48: untuk Alya, dari Satya

23.7K 2.9K 1.1K
                                    


-Satya dan 67 hari-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Satya dan 67 hari-

****

Hembusan angin disebuah pemakaman terasa begitu rindang, daun-daun berjatuhan diiringi dengan duka lara dari setiap orang yang hadir disini. Hembusan yang seolah menghasilkan suasana duka yang begitu kental akibat hilangnya sosok orang yang paling berharga. Langit pun nampak mendung, seolah ikut merasa sedih.

Beberapa rombongan berpakaian serba hitam ikut serta dalam acara pemakaman seorang lelaki saat ini, seorang pemuda berusia sekitar 17 tahun memegang sebuah bingkai foto dari mendiang sosok kakaknya yang telah pergi hari ini dengan amat begitu sedih. mengantar sosok Satya untuk pergi ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Dua orang lelaki nampak terus bergelimangan air mata, meratapi jasad sahabat mereka yang mulai di kebumi kan pada hari ini.

Air mata semuanya terjatuh tak tertahankan saat jasad Satya telah di kebumi kan, timbunan tanah mulai menutupi liang lahan pemakaman Satya, lelaki itu kini benar-benar telah berada didalam bumi untuk selama-lamanya.

Reyhan dan Azka berusaha kuat juga untuk tidak menangis kembali, meski dihati mereka, keduanya pasti menangis. Sudah bertahun-tahun persahabatan ketiganya terjalin sangat awet tanpa kekurangan apapun satu sama lain, tapi hari ini Reyhan dan Azka harus ikhlas melepas kepergian dari salah satu sahabat mereka, Yaitu Satya.

Reyhan dan Azka selalu setia menemani Satya ketika lelaki itu akan melakukan cuci darah atau pemeriksaan kesehatan lainnya dulu, tapi sekarang Reyhan dan Azka harus mengantar Satya untuk pergi ke tempat peristirahatan terakhirnya. Mereka berdua tidak pernah membayangkan hal ini akan terjadi meski mereka tau umur Satya tidak bisa lagi panjang.

Seorang gadis hanya dapat meratapi kepergian dari sosok yang begitu ia anggap sebagai Malaikatnya dengan mata yang terus berkaca-kaca.

Alya sudah berjanji pada Satya untuk tidak akan menangis sejak malam terakhir dirinya bersama dengan lelaki itu. Hari ini, adalah hari pemakaman Satya, gadis itu berusaha kuat untuk tetap tegar dan ikhlas melepas kepergian Satya.

Seorang wanita menaburkan bunga pada timbunan tanah pemakaman anaknya dengan air mata yang terus mengalir tanpa henti, kakinya lemas bahkan seluruh tenaganya pun ikut lemas.

Anaknya telah pergi, Satya meninggalkan keluarganya dan para sahabatnya untuk selama-lamanya.

Orang-orang yang ikut hadir di acara pemakaman Satya perlahan mulai berkurang, tinggal-lah keluarga, sahabat dan satu orang gadis yang masih setia berada didepan pemakaman Satya.

Shinta mengelus batu nisan milik putranya dengan begitu lembut, mata dan wajahnya benar-benar sembab karena terlalu banyak menangis.

"Sayang,"

[✓] Satya dan 67 hariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang