"Haruno Sakura, benar?" Seorang pemuda dengan kuncir rendah duduk di hadapannya. Ia tersenyum ramah pada Sakura.
"Iya, apa senpai ada perlu denganku?" Sakura merasa gusar, ia tidak kenal pemuda yang ada di hadapannya tapi ia tahu jika dia adalah Yakushi Kabuto asisten Orochimaru.
"Untukmu, dari Orochimaru sensei." Kabuto memberikan sebuah amplop.
LABORATORIUM HEBI
Sakura membaca tulisan besar di bagian depan amplop. Yang ia tahu itu adalah laboratorium yang di kelola oleh Tsunade dan Orochimaru sebagai pusat riset masyarakat.
"Ini apa?" Sakura menatap bingung amplop yang masih ada di meja.
"Bacalah, dan kau akan mengerti."
Tangan lentik itu meraih amplop pemberian Kabuto dan membacanya. Undangan secara resmi dari kedua gurunya untuk bergabung di lab mereka. Sakura memang ingin bergabung di sana tapi mendapat undangan terasa berbeda.
"Kalau kau setuju datanglah setelah kuliahmu selesai. Aku dan Orochimaru sensei akan ada di sana hingga malam." Pemuda itu beranjak pergi meninggalkan Sakura.
Sakura memasukan amplop itu ke dalam tasnya, ia berfikir apa Sasuke akan menyetujuinya jika ia bergabung atau haruskah ia menerimanya tanpa harus memberitahu Sasuke. Mereka hanya sepasang kekasih dan menurutnya kekasihnya itu tidak perlu ikut campur dengan keputusan yang ia buat dalam hidupnya.
Ini adalah pertama kalinya Sakura datang ke lab Hebi, meskipun letaknya ada di seberang Universitas tempatnya menuntut ilmu tapi hanya orang- orang tertentu yang bisa masuk ke sana. Ia melihat nama Tsunade dan Orochimaru tertulis pada sebuah pintu.
Sebuah tepukan mendarat di bahunya membuatnya berjengit. Wanita paruh baya yang terlihat sexy dan cantik tersenyum ramah padanya.
"Shisou." Sakura membungkukkan badan saat melihat sang guru berdiri di belakangnya.
"Masuklah." Tsunade membuka pintu dan masuk lebih dulu.
Sepertinya itu adalah ruang istirahat, ada satu set sofa dan juga tivi. Ia melihat Kabuto sedang duduk di lantai dan menonton discovery channel yang sedang membahas tentang ular.
"Hai Sakura." Pemuda itu melambaikan tangannya dan menatap Sakura sekilas lalu kembali fokus pada layar televisi.
Sakura duduk di sofa berhadapan dengan Tsunade. Wanita itu menatapnya lekat.
"Sebenarnya aku ingin kau membantuku paling tidak satu tahun lagi tapi banyak hal yang membuatku harus segera merekrutmu. Dan yah Orochimaru dan Kabuto bersedia menerimamu dan meyakinkanku jika kau sanggup melakukannya." Tsunade menghela nafas, ia terlihat sangat lelah.
"Apa kau meragukan intuisiku?" Hampir saja Sakura terjengkang saat Orochimaru muncul di belakang Tsunade dengan rambut berantakan.
"Aku tahu kemampuan muridku."
"Lalu untuk apa kau harus menunggu satu tahun lagi?"
"Tentu saja memberinya lebih banyak materi."
"Kau bisa memberinya di sini putri siput."
"Tutup mulutmu pawang ular."
Apa mereka benar-benar Senju Tsunade dan Orochimaru gurunya yang sangat galak itu. Kenapa mereka terlihat kekanakan di usianya yang sudah hampir kepala lima.
"Kau bisa meletakan semua barangmu di sana dan ambil jas labmu." Tsunade menunjuk sebuah loker.
Sakura mengikuti perintah gurunya itu. Ia memakai jas lab miliknya yang ia ambil dari loker.
KAMU SEDANG MEMBACA
Platonis
FanfictionNaruto © Masashi kishimoto (21+) Sakura tidak pernah menyesali apa yang telah terjadi, ia memilih bertahan meskipun setiap malamnya terasa begitu menyakitkan karena ada pagi yang indah meskipun penuh kepalsuan. "Aku mencintaimu." "Hn." Hatinya perih...