Empat

6.9K 486 30
                                    

Gadis berambut magenta itu bergelanyut manja di tangan Sasuke. Tidak seperti kekasihnya yang selalu menolak setiap kali di ajak pergi berbelanja pria yang ada di sampingnya itu selalu ada untuknya kapanpun dia mau, bukannya dia tidak tahu perasaan pria itu padanya dia hanya pura-pura tidak tahu dan berakting sok polos.

Memanfaatkan pria ini sejak masa SMA untuk melakukan apapun yang dia inginkan. Termasuk membayar semua belanjaannya saat ini. Tentu saja ia bukanlah gadis kaya seperti Sara dan Karin yang ayahnya adalah pengusaha terkenal, dia hanyalah putri seorang dokter yang hidupnya ia gunakan untuk penelitian yang berguna bagi masyarakat. Dan sialnya dia justru jatuh cinta pada Sakon, sebenarnya dia cukup kaya meskipun tidak sekaya keluarga Uchiha. Karena itulah dia selalu memanfaatkan Sasuke untuk kepentingannya.

"Menurutmu mana yang lebih bagus?" Tayuya berdiri di hadapan Sasuke, ia memakai dua stiletto yang berbeda.

"Semuanya bagus, saat kau yang memakainya." Sasuke menatap kaki ramping Tayuya.

"Aku tidak mungkin membeli semuanya Sasuke, ini mahal kau tahu." Tayuya menatap kesal Sasuke.

"Bungkus keduanya, aku akan membayar semua itu." Sasuke berjalan ke arah kasir. Ia melihat sebuah flat shoes berwarna peach dengan pita putih di rak yang berada di dekat kasir.

Ia tersenyum, melihat sepatu itu mengingatkannya pada sang kekasih. Gadis itu sangat suka memakai flat shoes, ia bilang memakai high heels tidak baik untuk otot dan tulang. Ia meraih sepatu itu dan memberikannya pada kasir agar di bungkus.

"Kenapa tiga?" Tayuya menatap papper bag yang ada di tangan Sasuke.

"Aku membeli satu untuk Sakura." Sasuke meraih tangan Tayuya dan membawanya keluar dari toko.

Sejujurnya Tayuya berharap jika ketiganya adalah untuknya. Ia tidak menyangka jika Sasuke cukup perhatian pada gadis gulali yang menjadi kekasihnya.

"Ayo kita makan, aku belum sarapan." Pria bersurai raven itu masuk kedalam sebuah kafe yang ada di mall itu.

Sasuke menatap gadis dihadapannya dengan tatapan penuh damba. Semenjak gadis itu memiliki kekasih ia jarang sekali pergi bersama Tayuya karena gadis itu lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Sakon. Itulah sebabnya sesibuk apapun dirinya saat gadis ini menelefonnya dan memintanya datang ia akan langsung datang, ia akan mengambil semua kesempatan untuk bersama gadis itu.

.
.
o0o
.
.

Sakura menatap nanar piring yang masih penuh dengan omurice di atas meja makan. Sasuke meninggalkannya begitu saja, ia tidak tahu alasan pria itu pergi meninggalkan sarapannya bahkan Sasuke tidak mengabarinya ia pergi kemana. Meskipun tidak ke kantor biasanya ia akan menghabiskan waktunya di ruang kerjanya di apartemen. Bahkan pria itu tidak membawa cangkir dan tumbler yang ada di kamar mereka, Sasuke bukan orang yang seperti itu meski dalam keadaan terburu-buru pun ia akan meninggalkan peralatan makan yang ia pakai begitu saja. Dia akan memasukannya kedalam mesin cuci piring terlebih dahulu lalu pergi.

Tangan milik gadis itu meraih piring di atas meja dan membuang isinya ke tong sampah. Ia mengelap nasi yang tercecer di meja, ia terkekeh karena merasa seperti seorang istri. Melayani semua kebutuhan Sasuke dan tinggal bersama, ia sangat bahagia ketika pria itu mengajaknya tinggal bersama meskipun Ino melarangnya.

Dia mencintai pria itu, Sasuke adalah cinta pertamanya. Selama ini dia sibuk belajar untuk mengejar beasiswa dan tidak pernah memiliki waktu untuk menyukai lawan jenis meskipun teman-temannya sudah memiliki kekasih sejak SMP. Tapi menghabiskan waktunya untuk belajar dan membaca buku, ketika teman-temannya menghabiskan akhir pekannya untuk nongkrong bersama di mall atau kafe Sakura lebih memilih perpustakaan kota untuk mengisi waktu luang.

PlatonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang