CHAPTER 8 : BAHU

101 22 160
                                    

“Rahasia yang telah lama didekap kini telah terungkap dan membuat semua kebaikan tak dianggap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Rahasia yang telah lama didekap kini telah terungkap dan membuat semua kebaikan tak dianggap. Acap-acap berucap, berharap, namun di depan sana hanya ada ruangan gelap yang senyap.”
~~~

"Indung maneh teh awewe bejad! Euweuh nu ngarana perusahaan mere shift peuting jeung lembur unggal poe! Komo deui indung maneh mah awewe. Indung maneh teh nyieun vidio haram, terus di-upload ku manehna ka situs haram oge!" geram Asep dengan suara bariton-nya yang menggelegar.
(Nyokap lo itu perempuan bejad! Gak ada yang namanya perusahaan ngasih shift malem sama lembur tiap hari! Apalagi nyokap lo itu cewek. Nyokap lo itu bikin vidio haram, terus di-upload ke situs haram juga!)

Teriakan dari Asep tersebut sontak membuat siswa dan siswi dari kelas lain beranjak keluar, menyaksikan Nohea yang sedang dikepung lima jamet sekolah. Bel masuk pun diabaikan oleh mereka semua, demi menyaksikan perdebatan antara Felmi dan empat orang temannya dengan Nohea.

Nohea kini terlihat kalang kabut kebingungan sendiri, seakan-akan sedang dikepung oleh puluhan orang yang akan membunuhnya secara perlahan. Nohea celingak-celinguk, mencari celah agar bisa kabur dari tempat itu, tetapi percuma saja karena Nohea tak menemukannya. Salah seorang siswi yang agaknya memiliki perangai layaknya Deandra mulai bersuara, "Udah, ngaku aja lo! Gak mungkin, 'kan lo gak tau pekerjaan yang emak lo tekuni dari dulu," timpal Mekha yang notabene-nya merupakan siswi yang berada satu kelas bersama Nohea.

Hansel, laki-laki itu entah berada di mana. Apalagi Jenggala, jangan tanyakan di ada di mana sekarang. Bahkan saat pertengkaran kedua orang tua Nohea kemarin pun Jenggala malah menghilang tiba-tiba, lalu kembali dengan alasan yang sama sekali tak masuk akal.

"Kalo diem aja, berarti heeuh bener nyokap lo itu lon—"

"MAMA GUE BUKAN JALANG! MAMA GUE GAK BUAT VIDEO HARAM! MAMA GUE WANITA BAIK-BAIK! MAMA GUE KERJA DI PERUSAHAAN ABAH!" potong Nohea berteriak keras sambil mengacak rambutnya sendiri frustasi. Nohea menatap mereka semua dengan tajam serta tatapan mata yang masih tidak terkontrol.

Mereka semua terdiam, tetapi beberapa remaja itu ada yang berdecak kesal, tak percaya dengan pernyataan Nohea. Termasuk Felmi, Asep, dan Samhan, sudah geram dengan tingkah gadis di depannya ini yang sangat keras kepala. Mau sekeras apapun Felmi membuktikan jika yang berada di video itu memanglah Vellyn, Nohea tak akan menggubrisnya. Bukankah seorang anak tak akan diam saja jika orang tuanya dituduh yang tidak-tidak? Hal itu terjadi pada Nohea.

"Ya mungkin aja selama ini lo dibohongin, No, orang jelas banget yang ada di situ tuh tante Vellyn!" Hali mulai bersuara. Bukan bermaksud mengejeknya, tapi ia bersikeras meyakinkan Nohea dan meminta Nohea supaya ikhlas dengan fakta yang ada.

"Enggak! Gak mungkin!" Tubuh Nohea bergetar hebat, tangannya masih meremas rambutnya dengan frustasi. Mulutnya bergerak seakan sedang berkomat-kamit membacakan mantra. Jika memang benar mamanya adalah seorang pelacur, mengapa hal ini harus diketahui teman-temannya juga? Bahkan sebelum Nohea mengetahui kebenarannya dari mulut Vellyn sendiri.

Pilu MembiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang