"Ma, ini apa?"
Vellyn menoleh ke sumber suara, ia melihat Nohea yang berdiri di ambang pintu sambil memegang segunduk rambut yang ia temukan di sepanjang jalan menuju ke kamar Vellyn. Wanita dengan posisi duduk di atas kasur itu membelalakan matanya saat melihat sesuatu yang ada di tangan Nohea. Kaki Nohea tergerak melangkah maju beberapa langkah mendekati Vellyn, guna mencari jawaban dari semua pertanyaan yang ada di kepalanya.
"Ini rambut Mama?"
"Berikan!" Vellyn merebut segulung rambut tersebut dari tangan Nohea. Ia berjalan meninggalkan Nohea dan keluar dari kamarnya, Vellyn berlalu begitu saja tanpa menjawab pertanyaan Nohea. Hal itu sontak membuat kerutan di kening Nohea semakin terlihat.
Namun pergerakan gadis itu tertahan saat dirinya ingin mengejar mamanya dan menanyakan hal yang sama. Pasalnya Nohea memikirkan bagaimana jika pertanyaan simpelnya itu berpotensi menimbulkan pertikaian lagi seperti pada malam di mana Nohea menguntit Vellyn sampai ke Club Rainfly. Gadis itu pun akhirnya memilih untuk berjalan ke arah kamarnya, Nohea tidak suka mencari masalah di saat dirinya sendiri pun kini sudah lelah dengan semua kegiatan di sekolah.
Ia menjatuhkan tubuhnya di atas kasur berukuran besar dan muat untuk tiga orang itu. Tajir memanglah tajir, tapi bahagia menurutnya tidak selalu tentang tajir. Ya, hanya berlaku untuk seseorang yang sudah bosan dengan semua kekayaan yang dimilikinya, dan menginginkan kebahagiaan rohani yang sesungguhnya. Orang bilang, sesuatu yang berlebihan memang tidak baik, tapi kalau itu uang bisa dibicarakan baik-baik. Kutipan itu tidak berlaku untuk Nohea.
Bukan, bukan karena dirinya sudah bosan dengan kekayaan yang dimiliki keluarganya. Kejenuhan dan keresahan itu datang ketika dirinya baru menyadari, semua kemewahan yang dimilikinya diperoleh dari dosa yang dilakukan kedua orang tuanya. Uang haram. Bukan mencuri, bukan dari aplikasi, tapi hasil dari menjual diri. Memalukan, sungguh.
Nohea memejamkan matanya, memijat pelipisnya, dan berusaha menetralkan pikirannya. Namun tiba-tiba satu notifikasi muncul dari ponselnya yang biasanya selalu sepi. Ia merogoh saku roknya guna mengambil ponsel tersebut. Nohea kemudian membuka ponselnya, tapi lagi-lagi kerutan itu kembali muncul di keningnya.
Jadi gak?
Itu adalah pesan singkat dari Hansel, yang maksudnya tidak bisa Nohea mengerti. Apa maksud laki-laki itu yang tiba-tiba bertanya seperti demikian.
Jadi naon?
Kan katanya besok mau jalan, jadi gak?
Heh
Gue kira cuma bercanda anjirHansel tidak pernah bercanda kalau menyangkut perasaan
Apasi, geuleuh cuih
Udahlah lo jangan sok sibuk gitu, gue juga tau kerjaan lo di rumah cuma tidur sama baca AU di twitter
si Jenggala ini mah
Ah si eta mah cepu, gasuka gasuka
Tapi sekarang udah beda loh, Han. Ada kebiasaan terbaru yang gue lakukan
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilu Membiru
Teen Fiction❝ Ketika dirinya menemukan teman, yang sejatinya tidak pernah menjadi teman. ❞ Perselingkuhan, pengkhianatan, dan pertikaian itu semakin menjadi-jadi. Dimulai dengan Vellyn yang diketahui telah menjadi jalang di sebuah club ternama di Kota Bandung...