Sepuluh

6.3K 527 55
                                    

Sasuke menatap punggung kecil kekasihnya, setelah pertengkaran mereka Sakura memutuskan masuk ke kamar mereka dan tidur lebih dulu. Sasuke tidak mengerti mengapa ia begitu kesal saat melihat pemuda berkaca mata itu keluar dari mobilnya dan mengejar kekasih merah mudanya padahal ia melihat dengan jelas jika pemuda itu hanya memberikan sesuatu pada Sakura dan gadis itu juga mengatakan jika kakak kelasnya itu hanya mengembalikan ponselnya.

Pria emo itu mengubah posisi tidurnya menjadi telentang menatap langit-langit kamarnya. Pertanyaan Sakura masih menggema di telinganya, kemana ia akan membawa hubungan mereka? Ia sendiri tidak tahu. Sasuke merasa sangat nyaman saat bersama Sakura tapi hatinya menginginkan Tayuya yang berada di sisinya. Ia menghela nafas lelah, entah apa yang sesungguhnya ia inginkan.

Sakura merasakan tempat tidurnya bergerak karena seseorang yang berbaring di belakangnya terus bergerak gelisah. Ia yang awalnya mengantuk kembali terjaga karena pergerakan Sasuke. Entah apa yang membuat pria itu tidak bisa tenang.

Dan sebuah kecupan ia rasakan di dahinya. "Oyasumi." Sasuke berbisik di telinganya dan sebuah pelukan ia rasakan.

Dulu sekali ia bertanya-tanya mengapa Sasuke sangat suka memeluknya dari belakang dan kini ia mulai mengerti, karena bagi Sasuke dirinya hanyalah pengganti Tayuya. Dan mungkin saja saat ini pria di balik punggungnya itu tengah membayangkan memeluk wanita itu atau bahkan sedang memimpikan putri dari dosennya itu.

'Aku tidak akan kalah apalagi menyerah.' Sakura berguman dalam hatinya, ia tahu jika Tayuya memiliki kekasih yang harus dirinya lakukan hanyalah membuat Sasuke menyerah pada gadis itu dan melihatnya sebagai Sakura bukan pengganti Tayuya hanya karena warna rambut mereka senada.

Mata emerald itu terbuka, tangannya meraih ponsel di nakas dan melihat jam. Pukul enam pagi, ia terlambat setengah jam dari waktu biasa ia bangun. Sakura selalu bangun pukul setengah enam pagi, meskipun tidak masalah baginya karena jadwal kelasnya dimulai pukul sembilan pagi. Melepaskan belitan tangan Sasuke dari pinggangnya dan beranjak dari tempat tidur, ia harus segera mandi dan menyiapkan sarapan.

Ia meletakkan piring berisi nasi goreng dengan banyak irisan tomat dan segelas kopi hitam tanpa gula. Ia lupa belanja kemarin dan kulkasnya hampir kosong hanya menyisakan beberapa frozen food dan sedikit daging ayam. Ia akan belanja setelah pulang kuliah lagi pula hari ini ia tidak perlu pergi ke lab.

Sakura melihat Sasuke sudah duduk di ranjang saat ia masuk kamar. Pria itu sudah bangun tapi terlihat masih mengantuk.

"Ohayou."

"Hn."

"Mandilah, sarapanmu sudah siap."

"Hn"

Gadis merah muda itu merapikan tempat tidur mereka, Sasuke yang akan memasuki kamar mandi menatap kekasihnya. Gadis merah muda itu sangat cekatan dia selalu merapikan segala hal dengan cepat ia tidak pernah mengeluhkan apapun.

"Sakura, maafkan aku." Ucapan Sasuke menghentikan gerakan tangannya yang tengah melipat selimut.

Ia menatap manik jelaga kekasihnya, ia tidak menyangka jika pria itu akan meminta maaf atas perbuatannya semalam pada Kabuto dan juga perdebatan mereka.

"Kau harus mengerjakan semua pekerjaan rumah sendiri. Aku tidak bisa memperkejakan pelayan di sini."

Sakura memalingkan wajahnya dan kembali fokus pada pekerjaannya. "Tak apa, lagipula aku sudah biasa melakukannya."

Sakura terkekeh geli dengan pikiran bodohnya mana mungkin seorang Uchiha Sasuke yang arogan meminta maaf karena memaksakan kehendaknya pada orang lain.

.
.
o0o
.
.

"Kabuto senpai." Sepasang kaki jenjang itu berlari kecil mengejar pria dengan kuncir rendah di rambutnya.

PlatonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang