Emeraldnya menatap langit yang berwarna kemerahan, kaki jenjangnya melangkah pelan turun dari kereta. Rasanya berat sekali harus berpisah dengan orang tuannya meskipun ia juga merindukan kota ini mungkin lebih tepatnya seseorang di kota ini. Ada puluhan panggilan yang tidak terjawab dari kekasihnya dan ratusan pesan yang tidak satupun ia balas. Sakura memberi tahu kedua sahabatnya jika ia pulang ke rumah orang tuanya di distrik Shukaku.
"Hn."
Sakura menatap pria yang berdiri bersandar pada mobilnya. Ia tidak menyangka akan bertemu kekasihnya di sini. Sasuke menarik pintu mobil terbuka, dengan enggan Sakura masuk dan duduk di kursi penumpang.
Mereka diam selama dalam perjalanan Sakura memilih fokus pada pemandangan di balik jendela dan pria itu mencoba fokus pada jalanan karena matanya seolah tertarik untuk selalu melirik ke arah kekasihnya.
"Kau sudah makan?" Sasuke mencoba mencairkan suasana yang terasa dingin, rasanya sangat aneh ketika melihat Sakura hanya diam saja melihat jalanan.
"Hn." Sakura menjawab ambigu membuat Sasuke mengernyitkan dahinya.
"Katakan dengan jelas."
"Hn."
"Sakura."
"Hn."
Mata jelaga itu melirik tajam, tangan kekarnya meremas roda kemudi dan dengan perasaan kesal ia menghentikan mobilnya.
Dugh!
"Ouch! Apa yang kau lakukan?" Sakura menatap nyalang pada Sasuke, ia mengelus dahinya yang membentur dashboard karena Sasuke menghentikan mobilnya mendadak.
"Kau membuatku kesal."
"Apa?"
"Kau terus menjawab tidak jelas pertanyaanku."
"Heh? Bukannya itu yang sering kau ucapkan? Sekarang kau tahu rasanya kan?" Sakura mencebikkan bibirnya kesal.
Pria emo itu menghela nafas lelah, gadis ini benar-benar membuatnya kesal. Ia seperti orang berbeda dulu Sakura akan banyak diam dan mengalah padanya tapi sekarang berani mendebatnya dan selalu menjawab semua ucapannya.
Mobil itu kembali melaju pelan di jalanan yang tidak terlalu ramai, ia tidak peduli apakah Sakura sudah makan di dalam kereta atau belum tapi saat ini ia sedang lapar karena sejak siang belum makan apapun. Awalnya ia hanya iseng saat menyuruh Suigetsu mengecek ponsel milik Karin, Sasuke berpikir mungkin saja kekasihnya itu menghubungi adik temannya karena mereka bersahabat dan putri Uzumaki itu tidak terlihat hawatir sama sekali meski sahabatnya menghilang.
Dan ternyata memang benar mereka saling berkirim pesan selama dua hari. Di pesan terakhir Sakura mengatakan jika gadis itu akan pulang dengan kereta pukul sepuluh pagi karena itu ia mengecek ke Stasiun dan menanyakan kapan kereta dari distrik Shukaku samapai ke Konoha. Bahkan pria itu rela menunggu selama tiga jam di Stasiun.
Sasuke menurunkan kecepatannya perlahan dan berhenti di sebuah restoran bergaya tradisional. Ia turun lebih dulu tapi tidak membuka pintu di kursi penumpang dan hanya mengetuk kacanya sebagai perintah agar Sakura turun. Tanpa di perintah dua kali Sakura keluar dari mobil dan mengikuti kekasihnya masuk.
Seorang pelayan mengarahkan mereka ke sebuah ruangan tertutup berisi sebuah meja panjang dan enam zabutton yang saling berhadapan. Gadis merah muda itu masuk lebih dulu dan memilih duduk di tepi kanan. Ada ruang di bawah meja untuk menurunkan kaki sehingga ia tidak harus duduk dengan kaki terlipat.
Pelayan wanita itu memberikan buku menu pada Sakura, dan berlutut di sisinya untuk mencatat pesanan gadis itu. Mata emeraldnya memperhatikan setiap menu dan harga yang tertera di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Platonis
FanfictionNaruto © Masashi kishimoto (21+) Sakura tidak pernah menyesali apa yang telah terjadi, ia memilih bertahan meskipun setiap malamnya terasa begitu menyakitkan karena ada pagi yang indah meskipun penuh kepalsuan. "Aku mencintaimu." "Hn." Hatinya perih...