CHAPTER 6 : BATU

151 27 205
                                    

ini semua tentang perpisahan yang kenyataannya semakin memberikan dampak buruk bagi keadaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ini semua tentang perpisahan yang kenyataannya semakin memberikan dampak buruk bagi keadaan

~~~

"APA!?"

Nohea berteriak dengan sekuat tenaga, bola matanya bahkan membulat sempurna dan melirik Vellyn serta Ardi bergantian. Mereka sama sekali tidak memberikan tatapan yang ramah, hanya tersirat amarah. Bahu keduanya naik turun dengan sebuah benda yang berperan sebagai senjata di tangan mereka. Separah apapun pertengkaran kedua orang tuanya sekarang, bukan berarti harus bercerai, bukan? Meresahkan.

"ENGGAK! PAPA SAMA MAMA GAK BOLEH CERAI!" raung Nohea mengamuk dengan kakinya yang dihentak. Hatinya benar-benar menolak. Melihat dua orang kesayangannya bertengkar hebat saja sudah membuat matanya bengkak, apalagi mendengar kabar jika mereka berdua akan bercerai kelak.

Matanya kini kembali memerah, menumpahkan cairan bening yang dengan mudahnya lolos dari kelopak mata. Nohea menatap keduanya dengan hambar.

"Mau kamu menolak sekeras apapun, kami akan tetap bercerai! Simpan air mata itu untuk dirimu sendiri, kehadiranmu di rumah ini hanya membawa sial!" bentak Ardi, rahangnya mengeras memperlihatkan urat-uratnya. Sementara Vellyn, wanita itu hanya bisa terdiam mengatup rahangnya. Vellyn enggan berkomentar, toh nanti apa yang dia ucapkan akan disalahartikan oleh Ardi.

Nohea tak bisa membendung air matanya lagi. Kata-kata pedas yang menyebutnya anak pembawa sial itu membuat kakinya seketika lemas, tidak menyangka papa yang selama ini ia bangga-banggakan menyebutnya begitu.

"Pokoknya enggak! Noa gak mau Papa sama Mama cerai!" teriak Nohea sekali lagi menolak dengan kasar, tak ada yang bisa ia lakukan selain ini.

"Papa sama Mama harus tetap bersama! Kita, kan keluarga yang damai, jauh dari kata kehancuran! Noa yakin Papa dan Mama masih saling mencintai! Noa yakin seratus persen kalo pertengkaran ini cuman kesalahpahaman semata, Papa dan Mama gak setega ini dan saling menyakiti satu sama lain. Noa—"

Prang!

"KAU ADALAH ANAK DARI SEORANG PELACUR, NOHEA!" Ardi meraung keras, tangannya membanting sebuah cangkir keramik sampai pecah menghantam lantai. Ia berteriak tepat di hadapan wajah Nohea dengan mata yang membulat sempurna serta rahang yang mengeras. Tangannya menunjuk ke arah Vellyn yang berdiri tidak jauh di belakangnya.

"BERANI-BERANINYA KAMU MENYEBUT AKU PELACUR DI DEPAN ANAKMU, MAS!" sahut Vellyn ikut meraung dan melempar sebuah buku tebal ke lantai dengan kencang. Kakinya melangkah rapat ke arah Ardi bersiap memberikan perlawanan lagi pada pria itu.

"Kenapa!? Memang pada kenyataannya begitu, 'kan?" timpal Ardi terkekeh kecil menertawakan Vellyn. Nohea dan Hansel menatap keduanya gentar tetapi setia berdiri di tempatnya, dengan mata Nohea yang sudah sembab. Pertikaian ini sepertinya akan dimulai kembali.

Pilu MembiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang