Sakura sangat suka menghabiskan waktu liburnya untuk membaca novel dan berbaring di karpet. Terkadang Sasuke harus memaksanya agar gadis itu mau pergi keluar hanya sekedar untuk makan siang bersama tapi bibir mungil itu selalu mengatakan jika makan di rumah lebih baik dan harus menghemat uang karena makan di restoran itu mahal.
Ayolah dia adalah Uchiha Sasuke yang kartu kreditnya tanpa limit dan kekayaannya tidak akan habis tujuh turunan dan kekasihnya menyuruhnya berhemat. Tapi Sasuke akui ia cukup menikmati saat menghabiskan waktu bersama gadis itu di rumah dengan bermalas-malasan
"Sakura." Sasuke memanggil kekasihnya yang tengah berbaring membaca novel.
"Mmh." Mata sehijau emerald itu masih fokus pada novel di tangannya dan mengabaikan sang kekasih yang tangannya ia jadikan bantal.
Tangan Sasuke membelai rambut gadis itu lembut. "Ingin pergi ke bioskop tidak?"
"Tidak." Dengan cepat Sakura menjawab. Novel di tangannya sangat seru ia tidak ingin berhenti membaca sekarang.
"Bagaimana kalau belanja?" Entah mengapa kekasihnya itu tidak pernah mau pergi berbelanja membeli tas ataupun pakaian bersamanya.
"Aku sedang tidak butuh apapun." Sasuke menariknya ke dalam pelukannya dan merebut novel Sakura lalu melemparkannya.
"Sasuke kun." Sakura memukul dada kekasihnya main-main di balas kekehan pria itu.
"Kau mengabaikanku karena novel jelek itu."
Sasuke menyukai saat memeluk tubuh mungil Sakura, terasa hangat dan nyaman. Selama ini ia selalu mengejar kakaknya tapi sejak bersama gadis di pelukannya ia merasa lebih santai dan tidak terpaku pada kakaknya Itachi. Entah mengapa senyum Sakura bisa membuatnya melupakan sejenak tentang Itachi, ia tidak lagi peduli jika Ayahnya lebih peduli pada kakaknya itu.
"Aku rindu Akari." Sakura memainkan jarinya di dada Sasuke membentuk pola abstrak.
Sudah sebulan sejak mereka mengunjungi kediaman Uchiha dan Sakura tidak mempunyai nomor Izumi padahal ia ingin sekali mendengar Suara Akari dan bermain lagi dengan gadis kecil itu.
"Bagaimana jika kita ke sana malam ini?" Tawar Sasuke pada sang kekasih.
"Aku mau." Sakura menjawab tawaran Sasuke dengan penuh semangat.
Wajah bahagia Sakura membuatnya ikut tersenyum juga. Ia mengecup puncak kepala Sakura yang ada di atas dadanya.
.
.
o0o
.
.Sasuke bukanlah orang yang sering membawa seseorang kerumahnya bahkan Naruto sahabatnya baiknya pun sangat jarang datang ke kediaman Uchiha. Pria muda itu lebih suka bertemu dengan teman-temannya di kafe ataupun night club milik kakaknya.
Namun entah mengapa ia suka melihat interaksi Sakura dengan keluarganya, bagaimana cara ibunya berbicara pada kekasihnya dan bagaimana kakak iparnya yang sedikit angkuh begitu lunak pada gadis pink itu.
Sasuke hanya merasa gadis itu tidak seperiang saat pertama kali mereka bertemu di rumah Naruto, ia merasa Sakura lebih pendiam dan jarang tertawa. Gadis itu lebih sering tersenyum tipis seolah ia tidak dapat tertawa lepas saat bersamanya.
Sudut bibirnya terangkat saat melihat kekasihnya bermain dengan Akari dan tawa gadis itu mengudara memenuhi ruang keluarga kediaman Uchiha.
"Aku menyukainya." Sasuke berjengit kaget saat suara angkuh kakak iparnya menyapa indra pendengarannya.
"Hn." Dua konsonan tanpa makna itu selalu keluar dari mulutnya untuk menanggapi lawan bicaranya.
"Dia seperti buku yang terbuka terlihat sangat jelas dan tidak menyembunyikan apapun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Platonis
FanfictionNaruto © Masashi kishimoto (21+) Sakura tidak pernah menyesali apa yang telah terjadi, ia memilih bertahan meskipun setiap malamnya terasa begitu menyakitkan karena ada pagi yang indah meskipun penuh kepalsuan. "Aku mencintaimu." "Hn." Hatinya perih...