Tentang menyembunyikan lara, ia kira semuanya akan kembali semula. Tetapi malah terasa seperti menggosok garam di atas luka.
~~~Sudah lima belas menit sejak kepulangan Nohea juga Jenggala ke rumahnya masing-masing. Lidya juga sudah menyuruh asisten rumah tangganya untuk membereskan semua sisa-sisa makanan juga piring yang ada di meja makan. Sedari tadi Lidya hanya duduk bersantai di teras sambil menikmati kesiur angin sejuk yang menerpa.
Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore dan baskara sudah mengucapkan salam perpisahan pada cakrawala, tinggal menghitung waktu hingga saatnya langit itu menjadi gelap. Lidya pun akhirnya beranjak dari kursi santai tersebut, ia berniat bersiap-siap di kamarnya untuk bekerja di penginapan milik Hamer sekaligus juga Club Rainfly guna mencari jalang yang bisa ditawarkan pada pria hidung belang.
Lidya melenggang dengan santai tanpa beban. Hingga saat ia memutar knop pintu dan membuka pintu di ruangan tersebut, betapa terkejutnya Lidya saat melihat seisi kamarnya sudah berantakan seperti kapal pecah. Barang-barang miliknya berjatuhan, selimut dan bantal di tempat tidurnya berantakan padahal baru saja dibereskan oleh asisten di sana, baju-baju di dalam lemarinya juga berantakan dan berjatuhan keluar dengan posisi pintu lemari yang terbuka.
"Mbak Ratri!!" teriak Lidya memanggil salah satu asisten rumah tangganya.
Mbak Ratri pun segera menghampiri Lidya dengan terburu-buru, napasnya bahkan terengah-engah saat sampai di tempat sang majikan berada. "Ini kenapa ini kamar saya malah jadi berantakan kayak gini!?" terka Lidya sambil menunjuk ke arah kamarnya. Mbak Ratri yang melihat itu pun langsung membelalakan matanya terkejut, padahal baru lima menit lalu ia membereskan kamar tersebut.
"Sa-saya gak tau, Nyonya, padahal tadi baru saya be—"
"Saya gak mau tau, pokoknya beresin kamar saya sekarang juga! Usahakan semuanya kembali seperti semula!" sentak Lidya, memotong ucapan Mbak Ratri. Wanita paruh baya yang ada di sebelahnya pun hanya bisa menunduk kemudian mengangguk dengan pasrah, Mbak Ratri melangkah masuk ke dalam kamar Lidya dan mulai membereskan semua barang-barang di sana.
Pikiran Lidya pun kini semakin dipenuhi hal-hal aneh dan pertanyaan tentang siapa yang berani-beraninya membuat kamarnya hancur berantakan. Padahal sejak tadi ia tidak mendengar keributan dari dalam rumah maupun suara barang pecah, tapi nyatanya bukan hanya satu barang milik Lidya yang hancur.
Di balik semua itu, ada seorang gadis yang kini menerbitkan seringaian di bibirnya. Wajahnya yang pucat dan bajunya yang lusuh sontak membuat rupa gadis itu semakin menakutkan. Ia menoleh ke arah wanita tua di sampingnya, lantas berkata, "Terimakasih bantuannya, Bu Sarah."
~~~
Nohea baru saja tiba di rumahnya setelah dijamu oleh mama Hansel di kediaman sahabatnya itu. Senyuman Nohea sedikit tersungging saat melihat rumahnya yang masih tertata rapi, tidak ada lagi suara pecahan barang dan pukulan seseorang. Tubuhnya juga tak lagi menjadi korban cambukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilu Membiru
Teen Fiction❝ Ketika dirinya menemukan teman, yang sejatinya tidak pernah menjadi teman. ❞ Perselingkuhan, pengkhianatan, dan pertikaian itu semakin menjadi-jadi. Dimulai dengan Vellyn yang diketahui telah menjadi jalang di sebuah club ternama di Kota Bandung...