23: untuk orang tersayangnya

17.7K 3.2K 715
                                    


**§**

-Satya dan 67 hari-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Satya dan 67 hari-


****

Terbaring dengan lemah seorang lelaki tampan berwajah sedikit pucat diatas ranjangnya sendiri. Sudah 2 jam ia terlihat tidak berdaya hanya dapat memejamkan matanya saja, beberapa jam yang lalu efek samping dari penyakitnya kembali kambuh. Ia kembali lemah secara tiba-tiba dan kembali mengeluarkan cairan merah dari hidungnya lagi. Jika sudah dalam keadaan seperti ini, maka ia akan benar-benar tidak berdaya. Tubuhnya akan lemas seketika tak berenergi.

Satya membuka matanya kembali, merasakan tubuhnya yang kini semakin lama semakin parah. Ia dapat merasakan bahwa tubuhnya tidak lagi baik seperti dulu. Penyakitnya lama kelamaan semakin menyerang dirinya lebih parah lagi.

Satya jadi teringat tentang "vonis" usianya yang tidak akan lama lagi. Mengingat hal itu, rasanya hatinya sangat hancur sekali. Jika boleh menangis, Satya sangat ingin menangis saat ini juga. Dia tidak bisa apa-apa sekarang, takdir hidup dan matinya hanya ditangan Tuhan.

Awalnya, Satya ingin pasrah pada penyakitnya. Dan akan pasrah bila waktunya ia "pergi" nanti tiba. Tetapi, Satya jadi sedikit takut sekarang tentang kematiannya. Ia takut untuk pergi, meninggalkan orang-orang tersayangnya. Tapi, jika harus ditahan lebih lama lagi pun rasanya lelaki itu sudah tidak sanggup dengan penyakitnya itu.

Satya belum siap jika harus meninggalkan sang mamah yang sangat menyayangi dirinya, meninggalkan sosok papah yang sangat peduli padanya, meninggalkan adik yang masih butuh bimbingannya, meninggalkan kedua sahabatnya. dan satu lagi, Satya masih belum bisa juga untuk meninggalkan Alya, sosok gadis yang sudah berhasil singgah dihatinya.

Jika ia boleh meminta satu hal pada Tuhan, Satya ingin sekali bisa kembali sembuh dan sehat lagi. Tapi dengan adanya fakta dan kenyataan bahwa penyakit yang dideritanya mematikan, Satya tidak bisa berharap lebih.

Satya menoleh kearah lengannya, lebam dikulitnya semakin terlihat. Ini adalah efek samping dari penyakitnya.

Melihat semua kenyataan pahit didepan matanya tentang penyakitnya sendiri membuat Satya putus asa. Tapi untuk sekarang ini, bukan waktunya untuk ia berputus asa. Satya harus tetap terlihat baik-baik saja didepan orang-orang tersayangnya.

Pintu kamarnya tiba-tiba terbuka, sosok dua orang pemuda masuk begitu saja kedalam kamarnya. Itu mereka, Reyhan dan Azka.

Satya nampak bingung dengan kehadiran kedua sahabatnya dirumahnya lagi secara tiba-tiba, mau apa mereka datang kesini lagi? padahal jika dilihat sekarang kondisi Satya sedang tidak baik.

[✓] Satya dan 67 hariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang