34: karena dia

15.3K 2.8K 552
                                    

-Satya dan 67 hari-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Satya dan 67 hari-

"Sumber kekuatan diriku ada padamu, lantas, jika sumber kekuatan ku saja lemah bagaimana aku bisa menjadi kuat nantinya?"

****

"Saya nggak bersalah, pak! lepasin saya!"

"Alya! dasar kamu anak sialan!"

"Kamu bener-bener anak yang nggak tau terimakasih sama orangtua!"

Mahesa terus mendekap tubuh Alya yang sedang mendapat perkataan kasar dari sang ayah terus menerus. Lelaki itu seakan ingin melindungi gadis itu dari cacian kotor yang terus menerus Romy lontarkan pada putrinya sendiri.

Hari ini, Romy ditangkap oleh pihak kepolisian, Mahesa yang sudah melaporkan pria itu pada pihak berwajib atas kasus perdagangan anak dan narkotika.

Saat sedang dieksekusi oleh polisi pun Romy masih berusaha membela diri dan terus memberontak, berkata bahwa itu semua bukan kesalahannya.

"Pak, ini bukan salah saya!"

"Saya cuma mau anak itu berguna, karena selama ini anak itu cuma nyusahin saya!" Romy berusaha untuk terus memberontak dan membela dirinya saat ia ditarik paksa oleh beberapa anggota kepolisian.

"Diam! jelaskan semuanya dikantor polisi nanti!" Gertak salah seorang polisi itu.

Tangan Romy langsung diborgol agar pria itu tidak lagi memberontak, mata Romy mengarah tajam pada anak perempuannya. Alya menunduk takut mendapatkan tatapan tajam dari ayahnya. Menyadari Alya yang nampak ketakutan, Mahesa segera memalingkan tubuh Alya agar tidak bertatapan kembali dengan ayahnya.

"Ini balasan kamu sama ayah selama ini, Alya? mana rasa terimakasih kamu sama ayah selama ini, hah?"

"Awas kamu, ayah benar-benar kecewa dan benci sama kamu. anak sialan!"

"Lebih baik kamu mati aja sana!"

Alya memejamkan matanya, berusaha untuk tetap tenang dan tidak menangis. Hatinya rasanya kembali tercambuk mendengar ucapan menyakitkan yang masih bisa ayahnya lontarkan padanya itu. Perempuan itu terus menulikan telinganya agar suara sang ayah tidak lagi terdengar olehnya.

Setelahnya Romy benar-benar dibawa ke kantor polisi saat itu juga, karena kesalahan dan kasus yang telah ia perbuat pada putri kandungnya sendiri selama ini.

Setelah kepergian Romy dari hadapannya, Alya tidak bisa menahan dirinya lagi. Gadis itu menangis. Mahesa berusaha untuk terus menenangkan Alya.

Entah sekarang Alya harus merasa lega atau bersalah pada ayahnya, disatu sisi Alya merasa ia akhirnya bisa terbebaskan dari beban utama penderitaannya, terbebas dari rasa ketakutannya setiap hari. Akan tetapi disisi lain ia juga merasa bersalah dan tidak enak pada Romy, Bagaimanapun juga Romy tetap ayah kandungnya.

[✓] Satya dan 67 hariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang