"Kalian bisa kerja tidak?!" Sasuke melemparkan map di tangannya hingga semua kertas di dalamnya berhamburan di lantai.
Dua orang wanita dan seorang pria yang berdiri di hadapannya memilih diam dan menunduk, sudah tiga hari atasannya itu seperti kerasukan dan selalu memarahi semua orang yang ada di divisi pemasaran. Tidak ada yang salah dengan laporan yang mereka kerjakan hanya penjualan yang sedikit menurun dan tidak terlalu berefek pada keuangan perusahaan.
"Maafkan kami Sasuke sama." Satu-satunya pria yang ada di sana membuka suara.
"Aku menggaji kalian untuk meningkatkan penjualan perusahaan dan apa hasilnya. Kalian semua tidak berguna." Pria emo itu menggebrak mejanya.
"Sasuke hentikan!" Itachi berdiri di ambang pintu ruangan Sasuke. "Kalian kembalilah bekerja." Ketiganya membungkuk lalu meninggalkan ruangan Sasuke.
"Ada apa sebenarnya." Sulung Uchia itu memunguti kertas di lantai satu persatu.
"Apa maksudmu?" Jelaga hitam itu menatap sang kakak.
"Kau seperti iblis dari neraka yang sedang mengamuk." Pria dengan kuncir rendah itu terkekeh. Itachi cukup sadar adiknya berubah sejak kejadian itu. Hari dimana Sakura datang ke kantor mereka.
Sasuke duduk di kursinya, kepalanya terasa pusing karena ia kurang tidur. Waktunya tersita hanya untuk memikirkan gadis merah muda yang terus saja menolak panggilannya dan dengan sengaja membiarkan sepupu pirangnya menjawab.
"Kau bertengkar dengan Sakura?"
"Hn."
"Aku melihatnya."
"Apa?"
"Sakura menjambak Tayuya di sini." Itachi meletakan semua kertas laporan yang telah ia susun di meja Sasuke. "Apa yang terjadi?"
"Hanya salah paham." Sasuke menghela nafas lelah.
"Sakura meninggalkanmu." Jelaga hitamnya menatap manik senada di hadapnnya. Tubuh Sasuke menegang dan Itachi melihatnya dengan jelas.
"Tidak." Sulung Uchiha itu terkekeh melihat reaksi adiknya.
"Jadi kalian putus, jangan katakan kau lebih membela Tayuya dan membuat Sakura sangat marah. Lalu mencampakkanmu." Rasanya Sasuke ingin sekali menghajar wajah mengejek kakaknya itu.
Itachi mengulurkan tangannya memberikan ponselnya pada sang adik. Pria emo itu mengernyitkan dahinya bingung.
"Lihatlah."
Sasuke mengepalkan tangannya kencang melihat salah satu foto di akun instragam Karin. Gadis itu berfoto bersama Suigetsu dan Sakura tapi yang membuat Sasuke marah adalah ada Kakashi di sebelah gadis merah mudanya.
"Dia punya selera yang bagus." Itachi tertawa, Sasuke tahu apa yang dimaksud kakaknya. Itu di tujukan untuk Sakura yang terlihat dekat dengan rekan bisnis mereka.
"Aku rasa kita akan segera menerima undangan pernikahan." Tawa renyah mengalun dari bibir sulung Uchiha.
"Tutup mulutmu Itachi." Sasuke menggeram marah.
"Baiklah." Itachi menggerakan jarinya membuat lengkungan melakukan gestur menutup resleting lalu tertawa keras dan meninggalkan ruangan adiknya.
Ia mendengar benda jatuh dari ruangan adiknya, jelaganya menatap nanar pintu yang tertutup di hadapannya. Ini pertama kalinya ia melihat adiknya sangat kacau tapi ia juga tidak bisa melakukan apapun.
.
.
o0o
.
."Apa kalian sudah gila?" Sakura memekik tidak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Platonis
FanfictionNaruto © Masashi kishimoto (21+) Sakura tidak pernah menyesali apa yang telah terjadi, ia memilih bertahan meskipun setiap malamnya terasa begitu menyakitkan karena ada pagi yang indah meskipun penuh kepalsuan. "Aku mencintaimu." "Hn." Hatinya perih...