Tiga Belas

6.2K 476 24
                                    

Jemari lentik itu dengan lincah terus saja mencatat apa yang tengah di terangkan oleh pemuda dengan kaca mata yang terlihat sedikit melorot. Mata emeraldnya sesekali menengok pada tabung reaksi yang berisi cairan berjajar di meja. Sudah tiga bulan ia membantu dosennya di lab dan Sasuke terlihat tidak mempermasalahkannya lagi setelah mereka berdebat malam itu.

Atau mungkin karena mereka tidak memiliki banyak waktu sehingga mereka tidak lagi berdebat. Semenjak ia menjadi bagian dari tim peneliti Hebi lab ia sering pulang terlambat dan jarang berbicara dengan Sasuke.

"Kau sudah mengerti?" Kabuto menatap adik kelasnya yang sudah selesai mencatat.

"Aku mengerti."

"Lakukan sekarang."

Sakura berjalan ke meja milik Tsunade ia mengambil sampel virus dan melihatnya menggunakan mikroskop. Progres penelitian yang di lakukan ke dua dosennya terlihat sangat baik, ia mendengar jika proyek ini di danai oleh beberapa perusahaan farmasi terkemuka.

Ia kembali mencatat hasil yang ia peroleh, semuanya akan di periksa oleh Orochimaru besok.

Lagi ia lupa akan waktu saat berada di lab, jam sudah menunjukan pukul sembilan saat ia merapikan barang-barangnya. Ia melihat Kabuto tertidur di sofa, Sakura tahu jika senpainya itu sering menginap di sini karena rumahnya cukup jauh.

Apartemennya gelap, mungkinkah Sasuke belum pulang? Ia masuk ke kamar mandi dan melihat pakaian kotor milik Sasuke di keranjang cucian. Pria itu sudah pulang tapi tidak ada di rumah. Sakura memilih untuk mandi dan akan menelefon kekasihnya itu nanti.

"Sasuke kun." Sakura terkejut saat melihat kekasihnya tengah duduk di ranjang mereka.

"Hn." Dua konsonan tanpa makna itu selalu meluncur dari mulut pria yang tengah sibuk dengan ponselnya.

"Kau sudah makan malam?" Sakura mengambil pakaian dari lemari dan memakainya.

"Hn." Lagi dan Sakura kesal karena tidak tahu apa artinya.

"Mau ku masakkan sesuatu?" Tawar Sakura.

"Aku sudah makan dengan Tayuya." Entah mengapa Sakura merasa semakin kesal mendengarnya.

"Kenapa kau suka sekali pergi dengan wanita itu?" Tanpa sadar Sakura berbicara dengan keras.

Manik jelaga itu menatap nyalang. "Itu bukan urusanmu."

Sakura tersentak, mendengar ucapan Sasuke. "Tentu saja itu menjadi urusanku, kau kekasihku."

"Lalu?" Sasuke melipat tangannya dan tersenyum sinis. "Kau kekasihku bukan berarti kau bisa mengaturku."

"Kau benar." Sakura memilih keluar dari kamar meninggalkan kekasihnya.

Ia lelah dan berdebat dengan Sasuke hanya akan membuatnya semakin menyadari kenyataan yang sebenarnya. Sakura merebahkan dirinya di sofa, ia lapar karena belum makan malam tapi sudah tidak bernafsu untuk makan.

Mata emerald itu tertutup mencoba merileks kan diri. Orang bilang pertengkaran dalam sebuah hubungan adalah hal yang wajar tapi ia merasa jika hubungannya dan Sasuke semakin merenggang. Ia memilih menghindari pria itu karena setiap kali mereka bersama hanya ada perdebatan yang berakhir dengan kemarahan Sasuke.

Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan agar hubungan mereka kembali membaik seperti dulu. Sakura merasa jika Sasuke semakin jauh dan sulit untuk di gapai.

Bahkan sampai saat ini Sasuke tidak pernah menjelaskan apa yang ia lakukan dengan Tayuya siang itu. Kata maafpun tidak pernah terucap dari bibirnya seolah itu hanya hal sepele yang tidak perlu dibahas dan membiarkannya berlalu begitu saja.

PlatonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang