49: akhir yang diinginkan

20.9K 2.8K 1.5K
                                    


•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-Satya dan 67 hari-

****

Persidangan

Seorang gadis meremas dress-nya menahan gugup dan cemas saat dirinya tengah duduk disebuah kursi saksi persidangan hari ini. Dirinya nampak begitu ketakutan dan cemas, terlihat dari sikapnya saat ini yang gugup.

Bukan tanpa sebab Alya merasa ketakutan dan cemas pada persidangan ini, hari ini merupakan hari persidangan di pengadilan atas kasus ayahnya sendiri, yaitu Romy. Maka dari itu gadis itu begitu ketakutan sekarang, apalagi sudah tidak ada yang melindungi Alya saat ini setelah kepergian Satya.

Alya akan menjadi saksi utama atas segala kasus dan kesalahan yang sering ayahnya perbuat padanya. Karena Alya lah orang yang mengalaminya sendiri.

Setelah beberapa minggu Romy diperiksa dan diselidiki atas kasusnya oleh pihak berwajib, maka lelaki itu dinyatakan bersalah.

Kejahatan dan kasus yang telah Romy lakukan adalah kekerasan fisik pada anaknya sendiri selama 4 tahun, pengkonsumsi narkoba dan pengedar narkoba, berencana menjual anaknya sendiri, serta korupsi dan menipu sejumlah orang.

Atas kasus-kasus yang telah Romy lakukan, maka pria itu benar-benar dinyatakan bersalah dan harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya hari ini.

Saksi pertama atas kasus yang Romy perbuatan adalah anaknya sendiri, yaitu Alya. Alya adalah korban kekerasan fisik dan batin dari ayahnya sendiri selama 4 tahun ini.

Nantinya Alya akan disuruh menceritakan kronologi kejadian, bahkan bukti-bukti kekerasan yang telah ayahnya lakukan pada dirinya.

Setelah ini semua, maka Romy akan dijebloskan kedalam sel tahanan untuk menebus semua kesalahannya.

Selama dipersidangan, lelaki yang dinyatakan bersalah itu hanya bisa terdiam tak berkutik. Wajahnya sudah babak belur akibat tonjokan dan hukuman yang diberikan pihak berwajib karena pada awalnya Romy tidak mau mengaku kesalahannya juga.

Melihat keadaan dan kondisi ayahnya seperti itu, ada perasaan tidak tega dihati Alya. Meski pada dasarnya Alya sering mengalami luka fisik seperti yang ayahnya alami saat ini. Luka fisik itu juga dibuat oleh ayahnya sendiri yang telah menyiksanya.

Romy menatap kearah Alya, seketika tubuh Alya dibuat gemetar dengan tatapan ayahnya. Alya berusaha menyembunyikan ketakutannya dengan bersikap tenang. Sekarang, Alya harus merasa aman karena ayahnya sudah dalam tangan pihak yang berwajib. Jadi tidak semestinya ia bersikap takut.

Tapi dari pandangan mata Romy, ada perasaan berbeda yang pria itu berikan. Pandangan mata Romy tidak se-menyeramkan biasanya. Justru dari tatapan kali ini menunjukkan rasa bersalahnya pada putrinya sendiri.

[✓] Satya dan 67 hariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang