Happy reading
.
.
o0o
.
.Pria berkulit tan itu menatap tajam sulung Uchiha yang tengah menyesap minumannya, Darui baru saja di beritahu bawahannya jika Uchiha Itachi menunggunya di ruang vip di club miliknya. Dan dia menemukan pria itu tengah duduk di sofa dengan segelas vodka di tangannya dan dua orang bawahanya yang tergeletak dengan wajah penuh lebam.
"Apa maksud semua ini Uchiha? Kita tidak pernah memiliki masalah apapun." Pria tinggi dengan rambut putih itu menggeram marah.
"Tidakkah seharusnya aku yang mengatakan itu, kau melepaskan kecoamu di wilayahku." Itachi melemparkan gelasnya ke lantai. "Apa tujuanmu memata-matai Uchiha?"
"Kenapa aku harus memata-matai kalian?" Darui tersenyum sinis, selama bertahun-tahun mereka tidak pernah saling menyentuh. Tidak ada alasan baginya untuk berurusan dengan mereka.
"Lalu siapa yang mengirim mereka?" Pain yang sejak tadi melihat mereka berdebat merasa muak. Mungkin saja memang bukan pria itu yang mengirim mereka. Bisa saja mereka menerima pekerjaan tanpa sepengetahuan bos mereka.
"Amai," Pria berkulit tan itu berjongkok di hadapan anak buahnya yang masih sadar.
"Bukankah aku sudah bilang seharusnya kau berterimakasih pada kami." Pria yang dipanggil Amai dengan susah payah duduk. "Jika bukan karena kami apa kalian bisa menangkap wanita ular itu."
Itachi menatap datar pria yang sudah ia hajar tapi tetap menutup rapat mulutnya dan hanya kata-kata itu yang keluar dari mulutnya. Menyuruhnya berterimakasih.
"Uchiha tidak akan menundukkan kepala pada orang-orang busuk seperti kalian." Ucap Itachi angkuh.
"Hahaha," Amai tertawa. "Kalian terlalu sombong, sampai-sampai tidak sadar anjing peliharaan kalian menggigit bokong kalian."
"Tutup mulutmu." Itachi menggeram mengingat bagaimana Kotetsu menghianati mereka hingga kekacauan ini terjadi.
"Amai, katakan padaku." Darui berkata dingin pada bawahannya.
"Aniki, aku tidak memata-matai Uchiha." Prua itu menghela nafas. "Aku hanya mengawasi Tayuya."
"Siapa yang memerintahmu? Kita tidak ada urusan dengan wanita itu."
"Tidak ada yang menyuruhku, aku melakukannya untuk Sakura."
"Apa maksudmu untuk Sakura? Ada hubungan apa kau denganya?" Itachi menatap tajam Amai.
"Dia pernah menolongku, anggap saja itu sebagai balas budi. Lagi pula jika bukan karena bantuan kami apa kau pikir istri tercintamu bisa menangkapnya saat bersama anjingmu?" Amai mencibir sulung Uchiha yang tengah menahan emosinya. "Kau memelihara anjing yang hebat, bahkan kami kesulitan menangkapnya. Dia mampu menyesatkan kawanan anjing lainya."
"Kalian kehilangan jejak Sakura itu semua karena anjingmu yang pintar itu, sayang sekali dia terjerat oleh wanita ular itu." Amai menyeringai.
"Kalian bekerja sama dengan Izumi, tanpa sepengetahuanku?" Itachi mengepalkan tangannya.
"Setidaknya aku sudah menyelesaikan tugasku. Kalian sudah menangkap anjing penghianat itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Platonis
FanfictionNaruto © Masashi kishimoto (21+) Sakura tidak pernah menyesali apa yang telah terjadi, ia memilih bertahan meskipun setiap malamnya terasa begitu menyakitkan karena ada pagi yang indah meskipun penuh kepalsuan. "Aku mencintaimu." "Hn." Hatinya perih...