36: kembali bertemu

16K 2.8K 691
                                    

-Satya dan 67 hari-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Satya dan 67 hari-

**§**

****

Beberapa jam yang lalu...

"Tante, saya mohon, Tante. izinin saya buat ketemu sama Satya sekali aja."

"Dalam 1 minggu ini saya selalu nungguin Satya, saya pengen ketemu lagi sama dia, Tante."

Tok! Tok! Tok!

"Satya...."

Brak!

Wanita itu benar-benar menutup rapat pintu rumahnya sendiri, mengabaikan dan tidak memperdulikan lagi teriakan permohonan yang dilontarkan oleh gadis itu padanya.

Shinta menghela napas sekilas, kemudian terduduk di sofa ruang tamu untuk menjernihkan pikiran dan perasaannya. Paginya sungguh tidak menyenangkan karena kedatangan gadis yang tidak ia inginkan itu.

Lama kelamaan suara gadis itu menghilang bersamaan dengan gedoran pada pintu rumahnya, Shinta mengira dan Shinta meyakini bahwa gadis itu mungkin saja sudah pergi dari rumahnya.

Meski ada perasaan tidak tega pada perempuan tersebut, tapi ia harus melakukannya. Ini demi kebaikan anaknya juga, Shinta hanya tidak mau Satya terlibat dalam masalah lagi. Shinta hanya mau menjaga Satya hingga lelaki itu menghembuskan napas terakhirnya dengan tenang.

"Kenapa ditutup, mah?"

Terdengar suara seorang lelaki dari arah belakangnya membuat tubuh Shinta tergelonjak kaget. Wanita itu menoleh, melihat sesosok pria dengan kursi roda dibelakangnya.

Dengan spontan Shinta langsung bangkit dari posisi duduknya, ekspresi wajahnya sulit untuk diatur sekarang. Shinta menatap dengan cemas kearah putranya itu.

Lelaki itu mengayuh ban kursi roda menggunakan kedua tangannya untuk mendekat kearah Shinta, raut wajah dan ekspresinya begitu datar. Ia tidak menunjukkan raut wajah apapun diwajah pucatnya. Terus menatap lurus kearah mamahnya.

"Sa-satya." Shinta sangat terkejut melihat kehadiran Satya dibelakangnya secara tiba-tiba.

Padahal, setau Shinta, putranya itu masih terbaring di ranjang kamarnya. Dan mengira bahwa ia tidak akan mendengar apapun karena jarak kamarnya dan jarak pintu utama rumah lumayan jauh.

Satya terus menatap intens pada sang mamah, pandangannya memperlihatkan rasa kecewanya.

"Itu Alya 'kan?" Tanya Satya.

[✓] Satya dan 67 hariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang