18: taman sakura

18.2K 3.6K 501
                                    

**§**

**§**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

-Satya dan 67 hari-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Satya dan 67 hari-

****

Satya tak ada hentinya tersenyum dan terkekeh melihat tingkah menggemaskan Alya yang sedang mengoceh khawatir itu, jika sedang kalang kabut dan panik, gadis itu sangat menggemaskan. Tingkahnya begitu berbeda sekali, wajahnya juga terlihat begitu polos.

Jika sedang berdumal dan mengoceh seperti sekarang rasanya gadis itu sangat menggemaskan dimata Satya, bahkan Alya berceloteh terus menerus hanya karena mengkhawatirkan kondisi kesehatannya.

"Yaudah kita ke supermarket buat beli roti dulu, yuk."

"Eh, jangan. Langsung nyari makan aja, harus makan Nasi. yaudah kita ke tukang pecel lele aja kalo gitu."

"Oke, sat! ayo, nyari tukang pecel lele dulu."

Satya tak ada hentinya tersenyum sambil memandang Alya yang terus berceloteh tanpa henti didalam mobilnya itu. Rasanya, Satya ingin sekali mencubit pipi gadis itu sekarang juga.

Alya menoleh kearah Satya, lelaki itu masih tersenyum sambil memandang dirinya tanpa berkata apapun. Melihat Satya yang hanya tersenyum tanpa merespon ucapannya membuat gadis itu berdecak kesal.

"Ish, ngapain senyum-senyum! ayok, cari makan dulu!" Sargah Alya kesal.

"Nggak usah, Alya." Tolak Satya dengan nada halusnya, nada yang mengisyaratkan bahwa dirinya memang baik-baik saja hari ini.

Sebelum pergi, Satya memang sudah meminum obatnya jadi ia tidak akan khawatir jika nanti tiba-tiba penyakitnya kambuh. Tetapi Satya berharap bahwa hal itu tidak akan terjadi.

[✓] Satya dan 67 hariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang