Sembilan Belas

8.8K 638 55
                                    

"kau dari mana?" Ino berdiri melipat tangannya saat melihat Sakura masuk. Manik violetnya menatap tajam gadis merah muda ketika menemukan pakaian yang dipakai Sakura berbeda dari yang ia lihat kemarin. Ia tidak pulang semalam dan Ino menghubungi Kakashi tapi pria itu mengatakan jika Sakura tidak bersamanya dan gadis itu meminta agar pria berema silver itu tidak menemuinya lagi.

Sakura tidak menjawab, ia hanya berlalu melewati sepupu pirangnya itu. Sungguh ia sedang tidak ingin berdebat dengan Ino saat ini.

"Kau menginap di tempat Sasuke kan?" Ino menarik tangan Sakura memaksa gadis merah muda berhadapan dengannya.

"Ino aku..."

Belum selesai Sakura bicara, gadis pirang itu memotongnya. "Apa kau gila?" Mata violetnya berkilat marah.

"Dia sakit dan tidak ada yang merawatnya." Sakura meremas tangannya gugup. Ia tahu ini akan jadi perdebatan panjang.

"Lalu apa hubungannya denganmu? Dia punya keluarga dan kau hanya perlu menelepon ambulan dan membawanya ke rumah sakit."

"Ino ku mohon. Aku tidak ingin bertengkar."

"Ya Tuhan Sakura. Berhenti peduli pada seseorang yang bahkan tidak peduli padamu." Terkadang Ino benci sifat baik hati Sakura dan mudah iba pada orang lain.

"Aku harus ke kampus sekarang." Sakura masuk ke kamarnya dan keluar dengan beberapa buku lalu pergi.

Ino meraih gawainya dan mendial nomor kekasihnya. "Katakan padaku di mana alamat si brengsek Uchiha."

"Aku juga Uchiha." Ino mendengar kekehan kekasihnya di seberang sana.

"Kau tahu siapa yang aku maksud Obito." Gadis pirang itu memberikan penekanan pada setiap kata yang ia ucapkan.

"Maaf sayang aku tidak bisa melakukannya." Ada nada penyesalan di sana membuat Ino semakin kesal.

"Kau ingin melindungi si brengsek itu?" Ia mendengar helaan nafas Obito di seberang sana.

"Meski kau ke sana, kau tidak akan di ijinkan masuk Ino. Bahkan security di sana tidak mengijinkanku masuk."

"Katakan pada si brengsek itu untuk berhenti mengganggu Sakura." Ino menjatuhkan dirinya di sofa. Ia memijat kepalanya yang terasa pusing.

Mengapa adik sepupunya itu sangat bodoh dan mudah saja di tipu oleh Sasuke. Ia sudah mengenal banyak pria dan Sasuke adalah pria sampah yang seharusnya di buang. Jika itu adalah dirinya Ino tidak akan sudi bertemu lagi dengan pria emo itu tapi Sakura dengan bodohnya merawat pria itu yang tengah sakit. Kenapa tidak sekalian saja di racun lalu biarkan pria itu mati dan membusuk di apartemen mewahnya.

Pria itu benar-benar membuatnya muak dengan semua tingkah egoisnya. Rasanya ingin sekali menghajar pria itu dan wanita yang bernama Tayuya. Entah bagaiamana caranya agar sepupu merah mudanya itu sadar dan berhenti mencintai pria brengsek itu setelah semua rasa sakit yang pria itu berikan.

.
.
o0o
.
.

Sakura fokus mendengarkan penjelasan Orochimaru. Sejak ia datang Karin sudah mencecarnya dengan banyak pertanyaan, Sakura yakin jika Ino pasti sudah menceritakan pada Karin kalau semalam ia menginap di tempat Sasuke dan merawat pria itu yang tengah sakit.

"Jadi apa yang sebenarnya terjadi?" Karin langsung menghadap Sakura dan menatap gadis merah muda itu penasaran.

"Ino pasti sudah menceritakannya bukan?" Sakura merapihkan semua bukunya.

"Ya secara garis besar, dan aku tidak menyangka kau menolak Kakashi nii untuk kembali pada Sasuke." Ada nada tidak suka dari ucapannya.

PlatonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang