31: rela berkorban

15.2K 2.8K 776
                                    

**§**

**§**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

-satya dan 67 hari-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-satya dan 67 hari-

****

Tubuh seorang lelaki diangkut menggunakan ranjang darurat rumah sakit, sang lelaki ini sudah terbaring dengan lemas tak berenergi diatasnya. Bibir dan wajahnya kian memucat dan semakin membiru menambahkan kesan malang sekali pada dirinya saat ini.

Ia segera dilarikan kedalam ruang UDG secepatnya, guna mendapatkan pertolongan pertama pada kondisinya sekarang, sementara kedua orang yang sedari tadi mengantarnya dicegah agar tidak ikut masuk kedalam ruang privasi itu.

Saat sebelum masuk kedalam ruangan, Satya berucap singkat pada adiknya yang nampak begitu khawatir. Satya tau, adiknya itu cengeng sekali bila melihat kondisinya yang sedang memburuk seperti sekarang.

"Nggak apa-apa, gue baik-baik aja. Habis ini gue pasti normal lagi kok, jangan khawatir." ucap Satya pada Juan, memberitahu pada adiknya bahwa ia akan segera membaik.

Dokter Budi datang dan masuk kedalam ruang UGD tersebut dengan langkah tergesa-gesa, sebelumnya ia sudah menyuruh kedua pemuda ini agar tetap tenang dan menunggu diluar ruangan.

"Dokter Budi, tolong. bang Satya kambuh lagi." Terdengar nada suara khawatir yang dilontarkan dari Juan.

"Tenang, saya akan secepatnya menangani Satya." Saut dokter Budi.

"Tolong, dok." Ucap Juan penuh harap.

"Satya kecapean lagi, ya? dia memforsir lagi tenanganya hari ini?" dokter Budi kembali bertanya.

Juan terdiam seketika, lelaki itu tidak bisa menjawab. Sementara Reyhan melirik kearah Juan dengan tatapan sulit diartikan, Reyhan menghela napas sejenak.

[✓] Satya dan 67 hariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang