04: kincir angin

43.6K 6.6K 1.1K
                                    

**§**

**§**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


****

-Satya dan 67 hari-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Satya dan 67 hari-

****

Gadis itu terus menundukan kepalanya, mengabaikan seorang lelaki yang berada disampingnya sedari tadi. sebenernya dirinya masih larut dalam kesedihan, Belum lagi rasa sakit disekujur tubuhnya masih terasa hingga sekarang.

Bukan bermaksud mengabaikan, hanya saja Alya masih sibuk dengan pikiran dan rasa sakitnya sendiri.

Setengah jam yang lalu, Satya membawa Alya kesebuah taman kincir angin yang tidak jauh dari rumah sakit tempat Satya keluar tadi. Karena merasa kasihan dengan Alya, Satya memilih untuk menemani dan menemui gadis itu dulu barangkali bisa membuat perasaannya lega kembali.

Sudah setengah jam Alya sama sekali tidak membuka suara, nampaknya ia seperti menyembunyikan sesuatu dan sedang dalam keadaan tertekan lagi.

"Kenapa lagi?" Tanya Satya, ia membuka suara untuk menanyakan keadaan gadis ini.

Tetapi sama saja, Alya tetap diam tidak bisa menjawab.

Mata Satya tertuju pada bahu kanan Alya yang sedikit terbuka dan menunjukkan bekas memar. padahal seingat Satya, kemarin belum ada luka memar seperti ini di bahu perempuan itu. Pasti terjadi sesuatu lagi pada gadis ini.

Saat melihat banyaknya dan semakin bertambahnya memar di tubuh gadis ini membuat Satya makin prihatin pada Alya.

Orangtua seperti apa yang tega sekali menyiksa anak perempuannya hingga seperti ini?

Satya memegang dengan pelan bekas memar dibahu Alya, gadis itu meringis kesakitan. Melihat Alya meringis menahan sakit, membuat Satya memejamkan matanya sejenak, ia seakan dapat merasakan rasa sakit yang gadis itu rasakan.

"Cerita sama gue, kenapa lagi?" Tanya Satya sekali lagi.

Alya berusaha untuk menahan tangisannya. Melihat Alya yang sedang tidak baik-baik saja, Satya semakin yakin bahwa gadis ini dipukuli lagi oleh ayahnya.

[✓] Satya dan 67 hariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang