Sakura bangun dengan badan lemas dan perut yang tidak nyaman dan mual. Mungkin asam lambungnya naik karena kemarin ia makan banyak makanan pedas dan tugas yang menumpuk membuatnya stress. Kepalanya terasa pusing dan ia muntah di toilet.
Ia merasakan pijatan lembut di tengkuknya, manik emeraldnya menangkap siluet Sasuke di cermin wastafel ada raut hawatir di wajah mengantuk Sasuke.
"Apa kau baik-baik saja?" Dengan lembut Sasuke memapah Sakura kembali ke tempat tidur.
"Mungkin karna kemarin aku banyak makan makanan pedas. Asam lambungku jadi naik. Perutku tidak enak." Sakura kembali berbaring di tempat tidur.
"Aku akan menemanimu ke dokter. Wajahmu sangat pucat." Tangan kekar pria itu membelai wajah Sakura yang seputih kapas.
"Aku akan baik-baik saja setelah minum obat lambung dan istirahat. Tidak perlu pergi ke dokter." Sakura membalikan badannya memunggungi Sasuke.
Ini adalah pertama kalinya Sasuke melihat Sakura sakit, mungkin gadis itu kelelahan mengingat aktivitasnya yang padat. Ia harus kuliah dan magang di lab hebi, mungkin sudah saatnya ia meminta kekasihnya itu untuk berhenti dan hanya fokus pada kuliahnya.
"Sakura kupikir sebaiknya kau berhenti magang, aku rasa kau sakit karena kelelahan." Gadis bersurai pink itu bergeming tidak menanggapi ucapan kekasihnya.
"Semuanya untuk kebaikanmu sendiri. Kau tidak bisa memaksa tubuhmu untuk melakukan pekerjaan diluar batas kemampuanmu. Kau bisa menggunakan uangku yang ada di kartu kreditku untuk memenuhi kebutuhanmu, lagi pula insentif magangmu tidak seberapa. Jadi..."
"Bukankah kau harus pergi bekerja?" Sakura menyela Sakuke, wajahnya yang pucat menunjukan raut kesal. "Kalau kau tau aktivitas ku sangat padat seharusnya kau tidak menggangguku setiap malam!"
Sasuke kehilangan kata-katanya, mengapa jadi ia yang disalahkan? Padahal niatnya cukup baik, lagipula ia adalah Uchiha Sasuke bahkan ia tidak keberatan jika kekasihnya itu menghamburkan uangnya tapi Sakura tidak pernah menggunakan kartu kredit yang ia berikan sejak mereka menjalin hubungan. Bahkan kartu itu berada di laci nakas dan tidak pernah berpindah tempat.
"Sakura kenapa kau menyalahkanku?" Pria itu menggaruk pelipisnya.
"Lalu salah siapa lagi? Aku lelah seharian dan saat aku ingin beristirahat kau malah menggangguku semalaman membuatku tidak bisa tidur." Sakura mendengus kesal. "Pergi sana! Melihatmu membuatku kesal."
Sasuke terkejut saat sebuah bantal menghantam wajahnya, pria itu beranjak dengan enggan. Apa gadis yang sakit memang seperti itu? Ia pernah melihat Tayuya sakit tapi gadis itu sangat manja ketika sakit dan ingin semua permintaannya dituruti bahkan dia tidak ingin ditinggalkan. Sedangkan Sakura malah mengusirnya dan mengatakan jika dirinya membuat kesal.
"Baiklah aku akan pergi bekerja." Sasuke menatap Sakura yang kembali meringkuk di tempat tidur.
Kepalanya pusing dan entah mengapa ia merasa sangat malas untuk bangun karena itu ia memilih untuk kembali tidur. Saat ia bangun hari sudah siang, ia melihat semangkuk bubur yang masih agak hangat, obat untuk nyeri lambung dan segelas air. Ia melirik jam di dinding kamar, pukul 10 siang. Ternyata ia sudah tidur selama empat jam.
Ponselnya berdering, nama Sasuke tertera di layar.
"Bagaimana keadaanmu? Apa kau sudah minum obatmu?" Nada khawatir terdengar jelas dalam pertanyaan pria itu.
"Ya sudah lebih baik." Ia merasa mual tapi tidak sekuat tadi pagi. "Terimakasih untuk bubur dan obatnya." Sebuah senyum menggantung di bibir tipisnya.
"Beristirahatlah, aku akan pulang saat makan siang. Jangan melakukan apapun. Aku tidak ingin melihatmu semakin sakit." Sakura memutar bola matanya mendengar perintah pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Platonis
FanfictionNaruto © Masashi kishimoto (21+) Sakura tidak pernah menyesali apa yang telah terjadi, ia memilih bertahan meskipun setiap malamnya terasa begitu menyakitkan karena ada pagi yang indah meskipun penuh kepalsuan. "Aku mencintaimu." "Hn." Hatinya perih...