalo Juna sama Doni itu anaknya Sultan. Meski dari awal ketemu Mama pernah merasa mereka mirip Sultan, tapi Mama tepis pemikiran itu karena Mama inget betul kalo Sultan punya anak cewek, bukan cuman cowok."
"Tapi, nyatanya takdir sebercanda itu, Ji. Sekarang Mama tahu kenapa Juna dan Doni nggak tinggal bareng orangtua, juga kenapa kembaran Juna nggak ikut satu rumah ketika Sultan bercerita tadi." Jingga menunduk mendengarkan.
"Jingga, Mama setuju sama usul Sultan yang menyuruh kita pindah. Akan tetapi, Mama nggak bisa maksa kamu untuk ikut, kan?" Ujar Jella sendu.
Jingga mendongak dan menggeleng. "Maksud Mama apa? Aku bakal ikut."
Jella tersenyum teduh, ia mengelus pipi Jingga lembut. "Ji, setelah sekian lama, akhirnya kamu bisa buka hati sama seorang perempuan. Mama nggak mau kamu sakit hati karena terpaksa ninggalin dia hanya gara-gara keadaan sekarang ini."
"Mama nggak papa, demi membuat kamu bahagia, Mama rela biarin kamu menetap disini, Ji. Walau Mama tahu seberapa bahayanya musuh Sultan." Lanjutnya.
"Kalo Mama tahu bahaya, kenapa Mana nggak biarin aku ikut? Lagian sama Mama pun aku bahagia."
"Tapi nggak sebahagia saat kamu sama dia kan, Ji? Mama berani bilang pergi tanpa kamu karena Mama percaya. Percaya kalo kamu nggak bakal tumbang secepat itu, karena Mama percaya kalo kamu bakalan bertahan demi Mama dan orang yang kamu sayang."
Jella mengulum bibir bawahnya dan memejam menahan sesak. "Mama bersikeras menyuruh kamu tinggal karena Mama tahu betul rasanya ditinggalkan oleh orang terkasih. Kamu juga tahu rasanya gimana, Ji. Maka dari itu, jangan khawatirin Mama dan tetap di samping dia."
Jingga membenarkan ucapan Jella dalam hati. Kali ini, biarkan Jingga egois dan menuruti perkataan Jella. Sebab iapun tidak ingin pergi meninggalkan Cherly, yang kini namanya dan bahkan orangnya sudah tersimpan dalam relung hati.
[ Mafia Romance ]
A/N:
akhirnya cerita chaewon dan junkyu
dapat terealisasikan. silahkan
kunjungi profil saya dan cek
ceritanya segera!tolong beri dukungan untuk anak
saya yang satu ini juga, ya!terimakasih.
see you when i see you.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Romance [Hiatus]
Teen FictionKisah cinta antara anak-anak dari mafia dan orang yang dicintainya. ••• › Characters: Kim Junkyu, Choi Yena, Park Jihoon, Kim Chaewon, Kim Doyoung & Jo Yuri. › Genre/Warning: Romance, Crime, Hurt/Comfort & Friendship. © 2021, duckieyen.