what a beautiful coincidence I met a wound. Not really.
~ DILANADYA~
HAPPY READING <3
Hari ini. Hari yang ditunggu oleh Dilan. Tamara dan Adya akan bertemu di kantor Tamara sekali lagi.
Adya memarkir mobilnya cantik. Segera turun dari mobil, namun sesuatu lupa dia bawah. Berkas untuk ditandatangani oleh Tamara.
Setelah menemukan berkas itu yang terselip di bangku penumpang, barulah Ady a masuk ke dalam gedung tinggi di depannya.
" Lobi ini sangat besar. Aku kesal. " Gerutunya sambil berjalan.
" Mau kugendong?. " Ucap seseorang. Menyejajarkan dirinya dengan Adya.
Wanita itu terkejut. Suara siapa itu. Dilan. Pria itu menggoda Adya. Wanita itu sedikit mempercepat ritme berjalannya. Ia ingin segera mencapai lift.
Lift tertutup.
Adya menunggu lift berikutnya tapi seseorang masih mengganggunya. Dilan menatapnya tanpa henti.
" Sayaaangg!! " Seru seseorang. Wanita cantik menghampiri Dilan dan merangkul lengan pria itu di depan Adya.
Mata Adya berkilat. Hatinya sakit dan marah dengan apa yang terjadi di depannya sekarang. Dia memencet tombol lift agar cepat dia bisa berlari dari dua orang di depannya.
Setelah lift berikutnya tiba. Tentu Dilan tidak membiarkan Adya pergi begitu saja. Dia ikut masuk dengan Clarissa. Ya. Wanita cantik yang menggelandoti lengannya adalah Agnia Clarisaa. Putri Bram Agnia, pemilik perusahaan Bratania yang bekerja sama dengan perusahaannya.
Sejak duduk di bangku kuliah, Clarissa sudah jatuh cinta dengan pesona laki-laki itu. Sampai sekarang dia terus mengganggu kehidupan Dilan dengan ancaman ayahnya.
Mereka bertiga berada di dalam lift. Dengan posisi Adya berada di depan mereka.
Adya ingin cepat sampai di lantai 10. Dia ingin pergi dari kedua orang itu. Dilan dan Clarissa. Dia muak.
Sedang Dilan. Dia diam dan ingin cepat lepas dari cengkraman gadis gatal di sampingnya.
" Sedang apa kau disini?. " Dilan memecah suasana. Dia ingin tahu kenapa wanita ini ada di kantor adiknya.
" Kamu tidak ingat. Kita kan mau menikah. " Goda Clarissa.
Dilan menajamkan tatapannya, tanda dia tidak suka. Tidak mempan pada Clarissa. Karena dia sudah terbiasa dengan dingin dan kejamnya seorang Dilan Rasendriya.
Dia senang karena laki-laki itu akan kalah jika mengenai tentang ayahnya. Begitulah Dilan yang akan langsung menyetujui untuk bertemu dan makan malam dengan keluarga Clarissa.
Setelah lift terbuka, Adya langsung berjalan cepat menuju ruangan Tamara.
Hari ini tujuan Dilan adalah sama. Tapi tujuan utamanya adalah menemui Adya. Tapi wanita itu sudah muak dengan tingkah laku dua orang yang berada satu lift dengannya itu.
Clarissa masih menggelandoti manja lengan Dilan. Mereka berdua berjalan di belakang Adya menuju ruangan Tamara.
Setibanya di ruangan Tamara. Wanita cantik berambut pirang itu mempersilahkan ketiga tamunya duduk di sofa ruangannya.
Kenapa dia terus ada disini?. Batin Adya.
Dia kesal, dia ingin berlari jika itu tidak mengganggu pekerjaannya. Tamara adalah klien yang sangat penting. Dia segera menyingkirkan pikiran negativ saat menyangkut pekerjaan.
" Clarissa. Kenalkan ini Adya. " Tamara memperkenalkan Adya.
Adya menyalami tangan Clarissa ramah. Mereka berdua tersenyum ramah untuk pertama kalinya.
" Agnia Clarissa. Calon istri Dilan. " Mata wanita itu memandang Dilan berniat menggoda.
Sedangkan yang ditatap malah merasa jijik. Muak dengan tingkah laku wanita itu.
" Arabelle Adya. " Ucap Adya.
Dilan menatap wanita itu. Matanya menjadi senduh saat berhadapan dengan wanita itu. Tidak dengan orang lain kecuali keluarganya. Aura dingin dan tajam selalu terpancar darinya.
Mereka duduk di sofa dan membicarakan tentang pekerjaan dan pernikahan.
Clarissa menyenderkan kepalanya di lengan Dilan. Di hati laki-laki itu ingin mencekik dan memutus tangan yang terus menyentuhnya itu. Tapi bisa apa jika berkaitan dengan partner kerjanya yang sudah bekerja sama sejak ayahnya yang memegang perusahaan.
Dilan menatap Adya tanpa henti. Memikirkan sesuatu yang sudah lama ingin dia sampaikan.
Apa dia ingat padaku?. Batinnya. Pikirannya berkecamuk.
Triingg.. Triingg!!. Ponsel Clarissa berdering.
Semua kompak menatapnya barengan. Ayahnya menelepon di waktu yang penting untuknya seperti ini.
___
Iya pa bentar. Ganggu banget.
___
Dilan merasa senang karena gadis itu akhirnya pergi dan membiarkan diruangan ini hanya ada dia dan Adya.
Eitt, pak Dilan. Itu ada Tamara.
Adya dan Tamara sibuk dengan pembicaraan mereka tentang pernikahan. Sedang Dilan duduk manis seperti seorang bos besar yang sedang menatap anak buahnya sedang bicara.
Seperti itulah Dilan. Bersikap pongah seolah dirinya adalah pemilik negara. Tapi siapa tahu hati pria itu selalu rapuh dan membutuhkan seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broke Married | End
General Fiction[Belum di Revisi] Definisi cinta itu tidak harus memiliki. Faithfullness. Adakalanya yang kamu hendak, tuhan tidak mengijinkannya, mau bagaimanapun engkau dekap erat maka akan terurai dengan sendirinya.