MULAINYA {1}

449 179 50
                                    

Welcome to my story. Enjoy your time.
And self healthy. 🥰😘

Bahagia berbeda pada setiap pandangan.

~ Arabelle Adya ~

HAPPY READING <3



Menyudutkan diri di bangunan kecil dengan nuansa belanda disertai bangku panjang berjejer di setiap langkah. Ya, sekarang Aku sedang berada di sebuah restoran di Jakarta Selatan. Ini menjadi kebiasaan sejak kehidupanku berubah.

" Adya " panggil wanita cantik di depanku.

Arabelle Adya Dafhina. Gadis cantik dengan perawakan mungil dan cantik, kulit putih bersih dan wajah mungil adalah kesempurnaan bagi dirinya.

Dia selalu merasa percaya diri di depan orang lain karna kecantikannya.

"Adya " panggil seseorang lagi. Edrea Daniela. Sahabat kecil sekaligus sepupu Adya. Persahabatan mereka menurun dari Mamanya.

Adya membuyarkan lamunannya saat Ella mengoyak sedikit bahu kecilnya. Raut datar. Adya ingin tersenyum namun hanya sebentar.

Ya, ini ceritaku. Ahh ini juga hidupku. Aku akan menuntunmu untuk memahami ceritaku. Entah awal atau akhir, entah darimana harus ku mulai. Adya POV.

" El. Gue harus jemput dia dulu nih, gimana dong ?, " tanyaku tidak enak karena hari ini memang janji kita untuk ketemu di selah kerjaan yang sibuk.

Ella menatapnya, menghembuskan napas dalam.

" Nggak papa Ay. Yaudah, sana, nanti dia nungguin lagi. " Ella menatap jam tangan cantik di pergelangan tangan kirinya.

" Beneran? ". Tanya Adya memastikan

" iya Ay. Tapi Gue nggak nganterin ke depan ya. " Terang Ella.

" Iya nggak papa, " Aku beranjak dari kursi duduk meja restoran dan segera berlalu menuju parkiran.

Adya menuju mobil merah miliknya yang terparkir cantik di area parkir restoran. Wanita cantik itu melajukan mobilnya perlahan, setelah berhasil duduk di kursi kemudi.

Satu jam perjalanan untuk sampai di depan sebuah gedung sekolah dasar. SD Permata Bangsa.

Matanya menyusuri seluruh siswa-siswa yang berlarian dari arah sekolah, memeluk, merangkul orang tuanya masing-masing. Jam sekolah sudah berakhir, inilah saat bahagia setiap anak untuk bermain dan bersama orang tuanya.

" MAMA !!!! " Panggil seseorang, laki-laki kecil tampan itu berlari menuju Adya.

Adya tersenyum. Mendapati anaknya selalu ceria setiap dia menjemputnya. Dia tidak pernah mengeluh ini itu seperti anak lainnya. Namun dirinya akan selalu berusaha memenuhi semua keinginannya.

"Mama. Mama tau nggak, tadi Akha dapet bintang lho di kelas. Kata bu guru Akha bisa dapet juara. " Sesampainya di pelukan Mamanya, Rakha menyerbu Adya dengan cerita sekolahnya hari ini.

" Oh iya?. Wah,, anak mama keren ". Adya mengangguk tersenyum. Mencium pipi kanan kiri putranya.

Putranya
. Rakha Pradipa. Harta berharga yang menjadi alasan aku masih kuat sampai sekarang. Alasan dia tetap bertahan dan selalu memberi kebaikan padanya.

" Mama. Akha mau makan hambulgel ." Ucap putranya. Belum genap empat tahun. Namun pelafalan Bahasa Indonesia Rakha masih sudah fasih. Mungkin karena keturunan Adya yang setengah korea.

Adya tidak pernah mengalihkan pikirannya pada masa lalu itu. Dia selalu mengaitkan semuanya dengan kehidupannya sendiri. Garis hidupnya, tanpa melewati garis lain.

" Yuk. Mama traktir hamburger karena Akha dapet bintang, " seru Adya, menggandeng tangan anaknya menuju mobil.

Rakha berlari kecil kegirangan dengan masih menggandeng tangan Adya.



***



Setibanya di depan sebuah tempat makan cepat saji. Adya dan Rakha turun, menyusuri tempat itu, berjalan lurus kearah resepsionis di meja pelayanan.

" Mama. Akha mau cheese bulgel ya " terang Rakha.

" Iya nak. Mama mau beef burger aja ". Adya mengalihkan pandangannya pada mbak resepsionis di depannya.

"Mbak. Cheese burger satu, sama beef burger satu ya, minumannya ice americano satu aja. " Jelas Adya. Mbak resepsionis itu tersenyum lalu mengangguk.

"Baik bu. Silahkan ditunggu sebentar. " Jelas mbak-nya.

Adya menuntun Rakha untuk duduk. Mereka memilih kursi tunggu di dekat meja resepsionis.

Rakha mengamati ruangan itu. Matanya berbinar sambil menunggu makanannya datang.

Adya sibuk dengan ponselnya. Namun tidak mengabaikan anaknya, kadang menoleh untuk memastikan anaknya tidak lari kemana-mana.

Seorang pria menghampiri mereka. Membawa dua kantong berisi makanan yang mereka pesan.

" Mama!!. Udah dateng " Rakha mengayunkan lengan Adya. Memberi tahu kedatangan salah satu karyawan di tempat makan itu.

" Iya nak. Berapa mas? " setibanya karyawan itu di depan mereka.

"Semuanya seratus lima belas ribu, bu " terang pria itu.

Adya menyodorkan dua lembar uang seratus ribu kepada karyawan itu. Segera setelah menunggu lagi karyawan itu memberi kembalian mereka.

Adya dan Rakha keluar dengan hati senang. Rakha senang karena hari ini dia makan hamburger. Adya, dia senang jika anaknya senang.

Adya melajukan mobilnya. Kini mereka menuju rumah. Adya sudah selesai dengan pekerjaannya.

Selesai karena memang jabatannya tidak bisa melarang dia untuk tidak pulang dan bersama anaknya.

Dia adalah pemilik gedung dan bisnis wedding organation. Arabelle Organation.

Setelah dua jam menempuh perjalanan. Akhirnya mereka tiba di sebuah rumah minimalis.

Adya membeli rumah ini tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil karena demi kenyamanan Rakha, putranya.

Rakha berlari memasuki pintu utama. Berlari kecil menuju kamarnya.

Adya membawa kantong makanan dan segera menyajikannya untuk anaknya. Berjalan menuju dapur kecil kebanggaannya.

Dia menyajikan hamburger yang dibelinya tadi di atas piring keramik kecil. Adya berjalan menuju kamar putra tunggalnya. Berniat memberi tahu bahwa hamburger sudah bisa dimakan sekarang.

" Rakha " seru Adya.

Anak itu menoleh. Wajah tampan kecilnya membuat Adya selalu tersenyum jika ditatap oleh putranya itu.

Dia mirip sekali dengannya. Batin Adya. Adya menggelengkan kepalanya.

" Tidak. Dia biadab. " Membicarakan seseorang.

Adya tersenyum, menghampiri anaknya yang duduk di depan meja belajar miliknya.

" Ayo makan hamburgernyaaa,, " Adya membentangkan tangannya.

Rakha bersinar. Anak itu berlari kecil kearah Adya.

Mereka berjalan bersama menuju meja makan. Kamu tentu tahu apa kegiatan selanjutnya, haha.

Makan-makan dan melakukan kegiatan seperti layaknya manusia biasa. Tidur dan menonton sesuatu yang menghibur.


****
Gimana ceritanya?

Baru awal nih. Yuk lanjut bersamaku penulis primitif yang baru melangkah.

Next yuk.....

Broke Married | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang