Lagunya memang ceria, tapi semoga kalian bisa paham sama makna di dalamnya
~~~Kamu tau? Ada yang lebih indah dari lembayung senja. Ya, melihat keluargaku bisa berkumpul bahagia.
~~~Sudah lima hari sejak hari di mana Vellyn dan Ardi melepaskan status suami-istrinya di pengadilan agama, sudah lima hari sejak Ardi pergi dari rumah mewah nan megah ini, juga sudah lima hari Nohea tidak mau pergi ke sekolah. Selama lima hari itu tidak banyak yang terjadi maupun berubah, kehidupannya masih sama-sama saja, Vellyn masih bekerja pada Lidya tanpa masuk ke club itu terlebih dahulu. Nohea pun masih belum banyak yang berubah dari hari-hari yang lalu. Menangis, menangis, dan menangis.
Memeluk kedua kaki, dalam hatinya terus memaki-maki mengapa semua ini harus terjadi. Lima hari sudah ia habiskan untuk mengurung diri di dalam kamar, ditemani gundah dan lara, selalu berpikir jika dirinya lahir ke dunia hanya untuk menderita.
Hari yang berbeda dengan rasa dan karsa yang sama. Nohea baru saja keluar dari kamar mandi dan tentu saja baru selesai mandi. Ia berjalan ke arah cermin, lantas menatap dirinya yang sudah dibaluti oleh seragam SMA. Nohea memoleskan sedikit bedak pada wajahnya supaya tak terlihat terlalu kacau. Matanya bengkak, tapi ia tak peduli akan hal itu. Bedak yang dioleskan tipis-tipis itu nyatanya mampu menyamarkan garis hitam yang ada di bawah mata Nohea.
Gadis itu keluar dari kamarnya dengan penampilan yang tak terlalu buruk. Mata Nohea dapat menangkap sosok wanita paruh baya di meja makan yang sedang mengoleskan selai pada sepotong roti. Nyatanya Vellyn tidak terlihat kacau seperti Nohea setelah bercerai dengan Ardi, ia malah lebih bahagia dan menjalani hidup dengan baik.
"Sudah lima hari tidak keluar kamar, maupun berangkat ke sekolah. Mau jadi apa? Mau jadi jalang sepertiku ya? Apa kamu sudah punya sugar daddy sehingga membuatmu tidak mau berangkat ke sekolah?" Bahkan baru saja Nohea maju dua puluh senti di luar wilayah kamarnya, Vellyn sudah menyeletuk seperti demikian.
Meski begitu, Nohea tetap melanjutkan langkah kakinya dan mendekat ke arah meja makan. Bokongnya dijatuhkan tepat di atas kursi di depan meja makan tersebut, di depannya sudah ada seporsi makanan yang sepertinya disiapkan untuknya.
"Makan ini, baru aja diangkat dari penggorengan." Vellyn melirik ke arah sepiring nasi goreng panas yang berada di tengah-tengah meja makan.
Nohea menatap ke arah nasi goreng itu, ia menatapnya dengan nanar dan wajah yang datar. Matanya yang bengkak sontak membuat tampang gadis itu menjadi seperti bukan Nohea. "Nohea gak napsu makan," jawab Nohea singkat, masih dengan wajah datarnya. Vellyn menoleh ke arahnya dengan kedua mata yang membulat, tapi ia masih berusaha untuk sabar.
Nohea kembali beranjak berdiri dan hendak menyalami tangan Vellyn sebagai tanda pamit untuk menuju ke sekolah. Tapi saat Nohea mengulurkan tangannya guna menerima sambutan dari tangan Vellyn, wanita itu malah menyodorkan selembar uang dua puluh ribu padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilu Membiru
Teen Fiction❝ Ketika dirinya menemukan teman, yang sejatinya tidak pernah menjadi teman. ❞ Perselingkuhan, pengkhianatan, dan pertikaian itu semakin menjadi-jadi. Dimulai dengan Vellyn yang diketahui telah menjadi jalang di sebuah club ternama di Kota Bandung...