Empat Belas

6.8K 570 120
                                    

"Sasuke." Wanita bersurai magenta itu menerjang masuk ke ruang kerja pria emo itu dengan berurai air mata.

"Ada apa Tayuya?" Sasuke memeluk wanita yang tengah terisak itu.

"Aku bertengkar dengan Sakon." Tangannya terkepal saat mendengar penuturan Tayuya. Ini bukanlah pertama kalinya wanita itu mengadu padanya tapi ini kali pertama Tayuya datang dalam keadaan menangis.

"Apa yang dia lakukan?"

"Dia jarang menemuiku dan selalu menolak jika aku mengajaknya ke Akatsuki. Dan aku baru saja meneleponnya tapi dia marah dan mengatakan jika dia sangat sibuk dan aku mengganggunya."

"Sudahlah, ada aku yang akan menemanimu."

"Kau kan punya kekasih."

"Sakura tidak suka pergi ke night club dan ia lebih suka menghabiskan waktu di rumah." Sasuke membelai lembut rema wanita itu. Ponsel di mejanya bergetar, nama kekasihnya muncul di layar. Ia akan meraihnya namun panggilan itu terputus.

"Terimakasih Sasuke." Senyum manis mengembang di bibir Tayuya yang di poles lipstik merah.

Ponselnya kembali bergetar, Sasuke ingin meraih ponselnya namun wanita di hadapannya menarik kerah jasnya dan melumat bibirnya. Awalnya Sasuke terkejut namun pada kahirnya pria itu membalas dan hanyut ke dalam kenikmatan yang di suguhkan Tayuya.

Tangan kekarnya meraih tengkuk wanita muda itu untuk memperdalam ciuman mereka,ia mengecap semua yang bisa ia raih. Ia tidak tahu mengapa wanita di hadapannya menciumnya tapi bagi Sasuke ini seperti sebuah berkah dari Kami sama. Dengan penuh hasrat ia membalas setiap lumatan Tayuya hingga tidak menyadari sepasang emerald menatapnya terluka dari celah pintu yang tidak tertutup rapat

.
.
o0o
.
.

Hari ini ia tidak ada kelas, Tsunade hanya memberi mereka tugas lewat email karena wanita itu harus kembali pergi ke Suna dan hari ini juga ia tidak harus pergi ke lab. Sakura sedang menyusun makanan ke dalam kotak bento, ia berencana meberi kejutan dengan membawa makan siang untuk kekasihnya.

Gadis merah muda itu merasa jika ia harus maju untuk memperbaiki hubungan mereka, ia ingin Sasuke melihatnya tapi kenyataannya mereka lebih banyak bertengkar dan sepertinya kekasihnya semakin sering  pergi ke night club.

Kakinya mengayun memasuki Uchiha corp, ia bertanya pada resepsionis di mana ruangan Sasuke.

"Apa anda sudah membuat janji nona?"

"Belum."

"Maaf anda tidak bisa menemui Sasuke sama jika belum memiliki janji untuk bertemu."

Sakura tidak tahu jika untuk menemui kekasihnya ia harus membuat janji lebih dahulu. Ia mengeluarkan ponsel dari sling bagnya ia mendial nomor kekasihnya. Panggilan tersambung tapi tidak diangkat, sekali lagi ia mencoba namun sebuah tepukan di bahunya membuatnya memtuskan panggilan itu.

"Itachi nii." Sakura lega karena bertemu dengan kakak kekasihnya itu. Setidaknya ia yakin jika pria di hadapannya ini bisa membawanya menemui sang kekasih.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

"Aku membawakan makan siang untuk Sasuke kun." Sakura mengangkat papper bag di tangannya agar Itachi bisa melihat.

"Manis sekali," Itachi terkekeh. "Bahkan Izumi tidak pernah melakukannya sekalipun. Dulu dia tidak bisa memasak." Itachi tergelak mengingat istrinya itu bahkan tidak tahu cara menggoreng telur ketika mereka kuliah karena seumur hidupnya ia diperlakukan seperti seorang tuan putri.

PlatonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang