Kakinya ia gerakan dengan cepat untuk menjauhi kantor kakaknya, sejak awal dia tahu Tayuya hanya wanita jalang pecinta uang. Tapi tetap saja ia kesal saat wanita itu meremehkannya di hadapan sang kakak, dan ia yakin pasti wanita itu akan menempel pada Darui seperti lintah penghisap darah untuk mengeruk kantung pria itu. Persetan dengannya dia tidak akan peduli lagi jika Tayuya mendekatinya lagi.
Ia mengenal kakaknya dengan sangat baik, Darui tidak pernah bertahan dengan satu wanita lebih dari satu bulan terlebih jika wanita itu seorang money digger. Meski ia memiliki banyak uang Darui adalah pria perhitungan dan pelit, saat wanitanya terlalu banyak menghabiskan uangnya ia akan membuangnya dan mencari wanita lain. Dan Tayuya hidup untuk uang.
Atsui tertawa mencemooh sahabatnya sejak mereka masih memakai popok saat Omoi duduk di hadapan pria itu dengan wajah merah padam.
"Bagaimana pertunjukannya Sobat?" Pria pirang itu tersenyum mengejek sahabatnya.
"Buatkan aku minuman cepat." Omoi menatap sengit pria yang memiliki kulit pucat itu.
"Darui tidak pernah berubah, dia akan menggoda wanitamu hanya untuk memastikan apakah dia layak untukmu." Ini bukanlah pertama kalinya Darui bercinta dengan kekasih ataupun teman spesial Omoi.
Pria yang lima tahun lebih tua darinya itu selalu melakukan hal yang sama dengan dalih yang sama membuat Omoi kesal karena kakaknya benar, wanita yang mau tidur dengan kakak kekasihnya tidak layak dijadikan seorang kekasih apalagi istri karena mereka hanya seorang jalang. Dan Tayuya adalah salah satunya.
"Brengsek! Jalang itu sudah menginjak harga diriku." Hinaan Tayuya sebelum ia keluar dari kantor kakaknya masih terngiang di telinganya.
Dulu wanita itu membanggakannya dan merendahkan kekasihnya saat mereka bercinta dan hari ini ia menghinanya dan menyanjung sang kakak. Ia meminum vodka miliknya dalam sekali teguk membiarkan cairan beralkohol itu membasahi kerongkongannya.
"Buang saja dan cari yang lain, jangan bilang kau jatuh cinta padanya. Wanita yang membuang kekasihnya karena miskin dan memilih pria yang lebih kaya hanyalah sampah, karena mereka tidak ada bedanya dengan pelacur. Ingat itu Omoi." Omoi hanya diam mendengar ucapan sahabatnya.
"Aku juga seorang pelacur." Omoi tertawa mengingat selama ini ia mengumpulkan uang dengan bersenang-senang bersama wanita paruh baya yang kesepian. "Aku gigolo jika kau lupa sialan."
"Yeah, kau dan wanita itu sama saja. Mungkin kalian memang ditakdirkan untuk bersama, itupun jika Darui mengijinkannya."
"Hei Moi-chan." Seorang wanita berusia empat puluhan bergelanyut manja di lengan Omoi.
Moodnya sedang buruk malam ini dan bersenang-senang dengan Mei Terumi sepertinya bukan ide buruk mengingat wanita ini sangat royal karena suaminya adalah seorang anggota Parlemen.
"Mei nee-chan." Pria itu mengerling genit pada si wanita membuatnya tertawa manja dan semakin merapatkan tubuhnya pada Omoi.
"Hibur aku, aku sedang sedih malam ini." Wajahnya memuram. Omoi menyadari jika mata wanita itu bengkak, ia yakin jika Mei menangis sebelum ia datang ke mari.
"Apa yang dilakukan Tua bangka itu?" Omoi sudah mengenal Mei selama enam bulan dan dia tahu jika pernikahan wanita itu sudah hancur sejak sepuluh tahun yang lalu.
"Bajingan itu membawa Sekertarisnya ke rumah dan mereka bercinta di kamar kami." Ada genangan air di mata coklat wanita itu. Mei bukannya tidak tahu jika suaminya tidur dengan banyak wanita di luaran sana tapi ini adalah pertama kalinya pria itu membawa wanita ke rumah mereka.
"Kau hanya perlu menghancurkan semua yang ada di kamar itu dan menggantinya dengan yang baru." Omoi mengelus kepala wanita itu lembut.
Ia sangat kasihan dengan wanita ini, ia menikah dengan pria yang salah. Pria yang mengikatnya dengan rantai emas di lehernya. Saat Mei ingin bercerai suaminya mengancam akan membunuh kedua anak mereka. Dan ia terpaksa diam menutup mata dan telinganya dari perselingkuhan suaminya. Mei hanya boneka yang selalu menemani pria itu dalan acara formal dan dipamerkan pada media jika ia memiliki istri yang cantik agar publik menilai ia adalah suami yang baik dengan keharmonisan keluarga mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Platonis
FanfictionNaruto © Masashi kishimoto (21+) Sakura tidak pernah menyesali apa yang telah terjadi, ia memilih bertahan meskipun setiap malamnya terasa begitu menyakitkan karena ada pagi yang indah meskipun penuh kepalsuan. "Aku mencintaimu." "Hn." Hatinya perih...