Nohea menekan sakelar, memadamkan lampu kamarnya. Ia menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur, lantas menarik selimutnya sampai menutupi seluruh badannya dan memejamkan matanya. Tidak lupa dengan guling yang ada di dekapannya. Apakah kita harus mengucapkan selamat tidur dan mimpi indah pada Nohea? Tidak, karena Nohea tidak akan benar-benar tertidur.
Dirinya sudah menyusun rencana tentang misinya untuk mengetahui dan mencari bukti kuat jika Vellyn memanglah jalang yang melayani pria hidung belang di club malam. Mamanya akan selalu mengecek kamar Nohea pada pukul sebelas malam, apakah gadis itu sudah tertidur apa belum. Maka inilah langkah pertama yang Nohea lakukan, pura-pura tertidur sampai bisa meyakinkan mamanya jika dirinya memang sudah terlelap dan berada di alam mimpi.
Ini sudah pukul setengah sebelas malam, makan sebentar lagi Vellyn akan membuka pintu kamar Nohea. Dan seperti yang ia duga, knop pintu bergerak dan pintu terbuka memperlihatkan seorang wanita tua umur tiga puluhan yang mengenakan busana kurang bahan. Tetapi kali ini sepertinya bukan daster yang ia gunting-gunting dan dibuat menjadi lebih ketat, masih ada label di baju itu yang sepertinya lupa Vellyn cabut. Ya, baju itu baru saja ia beli di salah satu outlet khusus pakaian kemarin.
Vellyn melangkah mendekat, lantas mengintip dengan ekor matanya. Aman. Vellyn yakin Nohea sudah terlelap dan berada di alam bawah sadarnya. Ia segera pergi keluar, kemudian berjalan beberapa meter keluar dari area komplek, lantas memberhentikan taksi yang lewat.
Nohea pun membuka matanya, ia beranjak dari tempat tidurnya kemudian segera mengenakan jaketnya karena dirinya sekarang akan memulai aksinya. Membuntuti Vellyn. Nohea tidak punya banyak waktu, ia segera menaiki motor matiknya dan memakai helm-nya, kemudian menancap gas meninggalkan pekarangan rumah. Ia harus cepat, atau tidak Vellyn akan mendahuluinya dan ia akan kehilangan jejak mamanya. Namun beruntung sekali saat Nohea sampai di gerbang komplek, taksi itu baru saja tiba kemudian membawa Vellyn ke arah barat.
"Duh, cepet dong!" gerutu Nohea.
Nohea menunggu beberapa saat sampai waktunya tepat untuk keluar dari persembunyian, ia pun akhirnya keluar dari area komplek lantas mengikuti taksi tersebut secara diam-diam.
Nohea mulai menjalankan aksinya.
~~~
Seperti yang ia duga, taksi itu berhenti di depan sebuah club besar. Nohea tahu club apa itu, karena namanya sering ia dengar dari percakapan teman-temannya di sekolah. Club Rainfly, ada tulisannya yang terpampang besar di situ. Nohea berada beberapa meter tidak jauh di seberang Club Rainfly, dirinya menatap tempat itu dengan miris sambil meringis karena tidak tahan melihat orang-orang yang ada di depan bangunan itu.
Ada beberapa pria yang harus menuntun temannya yang berjalan gontai sambil memegang botol alkohol dengan bau yang menyengat, serta beberapa wanita yang sedang digoda oleh pria hidung belang. Nohea bergidik ngeri melihatnya, ia kemudian kembali pada tujuan sebenarnya yaitu membuntuti mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilu Membiru
Teen Fiction❝ Ketika dirinya menemukan teman, yang sejatinya tidak pernah menjadi teman. ❞ Perselingkuhan, pengkhianatan, dan pertikaian itu semakin menjadi-jadi. Dimulai dengan Vellyn yang diketahui telah menjadi jalang di sebuah club ternama di Kota Bandung...