Tuhan tahu kapan indah itu datang.
~ Arabelle Adya.~
HAPPY READING <3
Adya dan Ella terpesona. Sungguh, tapi itu hanya Ella. Adya menatap pria tampan itu sekejap. Harinya bergemuruh.
Dia kesal.
" Ibu Tamara. Untuk perancangan desain dress dan tempat boleh kita bahas lain waktu?. " Tanya Adya mengalihkan pandangannya ke arah Tamara.
Wanita itu tersenyum sambil mengangguk. Sangat ramah dan baik.
Dilan mendekati Tamara, tapi kedua mata tajamnya masih menatap satu wanita. Adya.
" Siapa mereka?. " Tanya pria itu. Pada Tamara tanpa mengalihkan pandangan.
" Ah, mereka pemilik jasa w.o yang akan aku pakai di pernikahanku kak. " Jelas Tamara.
Dilan tersenyum. Hatinya senang karna mengetahui dia bisa bertemu dengan Adya lagi di lain waktu, karna gadis itu bekerja untuk adiknya.
Tamara berdiri ke samping Dilan. Menempelkan tubuhnya di samping tubuh tinggi Dilan. Memeluk pundak kakaknya dengan mesra.
" Kenalkan. Ini kakakku, Dilan. " Ucap Tamara.
Ella tersenyum menanggapi ucapan Tamara. Tidak dengan Adya yang diam tanpa memberi senyum sekecil pun.
Dilan menatap Adya dengan senang. Tapi wanita itu akan selalu menghindari kontak dengan pria itu.
Pasti.
" Ibu Tamara. Kami pamit dulu. Terima kasih untuk hari ini, selamat bekerja sama untuk hari berikutnya. " Ucap Adya menyalami Tamara, begitupun Ella.
Mereka berdua meninggalkan ruangan Tamara. Tak ada yang berkata. Mereka diam sepanjang jalan sampai tiba di kantornya.
Aku benci dia. Mungkin itu satu kata yang akan dan selalu menggambarkan hati Adya jika dia akan berhadapan lagi dengan Dilan.
**
Hari ini mood Adya sedang tidak bagus. Tapi sesampainya di rumah, dia melihat dua malaikat kecilnya sedang tidur di sofa ruang keluarganya.
Seketika rasa kesal dan marahnya menguap hanya dengan menatap kedua malaikatnya. Rakha dan Inaka.
Adya memindahkan anak-anaknya ke dalam kamar agar mereka tidur dengan nyaman.
Ella juga tidak mempertanyakan apa-apa jika sahabatnya ini meminta untuk istirahat di rumah.
Setelah empat jam berlalu. Adya kembali ke kantor dengan perasaan tenang tidak seperti sebelumnya.
" Udah baikan? ". Tanya seseorang yang sedang duduk di lobi kantor.
Adya menoleh, mendapati Ella sedang menyeruput americano panas di tangannya.
" Udah kok. " Ucapnya. Menghampiri Ella.
" Lo kenapa sih?. Gara-gara ditabrak ama si kakaknya Tamara tadi?. " Tanya Ella menyelidik.
Adya hanya mengangguk.
" Gitu doang. Gua kirain apaan. " Ucapnya enteng.
" Sakit ego. Kaki gue luka, " tidak setuju dengan ucapan sahabatnya yang menganggap dirinya bukan korban dalam keadaan tadi.
Ella mengangguk. Dia sedang tidak ingin memperbesar penasarannya. Karna sikap sahabatnya sedikit berbeda hari ini dalam menyikapi sebuah kecelakaan kecil seperti itu.
" Akhirnya,, ". Pekerjaan hari ini sesuai target. Semuanya selsai. Minggu depan Adya akan bertemu dengan Tamara.
Mereka menerima telepon dari Tamara tadi, dia meminta hanya Adya yang datang untuk mendiskusikan tentang pernikahannya.
Tentu kamu tau.
Dilan lah yang meminta semua itu dari adiknya. Dia berencana menemani Tamara menemui Adya minggu depan.
***
GIMANA CERITANYA. APA KABAR SEMUANYA??. SEMOGA SEMUA BAIK-BAIK SAJA YA..KEEP SELF HEALTHY SEMUA. HAPPY READING.🥰🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Broke Married | End
General Fiction[Belum di Revisi] Definisi cinta itu tidak harus memiliki. Faithfullness. Adakalanya yang kamu hendak, tuhan tidak mengijinkannya, mau bagaimanapun engkau dekap erat maka akan terurai dengan sendirinya.