Hari ini ia tidak bertemu dengan sepupu sekaligus sahabatnya di kampus, Ino tidak kelas hari ini. Terkadang ia sangat iri dengan fakultas fashion design yang memiliki jadwal lebih santai dibandingkan dengan fakultas kedokteran yang sangat padat seperti mobil yang berbaris saat macet.
Sakura memutuskan untuk mengunjungi sepupunya itu, sudah lama juga ia tidak mengunjungi apartemen tempat tinggal mereka. Sasuke ada perjalanan bisnis dengan Itachi ke Takigakure dan ia sudah memberi tahu kekasihnya itu jika ia akan menginap di apartemen Ino. Dariapada disebut menginap mungkin lebih tepat di sebut pulang.
Sepasang sepatu pria menyambutnya di genkan saat ia masuk. Sakura mengernyitkan dahinya, Ino tidak pernah mengajak teman kencannya ke rumah saat mereka tinggal bersama.
Ruang tamu terlihat kosong, hanya ada dua kotak pizza yg masih tertutup dan dua kaleng minuman soda. Samar Sakura mendengar suara desahan dari kamar Ino dan sebuah jeritan penuh kenikmatan. Sepertinya ia datang di waktu yang tidak tepat tapi ia tidak peduli ia malas jika harus kembali ke apartemen Sasuke dan juga ia lapar.
Meraih satu kotak pizza dan berjalan ke dapur, ia memasukannya ke dalam micro wave selama tiga menit dan kembali ke sofa dengan sebotol air. Sudah tidak ada suara dari kamar itu, Sakura menyalakan tivi dan mulai memakan pizza yang sudah iq hangatkan.
Pintu kamar Ino terbuka seorang pria melongkokkan kepalanya, ia tersenyum ramah pada Sakura.
"Maaf aku memakan pizza kalian." Sakura membalas senyum pria itu dan kembali fokus pada tayangan di telivisi.
Pintu itu kembali tertutup, Ino keluar dengan rambut berantakkan dan wajah yang sedikit merah.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Gadis pirang itu duduk di hadapan Sakura dan mengambil sepotong pizza lalu menggigitnya.
"Aku juga membayar sewa apartemen ini untuk satu tahun kedepan."
Ino memutar bola matanya. "Apa kau di campakkan Sasuke? Karena itulah kau pulang?" Ino bertanya dramatis dan mendapat lemparan bantal sofa.
"Aku tidak ada dan kau membawa teman kencanmu ke kamar kita. Dasar jalang." Ino terbahak mendengar ucapan Sakura yang sangat dramatis seolah ia pacar yang dihianati.
"Kita tidak bisa terlalu sering pergi ke hotel, kau tahukan bagaimana keluarga Uchiha?" Ino meraih kaleng soda yang sudah tidak dingin dan membukanya.
Sakura melihat Obito keluar dari kamar dan masuk ke kamar mandi yang berada di sisi dapur. Apartemen yang mereka sewa hanya memiliki satu kamar dengan satu ruangan yang mereka gunakan sebagai ruang tamu sekaligus tempat mereka makan.
"Aku akan menginap cepat rapihkan tempat tidurnya dan ganti spreinya." Ino mengabaikan sahabatnyabitu dan tetap memakan pizza yang hanya tinggal sepotong itu.
"Kau rapihkan saja sendiri. Aku tidak keberatan tidur di ranjang yang berantakan sisa pergulatan panas kami." Ino mengerling nakal.
"Menjijikan." Gadis pirang itu kembali tertawa, ia membawa pizza yang belum dihangatkan ke dapur.
Obito keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk di pinggangnya, Sakura memalingkan wajahnya dari tubuh kekar pria dewasa itu. Meskipun ia sudah sering melihat tubuh Sasuke tetap saja ia malu saat melihat pria lain hanya memakai handuk saja dengan tubuh setengah basah yang terlihat seksi dan menggoda.
"Oi Sakura kenapa wajahmu memerah? Kau tertarik pada kekasihku?" Sepupunya itu tertawa mengejek. "Aku yakin dia lebih hebat dari Sasuke, mau mencobanya?"
"Anytime you want, just call me sweet heart." Obito yang akan memasuki kamar mengedipkan mata genit pada Sakura membuat gadis itu merona.
Ino tertawa terbahak, melihat kekasihnya menggoda Sakura. Ia tidak menyangka jika Obito akan menanggapi gurauan gilanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Platonis
FanfictionNaruto © Masashi kishimoto (21+) Sakura tidak pernah menyesali apa yang telah terjadi, ia memilih bertahan meskipun setiap malamnya terasa begitu menyakitkan karena ada pagi yang indah meskipun penuh kepalsuan. "Aku mencintaimu." "Hn." Hatinya perih...