Yang terdengar tak seperti yang terlihat.
Yang terlihat, boleh jadi hanya kebohongan belaka.👑
"Ayolah, gue janji ini gak akan lama"
"Gak bisa. Gue lagi kerja" Ratu berjalan melewati cowok itu. Mengambil beberapa gelas kotor diatas meja. Tak lupa, Ia juga membersihkan meja itu.
Lagi-lagi Tangguh menghadangnya. "Apa yang harus gue lakuin, supaya lo mau ikut sama gue?"
"Gak ada"
"Plis, gue mohon. Gue udah minta izin sama bos lo, jadi lo gak usah khawatir" Ratu mendesah kasar. Menyapu penampilan cowok dihadapannya.
Memakai pakaian ber-jas. Membuat cowok itu terlihat sedikit lebih dewasa. Dan, tampan. Sedikit. Hanya sedikit. Namun, sifat menyebalkannya tetap saja membuat Ratu geram dan hilang kagum.
"Ini cuma pesta ulangtahun abang lo. Seharusnya lo bisa nikmatin pesta itu dengan keluarga lo"
Untuk sesaat, Tangguh mengembangkan senyumnya.
"Pesta kaya gitu akan sangat membosankan, gue gak mau disana jadi kaya orang idiot yang kesepian" Ia menjeda. "Semua orang disana akan saling berpasangan. Terus, gue? Sendirian gitu?"
"Yang namanya pesta itu pasti ramai. Jadi lo gak akan kesepian" gadis itu berdecak. Kembali ke dapur, membersihkan beberapa gelas dan piring disana.
Di ambang pintu, mata Tangguh tak luput dari pergerakan Ratu.
"Kalian masih belum berangkat juga?" Tanya Lili — Sang pemilik cafe. Dengan sebelah tangannya berada dipinggangnya. Ia berdiri bersampingan dengan Tangguh.
"Saya sudah menelfon Afifah untuk menggantikan kamu malam ini"
"Tapi Bu, saya —"
"Sudahlah, lebih baik kamu pergi dengan pacarmu ini. Saya sudah muak sama drama kalian" sergah Bu Lili dengan wajah juteknya.
Tangguh terkekeh mendengar omelan itu. Ia lalu menghampiri Ratu.
"C'mon princess"
👑👑
Di pekarangan rumah, sudah terparkir beberapa mobil. Dan sejauh kakinya melangkah, Ratu tidak melihat adanya dekorasi sedikitpun. Ah, harusnya Ia tak perlu merasa bingung. Angkasa tidak menyukai hal-hal seperti itu.
Saat berjalan, mendadak tangannya berkeringat dingin.
"Ada apa? Apa ada yang salah?" Tangguh menghentikan langkahnya, tepat setelah Ratu terdiam.
"Gak ada" gadis itu menggigit bagian dalam bibirnya. "Seharusnya gue gak datang kesini. Maksud gue, gue ngerasa gak pantas ada disini. Ini pasti acara keluarga kalian. Dan juga, liat gaun ini" Ia bergeser sedikit dari Tangguh.
"Gaun ini bahkan terlalu mewah buat gue. Ini bikin gue ngerasa gak —"
Jari telunjuk Tangguh berada dibibir gadis itu. "You talk too much"
Tangannya lalu beralih pada rambut Ratu. Menyelipkan beberapa helaian rambut gadis itu, kebelakang telinga. Ia tersenyum tipis.
"Gue suka cewek bawel, karena itu bisa bikin gue tertarik. Tapi, untuk saat ini, gue lebih suka cewek pendiam dan penurut" Ia menggenggam tangan gadis itu. "You're so beautiful. Apapun yang lo pakai, semuanya akan keliatan cantik dan bagus"
KAMU SEDANG MEMBACA
RASA [End]
JugendliteraturStory ke-2 [End]📣 ATTENTION‼️⚠️ Mohon maaf sebelumnya untuk para readers. Author baru nyadar kalo ada beberapa part, yang sepertinya acak-acakan. Fyi, author baru nyadar setelah beberapa bulan hiatus😭🙏 Kalo tidak salah di part 6,8,5,9,7 Seharusny...