SUDAHLAH {14}

184 131 12
                                    

Memaksa untuk bahagia tanpa cinta itu dusta.

~ Dilan. R ~

HAPPY READING <3



Pagi ini seorang pria tampan sangat tidak mengingkan untuk melakukan kegiatannya seperti biasa. Tidak bersemangat seperti biasanya.

Dalam sekejap penantiannya sia-sia. Usaha dan doanya seakan tidak bisa membuahkan hasil sesuai keinginan.

Sepertinya Tuhan memang sangat membencinya, ia tahu bahwa perbuatannya salah.

Tapi dirinya berusaha untuk bertanggung jawab.

Dia ingin memulai hidup barunya. Semua peristiwa yang dia terima seakan perlahan menghancurkan hidupnya.

Seakan tidak menginginkan dirinya bisa menghadapi semua.

Dia tahu perbuatan di masa lalu memang sangat tidak bisa dimaafkan.

Anak yang selalu melawan orangtua. Dan menghancurkan hidup seorang gadis, ini semua adalah karma dari masa lalu nya. Iya. Ini karma.

Tapi mengapa sehancur ini. Mengapa sesakit ini.

Menghembuskan napas dalam. Dilan segera berlalu ke kamar mandi, setelah seharian bergelung di balik selimut tebal miliknya.

Seharian merutuki nasibnya yang tidak beruntung. Mencari segala celah yang belum dia perbaiki agar tidak seperti ini. Tapi gagal. Dirinya hancur.

Tokk tokk tokk!!!!

Seseorang mengetuk pintu kamarnya.

" Siapa?! " Sahut Dilan dari kamar mandi.

" Ini mbok inem tuan!. Non Vina kesini!!. " Seru wanita tua itu dari luar pintu kamar Dilan.

Dilan menghembuskan napas dalam lagi. Vina Rasendriya.

Adiknya itu selalu datang karena mengkhawatirkan dirinya.

Dan hanya wanita itu yang mengetahui masa lalu Dilan. Betapa kelamnya hidup Dilan setelah orangtua mereka meninggal.

Sedang Tamara, wanita itu sudah hidup bahagia sekarang. Dilan tidak mau memberi beban pikiran pada adik-adiknya.

Dia adalah anak laki-laki yang kuat. Walau sebenarnya tidak.

" Yaudah mbok!. Suruh masuk aja!!. " Sahut Dilan.

Mbok Inem meninggalkan, pergi menyambut nona mudanya yang sudah lama meninggalkan rumah, karena memilih untuk menikah muda setelah orangtuanya meninggal.

Dilan menyelesaikan mandinya. Bersiap di walk in closet mewahnya.

Memakai kaos putih oblong dan celana pendek. Dia segera keluar kamar, menyambut adiknya itu.

" Kakak. " Seru seseorang. Vani menghambur, memeluk kakak laki-lakinya yang selalu berusaha tegar itu.

Mereka berpelukan. Melepas segala rindu setelah lama berpisah karena Vani yang sudah menikah.

Dilan tidak bisa memaksa adiknya itu untuk selalu ada untuknya. Tapi, Vani selalu mengerti apa yang sedang dialami oleh kakaknya.

Dia terlalu hafal dengan keadaan kakaknya selama ini.

Kedua orang itu duduk bersama di ruang tamu Dilan. Tidak ada yang membuka suara.

" Kak. " Panggil Vani. Memecah keheningan.

" Hem " Dilan hanya berdehem.

Vani tahu sekarang kakaknya itu membutuhkannya.

Tadi malam dia menelepon Dilan untuk membicarakan usaha yang sedang dia bangun di Jakarta.

Minggu ini adalah minggu pertamanya di Jakarta sejak suaminya dan dia memutuskan pindah ke London setelah menikah.

"Gimana kabar kakak?. Kemarin aku kesini kakak masih kerja. " Ucap Vani.

" Baik-baik aja Van." Terang Dilan. Matanya menerawang, tidak berani menatap adiknya.

Vani menghela napas.

"Gimana kabar kak Adya?. Udah ketemu?. " Ucapan Vani, itu, membuat kakaknya seketika menatapnya. Tatapannya senduh. Ada penderitaan disana.

" Iya " Jawab Dilan. Suaranya rendah.

" Udah ketemu?!. Gimana? " Tanya Vani. Wanita itu senang. Karena Dilan menemukan seseorang yang dicarinya selama ini.

" Sudahlah. " Ucap laki-laki di depannya.

Seketika tatapan Vani menjadi bingung. Wanita itu menautkan alisnya.

Sambil beranjak ke samping kakaknya. Wanita itu mengusap lengan kakaknya. Sepertinya ada sesuatu yang terjadi.

" Kenapa kak?. " Tanya Vani.

" Nggak papa. Kamu udah makan? " Dilan berusaha mengalihkan perhatian adiknya itu. Namun gagal.

" Kak. Nggak papa kok, kalo nggak mau, nggak papa kok. Jangan sedih dulu, jangan nyerah. Usaha kakak udah bikin Tuhan seneng kok. " Terang Vani.

Wanita itu berusaha menenangkan kakaknya, entah apa yang terjadi sampai membuat seorang laki-laki tegas dan dingin menjadi selemah ini.

Meskipun umur Vani masih dibilang muda. Tapi wanita itu sudah memiliki sifat dewasa dan keibuan sejak dulu.

Ibunya mendidik mereka semua dengan keras dan batasan seseorang. Tidak dengan satu anak, Dilan.

Dia selalu melewati batas yang diberi orangtuanya.

Dilan tidak nakal seperti pemuda yang suka mabuk atau bermain wanita.

Dia hanya melewati batas kecil yang juga diperingati orangtuanya.

Dilan tetaplah anak yang selalu siap sedia jika diperintah atau dimintai tolong oleh orang lain. Kebaikan masih ada dalam hatinya.

Tapi malam itu, karena seseorang, dia menghancurkan hidup seorang gadis kecil yang membuatnya seperti sekarang.

Jika memaksa bersama tanpa sebuah cinta. Dilan tidak mau berdusta.

Dia akan berusaha membuat wanita itu jatuh cinta padanya.

Dalam sekejap semua niat baik dan usahanya sia-sia.

Dia tidak pernah sehancur ini, tidak pernah selemah ini.

Jika bukan karena dia sudah mencintainya, mungkin sakitnya tidak akan sedalam ini.

Dia mencintai Adya. Mencintai gadis itu sejak pertama kali mereka bersama. Mungkin sejak pertama mereka bertemu. Wanita itu telah mengalihkan dunianya.

Dia adalah tujuan hidupnya selama ini. Dia adalah alasan Dilan ada sampai sekarang.





***

😭🤗😍. SEDIH. BAHAGIA. BAPER. TERIMA KASIH SUDAH MENGIKUTI SEJAUH INI.

TUNGGU TERUS KISAH TENTANG ' LUKA YANG MEMBAWA BAHAGIA' PADA KEHIDUPAN ARABELLE ADYA.

Broke Married | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang