02: dia orang yang tepat

58.1K 8.7K 1.9K
                                    

Jangan lupa memberikan vote dan komentar disetiap part cerita ini, terimakasih :>


**§**

-Satya dan 67 hari-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




-Satya dan 67 hari-

****


"Ayo, Satya. Tahan. lo pasti bisa."

Lelaki itu berusaha menenangkan dirinya dan tubuhnya yang mulai lemas, ia menghirup oksigen dalam-dalam untuk menetralisir pernapasannya. Satya memejamkan matanya untuk beberapa saat, sementara gadis itu masih berada didalam pelukan Satya, menuangkan dan membagi penderitaan yang sedang ia rasakan kepada Satya, Namun dibalik itu Alya tidak tau apa yang sedang terjadi pada laki-laki itu.

Satya tengah menyembunyikan rasa sakitnya sendirian agar perempuan ini tidak tau.

Setelah beberapa saat, Alya mulai melepaskan pelukannya pada Satya. Gadis itu menunduk karena merasa malu dan bersalah.

"Maaf, gue lancang udah meluk lo." ucap Alya merasa bersalah.

Satya berusaha memaksakan senyumnya, ia memalingkan wajahnya untuk menutupi rasa sakitnya agar tidak ketahuan dan dilihat Alya.

Satya mencengkram tumpuan kursi halte bus untuk menyalurkan rasa sakitnya. Pandangannya mulai kabur, namun sekuat mungkin ia menahannya.

"Nggak apa-apa." Saut Satya. Sebenernya, Satya memang tidak keberatan Alya memeluknya, karena ia rasa gadis itu memang sedang memerlukan pelukan seseorang untuknya berbagi keluh kesah yang sedang dirasanya.

Alya mulai meredakan tangisannya kembali, menghembuskan napas panjang berusaha untuk menghilangkan rasa sakit di hatinya. Ia menatap wajah Satya beberapa saat, kemudian gadis itu memasang raut wajah terkejutnya saat melihat wajah lelaki dihadapannya ini mulai memucat dan terlihat kesakitab.

"lo kenapa?" Tanya Alya.

Satya menoleh kearah Alya bingung, "Apa?" Bingung Satya.

"Muka lo pucet, lo lagi sakit?" Tanya Alya memastikan dengan nada khawatir.

Mendengar ucapan Alya barusan, Satya segera memalingkan wajahnya kearah lain. Tidak mau gadis itu sampai tau bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja sekarang.

"Nggak, gue baik-baik aja."

"Tapi, muka lo pucet-"

"Cuma kedinginan, santai aja."

Alya terdiam, gadis itu makin merasa bersalah pada laki-laki ini. Karena dirinya, Satya jadi dalam keadaan seperti ini.

"Maaf, ya. Satya. Karena gue, lo jadi gini." Lirihnya dengan nada bersalah.

[✓] Satya dan 67 hariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang