Empat Puluh

1.2K 171 28
                                    

Happy reading^^
.
.
.
.
.
.
.
.
.
o0o
.
.
.
.
.

Sakura memilih duduk di sebelah Obito bersama Ino, membiarkan Sasuke diapit oleh Naruto dan Kakashi. Ia hanya butuh waktu untuk menenangkan diri dan menjaga jarak dari Sasuke adalah yang terbaik.

Ia marah pada kekasihnya yang telah berbohong dan merasa muak dengan tingkah laku Sasuke namun dilubuk hatinya yang paling dalam dia masih mencintai pria itu. Gadis merah muda itu mengepalkan tangannya di bawah meja, rasanya ia ingin sekali pergi dari tempat itu dan menjauh dari Sasuke tapi ia tahu ini adalah acara yg dibuat Karin dan Ino untuk menghiburnya meski rencana mereka berantakan karena Suigetsu memberitahu Sasuke.

Sakura hanya bisa mencoba menikmati semuanya meski dadanya masih terasa sesak. Manik emeraldnya mengerjap saat sebuah piring diletakan di hadapannya.

"Cobalah, pelayan resort membawa beberapa lobster segar tadi." Sakura tidak tahu kapan Kakashi berjalan kearahnya, tapi ia tersenyum pada pria dewasa yang dengan suka rela mengupas lobster untuknya.

"Obito, kupaskan untukku juga." Ino merengek dan mendorong piring berisi seekor lobster ke hadapan kekasihnya.

"Baiklah Tuan Putri." Pria itu tersenyum manis pada Ino.

"Yamanaka kau menjijikan." Karin tertawa mengejek. Ino hanya menjulurkan lidahnya.

"Apa kalian berkencan? Seharusnya sejak dulu kau tinggalkan Sasuke." Sara menatap Sakura yang tengah memakan lobster dan Kakashi yang masih berdiri di sisi gadis itu.

Pria bersurai perak itu tertawa renyah menanggapi ucapan Sara. "Aku harap juga begitu."

Kakashi kembali ke kursinya, ia merasakan tatapan tajam dari Sasuke tapi pria itu mengabaikannya.

"Sepertinya memang benar, batas cinta dan bodoh itu sangat tipis." Sara tersenyum mengejek pada Sakura yang hanya ditanggapi dengan tak acuh oleh gadis merah muda itu.

Ia tahu sangat pasti dan bahkan dia menyadari kebodohannya tapi berapa kali pun ia mencoba membuang perasaannya pada Sasuke selalu saja ia kembali kepelukan pria itu.

Ratusan kali otaknya menyuruhnya untuk menjauh dari Sasuke tapi seribu kali hatinya terus memilih untuk bersama pria itu. Mungkin ia seorang masokis, tapi pria itu juga memberinya perhatian meskipun ia sadar semua itu palsu

"Ayo kita minum!" Naruto berteriak mencoba mencairkan suasana. ia tahu jika sahabat emonya tengah menahan emosi sejak tadi.

Sakura menerima setiap perhatian kecil dari Kakashi dan menikmati setiap perubahan wajah Sasuke yang mengeras karena menahan amarah. Semua itu tidak sebanding setiap kali ia harus menelan kebohongan dan kekecewaan yang pria itu berikan.

"Aku permisi sebentar." Sakura bangkit dari duduknya. Gadis itu berjalan memasuki villa.

"Kau mau ke mana?" Kakashi bertanya saat melihat Sasuke beranjak dari kursinya.

"Bukan urusanmu." Pria emo itu menatap tajam Kakashi. Dan berjalan ke villa di mana Sakura sebelumnya masuk.

"Sudah cukup kau mengganggunya Nii-san." Naruto menahan Kakashi saat pria itu ingin mengejar Sasuke. "Apapun yang terjadi pada mereka, kau tidak boleh mengambil kesempatan untuk masuk kedalamnya."

PlatonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang