"Mas?"
"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Ardi.
Mata Vellyn terbelalak sempurna, hancur sudah karirnya kali ini. Pekerjaan yang ia tekuni dari zaman Nohea masih merangkak sampai bisa salto sekarang benar-benar sudah terbongkar oleh suaminya. Tetapi terlepas dari kejadian ini Vellyn juga merasa bingung, apa Ardi berbohong saat berkata dirinya berhenti membayar gadis-gadis di bawah umur hanya untuk ditiduri?
"Ternyata kamu masih menjadi sugar daddy ya, Mas," tukas Vellyn dengan berani menuduh Ardi duluan.
"Kamu bekerja sebagai jalang club? Dasar tidak tahu malu!" geram Ardi mendorong Vellyn sampai wanita itu tersungkur ke lantai. "Siapa yang menyuruhmu menjadi jalang, hah!? Muka saya ini mau ditaro di mana!?" tegas Ardi berdiri dari kasurnya lalu mencengkram bahu Vellyn yang masih tidak bisa berdiri.
Vellyn berusaha menahan sakit di bahunya, ia sudah ketahuan, tidak mungkin untuk mengelak lagi. Tetapi kekesalannya juga memuncak saat mengetahui jika Ardi masih menjadi sugar daddy seperti dulu. Vellyn juga dulu merupakan sugar baby peliharaan Ardi, sebelum mereka melakukan hubungan di luar nikah dan akhirnya membuat Vellyn mengandung Nohea.
Orang tua Vellyn meminta Ardi bertanggung jawab dan memilih untuk menikahkan dia dengan Ardi. Awalnya kehidupan mereka setelah menikah berjalan dengan sangat baik, bahkan seringkali Ardi membelikan barang-barang mewah untuk Vellyn. Tetapi sejak kandungan Vellyn berusia tujuh bulan, kasih sayang serta rasa iba Ardi mulai memudar.
Bruk!
Ardi mendorong tubuh Vellyn dengan sebelah tangannya hingga wanita itu tersungkur ke lantai. Vellyn meringis, Ardi beranjak berdiri lalu berjongkok mendekatkan wajahnya ke arah Vellyn. Ia mencengkram dagu Vellyn dengan kasar dan memaksa Vellyn untuk menghadap padanya.
"Lepasin aku, Mas!" pekik Vellyn melepaskan cengkraman tangan Ardi dari dagunya, ia buru-buru berdiri berlari ke arah pintu ke luar. Mula-mula ia melihat nomor pada kartu yang ia simpan di sebuah nakas di sana, Vellyn memastikan jika kamar yang ia kunjungi tidak salah.
Dan ternyata nomor yang ada pada kartu serta pintu di kamar itu tidak salah, keduanya memiliki kombinasi angka yang sama. Kamar hotel nomor 508 itu sontak menjadi tempat pertempuran besar yang terjadi di antara mereka. Memang bukan yang pertama, tetapi di saat inilah rahasia keduanya terbongkar.
"Berani-beraninya ya kamu bermain di belakang saya," geram Ardi dengan nada bicara yang terdengar sangat kesal. Ia berjalan mendekat ke arah Vellyn, langkahnya berderap dengan sangat nyaring di ruangan itu.
Tubuh Vellyn bergetar, matanya terbelalak tak berkedip melihat pergerakan Ardi yang semakin mendekat. Pupil matanya juga seakan ikut bergetar dengan bola mata yang membulat sempurna. Vellyn ketakutan, ia merangkak mundur berusaha menjauhi Ardi. Tetapi baru saja mundur beberapa langkah, punggungnya sudah menabrak pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilu Membiru
Teen Fiction❝ Ketika dirinya menemukan teman, yang sejatinya tidak pernah menjadi teman. ❞ Perselingkuhan, pengkhianatan, dan pertikaian itu semakin menjadi-jadi. Dimulai dengan Vellyn yang diketahui telah menjadi jalang di sebuah club ternama di Kota Bandung...