CHAPTER 4 : RAGU

237 37 120
                                    

"MAMA!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"MAMA!!"

Prang!

Tepat saat Nohea berlari mendekat melindungi tubuh Vellyn dengan tubuhnya, vas bunga itu mendarat dan pecah tepat di punggung Nohea. Lemparan Ardi yang sangat keras membuat vas bunga tersebut langsung hancur berkeping-keping, menghantam tubuh sang anak. Nohea berdiri dengan lemas dan lunglai, ia membalikan badannya ke arah Ardi. menahan rasa sakit di punggungnya. Tepat saat itu juga, tubuh Nohea jatuh pingsan di tempat.

~~~

Di atas kasur dengan ukuran besar, terbaring tubuh seorang gadis yang terkulai lemah, punggungnya memar karena hantaman benda tadi, kepalanya masih merasa pusing karena rasa sakit di punggungnya seakan-akan merambat sampai ke kepalanya. Dua orang di sampingnya masih setia menunggu gadis itu siuman. Hansel dan Jenggala saling tatap, Hansel meminta Jenggala untuk menempelkan aroma terapi minyak kayu putih pada hidung Nohea, mungkin itu akan membuatnya cepat bangun.

Tanpa pikir panjang, Jenggala bergerak dengan gesit mencari minyak kayu putih di meja rias Nohea. Ia akhirnya menemukannya, segera ia buka penutupnya kemudian ditempelkannya di bawah lubang hidung Nohea.

Sekejap gadis itu mulai merasakan aroma terapi tersebut, Nohea mengerjap-ngerjapkan matanya dan menengok ke kanan dan ke kiri. Yang ia lihat hanyalah Hansel dan Jenggala.

"Mama ...." Nohea hendak bangun dari tempat tidurnya, tetapi tertahan oleh Hansel.

"Lo gak boleh ke mana-mana dulu, Noa, kondisi badan lo masih sangat buruk," peringat Hansel yang tidak sengaja menyentuh punggung Nohea dan sontak membuat gadis itu meringis kesakitan. "Tuh kan, gue bilang juga apa."

Nohea kembali membaringkan tubuhnya di kasur, matanya tergerak menyapu ke segala arah, pintu kamarnya yang tertutup membuatnya tidak bisa melihat kejadian di luar. "Ma-mama ... mama baik-baik aja, 'kan? Pa-papa gak nyakitin mama, 'kan?" tanya Nohea pada kedua sahabatnya. Bahkan saat baru bangun dari pingsan pun ia masih mengkhawatirkan kondisi Vellyn.

"Mama lo baik-baik aja ... cu-cuman ya gitu ...." Ucapan Jenggala terdengar terbata-bata serta terhenti saat Hansel memberi kode padanya untuk tidak melanjutkan perkataannya.

"Ya gitu, gimana? Yang jelas dong!" gerutu Nohea, tidak suka dibuat menunggu seperti ini. Hansel lagi-lagi melotot pada Jenggala, menyalahkan gadis itu mengapa harus keceplosan berbicara seperti itu.

"Mama lo gapapa kok, No. Tenang aja, dia cuman pingsan sebentar terus bangun lagi," ujar Hansel, terdengar memberikan informasi yang kurang spesifik. Mengapa Vellyn bisa pingsan? Apa sebabnya? Lalu, bagaimana dengan Ardi?

Sementara itu Nohea hanya bisa mengangguk paham. Kepalanya tertoleh ke arah Jenggala, keningnya mengernyit dan matanya memicing. "Lo kenapa tadi tiba-tiba ngilang? Terus gak ada angin gak ada ujan tiba-tiba dateng lagi waktu gue bangun," tanya Nohea, merasakan keanehan pada Jenggala.

Pilu MembiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang