[Belum di Revisi]
Definisi cinta itu tidak harus memiliki. Faithfullness.
Adakalanya yang kamu hendak, tuhan tidak mengijinkannya, mau bagaimanapun engkau dekap erat maka akan terurai dengan sendirinya.
" Ma. " Adya tampak ragu menyampaikan itu pada wanita yang sudah mulai tua di depannya. Mama Adya adalah orang yang paling sensitif dalam hal ini.
" Ngomong aja Ya. Mama dengerin. " Ucap wanita itu lugas.
Dilan menunduk, memberikan kesempatan pada Adya terlebih dulu menjelaskan pada Mamanya.
Bukan Dilan seperti pengecut, tapi jika langsung menyela obrolan itu akan berakibat fatal, dia membiarkan Adya memulai.
" Ma.. Ini, Dilan. " Adya mengarahkan tangannya ke samping, ke arah Dilan sontak juga membuat mata Mamanya beralih ke arah laki-laki itu.
" Ada apa kamu datang ke rumah saya?. " Pertanyaan itu untuk Dilan, karena matanya lurus ke arah laki-laki itu, membuat Adya menyenggol pelan Dilan dan membuat laki-laki itu mendongak. Menatap sama lurus ke arah Mama Adya.
" Ma. Ini calon suami Adya, dia,,,, " Ucapan Adya terhenti, dia takut.
" Mama tanya dia Adya. " Mamanya tidak mengindahkan omongannya.
" Saya datang kesini untuk melamar Adya tante. " Dilan tidak ingin berdiam terlalu lama.
" Apa kamu tahu Adya ini punya anak? " Wanita itu bahagia dengan kedatangan laki-laki yang duduk di seberangnya, berdampingan dengan putri kesayangannya.
Dia tidak ingin siapapun menyakiti anaknya dengan status Adya sekarang.
" Saya tahu. Dan,, "
" Dia ayah anakku Ma. " Ucap Adya menyela ucapan Dilan, sontak saja Mamanya melonjak kaget.
Terkejut. Sangat. Tidak ada reaksi apa-apa, hening melanda keadaan sekarang, semuanya diam tanpa mengucapkan sesuatu.
Dilan dan Adya yang saling menatap melempar kata dalam hati seakan takut dengan reaksi Mamanya.
" Tidak Adya. " Ucap Mamanya, membuat dua orang yang sedari melempar tatap kini menunduk.
Dilan sedih, namun keputusannya ini bergantung pada keputusan wanita paruhbaya di depannya.
" Adya hamil Ma. "
Sontak saja semua orang menatap Adya, menautkan alis. Dilan dan Mamanya terkejut
" Apa?! "
Dilan ikut terkejut dengan ucapan Adya.
" Adya hamil anak Dilan. Dan Adya harus nikah sama dia, karena dia ayahnya. " Adya berbohong. Dia pun terkejut dengan ucapannya sendiri.
Dia ingin menuruti Mamanya, tapi entah kenapa hatinya tidak terima dan tiba-tiba mengucapkan kata itu.
Tangan Adya menjulur ke paha Dilan, matanya memejam beberapa lama dibalas oleh tatapan bingung Dilan.
Mencoba menenangkan laki-laki itu agar tampak tidak terkejut di depan Mamanya.
Dilan mencerna ekspresi Adya dengan baik. Mencari jawaban dan akhirnya menghela napas.
" Saya ingin bertanggung jawab tante. "
" Adya !!. Mama nggak nyangka nak!. Kamu " tunjuk wanita itu ke hadapan Adya, marah dan sedih bercampur aduk saat anaknya mengucapkan itu.
Suara tinggi dari ruang tamu mengundang Aina dari dalam kamarnya, khawatir terjadi sesuatu.
Melihat bahwa Mamanya berucap dengan nada tinggi, sesuatu tidak sedang baik-baik saja.
***
" Dilan. Aku, maaf. " Ucap Adya lirih di dalam dekapan Dilan.
Setelah berada di Jakarta, tepatnya di rumah Dilan.
Laki-laki itu mengajak anaknya Rakha dan Inaka, yang telah diijinkan oleh Aina untuk ikut ke Jakarta. Dia meminta pada Adya untuk menginap di mansion mewahnya.
Laki-laki itu mengusap punggung Adya, menenangkan.
Mamanya marah namun mengijinkan mereka pergi dengan syarat Adya tidak akan pernah menangis hidup bersama Dilan.
Keputusan itu membuat bahagia, namun ada sedih dalam hati Adya karena membohongi Mamanya.
***
Yahuuuuuu,,,,, Yang klise dan happy" dulu nih. Sad nya belom kerasa. Tunggu dong
Apa kabar semuanya??!! Semoga selalu diberi kesehatan dan kebahagiaan, aminnn!!!! Gimana? Udah nebak? , hehe masih dalam suasana yang happy nih kayaknya, yang setia sama DILANADYA, siap" part" selanjutnya. THANK YOU SO MUCH GAES!!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sssttttt (calon) suaminya Adya nih.😍😊😊
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
